Tuesday, June 10, 2014

Youth Catechism of the Catholic Church (Katekismus Kaum Muda Gereja Katolik).


Bagian Pertama
Mengapa kita dapat percaya

1. Untuk apa kita berada di dunia ?
Kita berada di dunia untuk mengenal dan mencintai Allah, untuk melakukan yang baik seturut Kehendak-Nya dan untuk kembali ke Surga suatu saat kelak.
Menjadi manusia berarti: datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Kita datang dari yang lebih jauh daripada dari orang tua kita. Kita datang dari Allah, di mana semua kebahagiaan surga dan dunia berada, dan kita ditunggu di dalam Kebahagiaan-Nya yang kekal dan tidak terbatas. Selama selang waktu itu, hiduplah kita di dunia ini. Kadangkala kita merasa berada di dekat Pencipta kita, namun seringkali kita tidak merasakan apa pun. Supaya kita menemukan jalan ke rumah, Allah telah mengirimkan Putra-Nya, yang telah membebaskan kita dari dosa, menebus kita dari semua yang jahat dan menuntun kita secara sempurna ke dalam hidup sejati. Dia adalah „jalan dan kebenaran dan hidup“ (Yoh 14:6).

2. Mengapa Allah menciptakan kita?
Allah menciptakan kita dari cinta yang bebas dan tulus.

Ketika seorang mencintai, hatinya meluap. Dia ingin berbagi sukacitanya dengan yang lain. Hal ini dia peroleh dari Penciptanya. Meskipun Allah adalah sebuah misteri, bolehlah kita secara manusiawi memikirkan-Nya dan berkata: Dari „kelebihan“ Cinta-Nya, Dia telah menciptakan kita. Dia ingin berbagi Sukacita-Nya yang tak terbatas dengan kita, mahkluk ciptaan dari Cinta-Nya.

[Kutipan pinggir:]

Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. 1 Tim 2:4

Manusia dan hal-hal kemanusiaan haruslah orang kenal untuk mencintainya. Allah dan hal-hal keilahian haruslah orang cintai untuk mengenalnya. Blaise Pascal (1623-1662, matematikawan dan filsuf Perancis)

Allah adalah kasih. 1 Yoh 4:16b

Ukuran kasih adalah kasih tanpa ukuran. St. Fransiskus Sales (1567-1622, uskup terkenal, pembimbing rohani yang cerdas, pendiri ordo, dan pengajar Gereja).

Kasih adalah sukacita dalam kebaikan; kebaikan adalah satu-satunya alasan dari kasih. Mengasihi berarti: seseorang ingin melakukan kebaikan. St. Thomas Aquinas (1225-1274, pelopor hidup rohani Abad Pertengahan, pengajar Gereja dan salah satu teolog terbesar Gereja)

BAB PERTAMA
Kita manusia terbuka untuk Allah

3. Mengapa kita mencari Allah ?
Allah telah menempatkan di dalam hati kita suatu keinginan untuk mencari dan menemukan Dia. St. Agustinus berkata: „Engkau telah menciptakan kami dari Diri-Mu sendiri, dan gelisah hati kami sampai kami beristirahat dalam Diri-Mu." Keinginan akan Allah ini kita sebut AGAMA.

Hal alamiah untuk seorang manusia adalah dia mencari Allah. Sepanjang pencariannya akan kebenaran dan kebahagiaan pada akhirnya merupakan pencarian akan sesuatu, yang benar-benar mendukungnya, yang benar -benar memuaskannya, yang benar-benar melayaninya. Seseorang baru menyatu dengan dirinya, jika dia telah menemukan Allah. "Siapa yang mencari kebenaran, dia mencari Allah, terlepas apakah hal itu jelas baginya atau tidak" (St. Edith Stein).

4. Dapatkah kita mengenali keberadaan Allah dengan akal kita?
Ya. Akal manusiawi dapat mengenali Allah dengan pasti. 

Dunia tidak dapat memiliki asal dan tujuannya di dalam dirinya sendiri. Dalam semua hal, apa yang ada, lebih daripada apa yang orang lihat. Ketertiban, keindahan, dan perkembangan dunia menunjuk kepada Allah selain dirinya sendiri. Setiap orang terbuka untuk yang benar, yang baik dan yang indah. Dia mendengar di dalam dirinya suara hati, yang mendorongnya untuk berbuat baik dan yang memperingatkannya terhadap yang jahat. Siapa yang mengikuti cara ini dengan akal, dia akan menemukan Allah.

