Friday, June 13, 2014
ORANG KATOLIK MENYEMBAH PATUNG?
Pendahuluan
Cerita ini adalah yang saya alami pada tahun 2000. Saat itu saya sedang mengunjungi sanak keluarga suami yang tinggal di Jawa Tengah. Suami saya tidak ikut, karena sedang bertugas di luar negeri. Karena hampir semua dari anggota keluarga mereka beragama Kristen Protestan, maka pada hari Minggu terakhir sebelum saya pulang ke Jakarta, mereka mengajak saya ikut kebaktian di gereja mereka. Karena saya pikir saya toh masih dapat mengikuti misa sore setibanya saya di Jakarta, maka saya setuju saja, karena saya tidak ingin merepotkan mereka untuk mengantarkan saya spesial ke gereja Katolik.
Kebaktian berlangsung khusuk. Injil hari itu adalah mengenai “mengasihi Allah dan sesama”, dan Bapak Pendeta mengutip kesepuluh Perintah Allah yang ada di Kitab Keluaran 20. Ayat ke-3 menekankan supaya kita tidak menyembah allah yang lain selain Allah Tritunggal. “Oh, sama dengan ajaran Gereja Katolik”, pikir saya. Namun penjelasan ayat yang ke-4 dan ke-5 membuat saya terhenyak.[1] Saat itu, beliau meminta seseorang untuk memberikan selembar uang kertas sebagai contoh. Katanya perintah Tuhan pada kedua ayat ini seperti halnya uang kertas, harus tercetak di sisi atas dan di sisi baliknya, kalau tidak, uang tersebut tidak berlaku. Maka kedua ayat itu harus diterapkan sekaligus, karena jika tidak artinya kita melanggar perintah Allah. Maka Pak Pendeta mengatakan kita tidak boleh