[Kutipan Pinggir]

AGAMA
Melalui agama, kita dapat memahami secara umum hubungan dengan Yang Ilahi. Seorang manusia beragama mengakui sesuatu yang Ilahi sebagai kekuatan yang telah menciptakan dirinya dan dunia, yang kepada-Nya dia bergantung dan mengarah. Dia ingin menyenangkan Yang Ilahi melalui gaya hidup dan penyembahan-Nya.

Sumber sukacita Kristen adalah kepastian dicintai oleh Allah, dicintai secara pribadi oleh Pencipta kita..., dengan cinta yang penuh gairah dan setia yang lebih besar daripada perselingkuhan dan dosa-dosa kita, dan dengan cinta yang mengampuni. Benediktus XVI, 01.06.2006

Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada. Kis 17:27-28a

5. Mengapa manusia mengingkari Allah, jika mereka bisa mengenali Dia dengan akal mereka?
Untuk mengenali Allah yang tidak kelihatan merupakan sebuah tantangan yang besar bagi jiwa manusia. Banyak yang mundur ketakutan. Beberapa juga tidak ingin mengenal Allah karena mereka harus mengubah hidup mereka. Siapa bilang, pertanyaan akan Allah tidak berarti apa-apa, karena tidak terselesaikan, lalu menggampangkannya.

6. Dapatkah orang mengkonseptualisasikan Allah secara umum ? Dapatkah orang berbicara tentang diri-Nya dengan benar?
Meskipun kita manusia terbatas sementara kebesaran Allah tidak terbatas yang tidak akan pernah masuk ke dalam konseptual manusia yang terbatas, kita masih dapat berbicara tentang Allah dengan benar.

Untuk mengatakan sesuatu tentang Allah, kita menggunakan gambar-gambar yang tidak sempurna dan ide-ide yang terbatas. Setiap pernyataan mengenai Allah berada dalam kondisi bahwa bahasa kita tidak mencapai kebesaran Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu menjernihkan dan memperbaiki bahasa kita tentang Allah.


BAB KEDUA
Allah mendatangi kita manusia

7. Mengapa Allah harus menunjukkan Diri-Nya supaya kita mengetahui bagaimana Dia itu ? 
Manusia dapat mengenali dengan akal bahwa Allah ada, tetapi tidak mengenai bagaimana Allah itu sesungguhnya. Namun karena Allah ingin dikenali, Dia telah mewahyukan Diri-Nya.

Allah tidak harus mewahyukan Diri-Nya kepada kita. Dia melakukannya karena cinta. Seperti dalam cinta manusia, orang dapat mengetahui sesuatu dari seseorang yang dicintai, jika dia membuka hatinya, demikian pula kita hanya mengetahui sesuatu dari pikiran-pikiran terdalam Allah, karena Allah yang kekal dan misterius telah membuka Diri-Nya kepada kita karena cinta. Mulai dari penciptaan nenek moyang dan para nabi hingga wahyu terakhir di dalam Anak-Nya, Yesus Kristus, Allah telah berbicara berulang kali kepada manusia. Dalam Yesus, Allah telah mencurahkan Hati-Nya dan telah membuka Hakekat-Nya yang terdalam secara nyata selalu bagi kita.

[Kutipan Pinggir]

Kekuatan manusia yang paling terhormat adalah akal. Tujuan tertinggi dari akal adalah pengetahuan akan Allah. St. Albertus Agung (sekitar 1200-1280, imam Dominikan, pakar dalam berbagai bidang, pengajar Gereja dan salah satu teolog terbesar Gereja)

Itu sebabnya manusia senang berbicara tentang masalah-masalah palsu atau meragukan, yang ditolak untuk dipercayai. Pius XII, Humani Generis

Apa yang tidak dapat dipahami, tidak berarti kurang nyata. Blaise Pascal

Antara Pencipta dan ciptaan, orang tidak dapat menemukan begitu besarnya kemiripan, seandainya orang tidak menemukan di antara mereka ketidakmiripan yang lebih besar. Konsili Lateran IV, 1215

8. Bagaimana Allah mewahyukan Diri-Nya dalam Perjanjian Lama ? 
Allah menunjukkan Diri-Nya di dalam PERJANJIAN LAMA sebagai Allah yang menciptakan dunia karena cinta dan yang masih juga percaya pada manusia, ketika mereka jatuh ke dalam dosa.

Allah membuat Diri-Nya nyata di dalam sejarah: Dia membuat perjanjian dengan Nuh untuk menyelamatkan semua makhluk hidup. Dia memanggil Abraham untuk menjadikannya "bapa sejumlah besar bangsa" (Kej 17:5b) dan untuk memberkati "semua kaum di muka bumi" (Kej 12:3b) olehnya. Dari Abraham, muncullah Bangsa Israel yang akan menjadi milik-Nya khusus. Dia memperkenalkan Diri-Nya kepada Musa secara khusus. Nama-Nya yang penuh misteri יהוה, yang umumnya dilafalkan sebagai YAHWE, yang berarti "Aku-adalah-Aku" (Kel 3:14). Dia membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir, membuat perjanjian di Sinai dan memberinya hukum melalui Musa. Berulangkali Allah mengirimkan para nabi kepada Bangsa-Nya untuk memanggil mereka kepada pertobatan dan pembaharuan perjanjian. Para nabi memberitakan bahwa Allah akan membuat perjanjian baru dan kekal yang akan membawa pembaharuan radikal dan penebusan akhir. Perjanjian ini terbuka untuk semua orang.

9. Apa yang Allah tunjukkan dari Diri-Nya ketika Dia mengutus Putera-Nya kepada kita ?
Allah menunjukkan kepada kita dalam Yesus Kristus keseluruhan dalamnya Kerahiman Cinta-Nya.

Melalui Yesus Kristus, Allah yang tidak terlihat menjadi terlihat. Dia menjadi manusia seperti kita. Hal ini menunjukkan kepada kita seberapa jauh Cinta Allah: Dia menanggung seluruh beban kita. Dia berjalan bersama kita. Dia ada dalam kesepian kita, penderitaan kita, ketakutan kita akan kematian. Dia berada di sana, di mana kita tidak bisa lagi membuka pintu menuju kehidupan.

[Kutipan Pinggir]

Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya; berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi. Konsili Vatikan II, Dei Verbum (DV)

WAHYU
Wahyu berarti: Allah membuka Diri-Nya, menunjukkan Diri-Nya dan berbicara kepada dunia dengan Kehendak Bebas-Nya.

Kebahagiaan yang kalian cari, kebahagiaan yang atasnya kalian berhak, memiliki sebuah nama, sebuah rupa: Yesus dari Nazaret. Benediktus XVI, 18.08.2005

INKARNASI
(dari Bahasa Latin caro, carnis = daging, menjadi daging): Allah yang menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Inkarnasi adalah dasar iman Kristen dan harapan akan penebusan manusia. 

10. Apakah melalui Yesus Kristus, semua telah diberitakan, ataukah setelah Dia, wahyu masih berlanjut ?
Dalam Yesus Kristus, Allah sendiri datang ke dunia. Dia adalah pernyataan Allah yang terakhir. Dengan mendengarkan Dia, semua orang dari segala zaman dapat mengetahui siapa Allah dan apa yang perlu untuk keselamatan mereka.

Oleh Injil Yesus Kristus, WAHYU Allah menjadi sempurna dan utuh. Roh Kudus membimbing kita selalu lebih dalam kepada kebenaran sehingga kita dapat mengerti wahyu tersebut. Dalam kehidupan, banyak manusia memancarkan Cahaya Allah begitu kuat, di mana mereka "melihat langit terbuka" (Kis 7:56). Demikian pula munculnya tempat-tempat ziarah besar seperti Guadalupe di Meksiko atau Lourdes di Perancis. "Wahyu pribadi" dari para visioner tidak dapat menjadikan Injil Yesus Kristus lebih baik. Mereka [wahyu-wahyu itu -red] tidak mengikat secara umum. Namun mereka dapat membantu kita, untuk mengerti lebih baik. Kebenarannya akan diperiksa oleh GEREJA.

11. Mengapa kita menyebarluaskan iman tersebut ?
 Kita menyebarluaskan iman tersebut karena Yesus berpesan kepada kita: “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mat 28:19)

Tidak ada orang Kristen sejati yang menyerahkan penyebarluasan iman tersebut melulu kepada para ahli (guru, imam, misionaris). Orang Kristen adalah manusia untuk orang lain. Artinya: setiap orang Kristen sejati ingin agar Allah juga datang kepada yang lainnya. Dia [orang Kristen sejati -red] berkata kepada dirinya: Tuhan membutuhkan saya! Saya dibaptis, dikonfirmasi dan bertanggung jawab agar manusia-manusia di sekitar saya mengenal Allah dan "memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim 2:4b). Bunda Teresa menggunakan suatu perbandingan yang baik: "Seringkali engkau dapat melihat kabel-kabel yang melintas di jalan. Sebelum ada arus listrik yang melewati kabel-kabel itu, tidak ada cahaya. Kabel itu adalah engkau dan saya! Arus listrik itu adalah Allah! Kita memiliki kekuatan untuk membiarkan arus listrik itu melalui kita guna menghadirkan Sang Cahaya Dunia: YESUS - atau menolak untuk digunakan dan dengan demikian memungkinkan Sang Kegelapan untuk menyebarkan dirinya ".

[Kutipan Pinggir]

Dalam Yesus Kristus, Allah telah mengambil rupa manusia dan telah menjadi teman dan saudara kita. Benediktus XVI, 06.09.2006

Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Ibr 1:1-2

Di luar Yesus Kristus, kita tidak mengetahui siapakah Allah itu, apakah kehidupan itu, apakah kematian itu, dan bahkan siapakah diri kita sendiri itu. Blaise Pascal

MISI
(dari bahasa Latin missio = pengiriman): Misi adalah hakekat Gereja dan pesan Yesus kepada semua orang Kristen untuk mewartakan Injil dalam kata dan perbuatan, sehingga semua orang dapat dengan bebas memutuskan untuk dirinya bagi Kristus.

Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan. Paulus dalam 1 Kor 11:23

12. Bagaimana kita tahu, apa saja yang termasuk ke dalam iman yang benar ?
Kita menemukan iman yang benar di dalam Kitab Suci dan Tradisi GEREJA yang hidup. 

PERJANJIAN BARU berasal dari iman Gereja. Kitab Suci dan Tradisi Suci adalah stau kesatuan. Penyebarluasan iman pada mulanya tidaklah berlangsung melalui teks. Dalam GEREJA purba, orang berkata, Kitab Suci lebih tertulis "di dalam hati Gereja daripada di atas perkamen". Bahkan Para Murid dan PARA RASUL mengalami kehidupan baru itu terutama melalui persekutuan yang hidup dengan Yesus. Ke dalam persekutuan inilah, yang terus ada dalam ragam lain setelah kebangkitan-Nya, Gereja muda telah mengundang manusia. Orang-orang Kristen perdana "bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kis 2:42). Mereka bersatu di antara mereka sendiri namun masih terdapat ruang untuk orang lain. Itulah yang membentuk iman hingga hari ini: orang-orang Kristen mengundang manusia lain untuk mengalami persekutuan dengan Allah, yang sejak zaman para Rasul tak pernah berubah di dalam Gereja Katolik.

[Kutipan Pinggir]

Sangat dibutuhkan, sebuah generasi baru dari Para Rasul yang berakar dalam Firman Kristus, berada dalam posisi untuk memberikan jawaban terhadap tantangan zaman kita dan siap untuk mewartakan Injil ke mana-mana. Benediktus XVI, 22.02.2006

Tradisi suci dan Kitab suci berhubungan erat sekali dan berpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama. Konsili Vatikan II, DV
13. Dapatkah Gereja keliru dalam masalah iman ?
Kesatuan umat beriman tidak dapat keliru dalam iman, karena Yesus telah berjanji kepada Para Murid-Nya bahwa Dia akan mengirimkan mereka Roh Kebenaran dan akan menjaga mereka dalam kebenaran itu (Yoh 14:17).

Sebagaimana Para Murid telah percaya kepada Yesus dengan sepenuh hati, demikian pula orang Kristen dapat sepenuhnya mempercayai Gereja ketika dia membutuhkan petunjuk dalam kehidupan. Karena Yesus Kristus sendiri yang memberi tugas kepada PARA RASUL-Nya untuk mengajar, maka Gereja memiliki Wewenang Mengajar (= Magisterium) dan tidak boleh berdiam diri. Meski anggota tubuh Gereja dapat keliru dan bahkan membuat kesalahan yang buruk, tetapi sebagai satu kesatuan Gereja tidak pernah keluar dari kebenaran Allah. Gereja membawa kebenaran yang hidup melampaui waktu, yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Orang menyebut depositum fidei (deposit iman –red) kepada harta iman yang lestari. Jika sebuah kebenaran semacam itu ditolak atau didistorsi secara terbuka, Gereja diminta untuk membawa kembali kepada Sang Cahaya, "yang telah diyakini di mana-mana, selalu dan oleh semua" (St. Vincentius dari Lérins, † 450).

14. Apakah Kitab Suci itu benar ?

"Oleh sebab itu, karena segala sesuatu, yang dinyatakan oleh para pengarang yang ilhami atau hagiograf (penulis suci), harus dipandang sebagai pernyataan Roh Kudus, maka harus diakui, bahwa buku-buku Alkitab mengajarkan dengan teguh dan setia serta tanpa kekeliruan kebenaran"(Konsili Vatikan II, DV).

Alkitab tidaklah jatuh dari Surga, bukan pula Allah mendiktekannya dengan manusia sebagai mesin ketik. Berulangkali Allah telah "memilih orang-orang, yang digunakan-Nya sementara mereka memakai kecakapan dan kemampuan mereka sendiri, supaya – sementara Dia berkarya dalam dan melalui mereka, – semua itu dan hanya itu yang dikehendaki-Nya sendiri dituliskan oleh mereka sebagai pengarang yang sungguh-sungguh" (Konsili Vatikan II, DV 11). Untuk pengakuan teks-teks tertentu sebagai Kitab Suci sebagai penerimaan umum di dalam GEREJA, haruslah sebuah konsensus diberikan, "Ya, melalui teks ini Allah sendiri berbicara kepada kita - yang diilhami oleh Roh Kudus!" Yang mana saja dari banyak tulisan Kristen purba yang benar-benar diilhami oleh Roh Kudus, telah ditetapkan sejak abad ke-4 dalam apa yang disebut KANON Kitab Suci.

[Kutipan Pinggir]

RASUL 
(dari Bahasa Yunani apostolos = duta, utusan): Dalam Perjanjian Baru istilah ini selanjutnya ditujukan kepada setiap dari dua belas orang yang dipanggil oleh Yesus untuk menjadi para pekerja terdekat-Nya dan para saksi-Nya. Juga, Paulus boleh memaklumkan dirinya sebagai rasul yang diangkat oleh Kristus.

WEWENANG MENGAJAR
Istilah yang diperuntukkan bagi tugas Gereja Katolik untuk mengungkapkan iman tersebut, menafsirkannya dengan bantuan Roh Kudus dan melindunginya dari penyimpangan-penyimpangan.

Sering bermeditasi mengenai Firman Allah, dan mengizinkan Roh Kudus menjadi guru kalian. Dan kalian akan menemukan bahwa pikiran Allah bukan pikiran manusia; kalian akan dituntun ke sana untuk merenungkan Allah yang nyata dan untuk membaca kejadian-kejadian sejarah melalui mata-Nya, dan kalian akan mengecap kebahagiaan yang melimpah yang berasal dari kebenaran. Benediktus XVI, 22.02.2006

15. Bagaimana Kitab Suci dapat menjadi “kebenaran“, jika tidak semua yang tercantum di dalamnya tepat?

Alkitab tidak akan memberitahukan kepada kita mengenai akurasi sejarah atau temuan-temuan ilmiah. Juga para penulis kepada anak-anak di zaman mereka. Mereka berbagi konsep-konsep budaya dari lingkungan mereka, dan kadang tertangkap pula kekeliruan-kekeliruan mereka. Tapi semua yang manusia harus tahu mengenai Allah dan Jalan Keselamatannya dapat mereka temukan sendiri di dalam Alkitab dengan kepastian yang tidak dapat salah.

16. Bagaimana orang membaca Alkitab dengan benar ?

Orang membaca Kitab Suci dengan benar, jika orang berdoa dan membaca dengan bantuan Roh Kudus, yang di bawah bimbingan-Nya dia [Alkitab -red] berasal. Dia adalah Firman Allah yang mengandung pesan Allah yang penting untuk kita.

Alkitab adalah seperti sebuah surat panjang dari Allah kepada kita masing-masing. Jadi saya harus menerima tulisan-tulisan suci itu dengan cinta dan rasa hormat yang besar: Selanjutnya, membaca surat Allah itu dengan sungguh-sungguh, artinya tidak mengambil sepotong-sepotong dan mengabaikan keseluruhannya. Saya harus merujuk keseluruhannya kepada Hati dan Misteri-Nya: kepada Yesus Kristus, yang tentang-Nya keseluruhan Alkitab berbicara, termasuk PERJANJIAN LAMA. Saya harus juga membaca tulisan-tulisan suci itu dalam iman yang hidup yang sama dari Gereja dari mana mereka berasal.

p/s: jangan lupa beli buku YouCat dan baca. semoga ia dapat meningkatkan pengetahuan katolik kita.

No comments:

Post a Comment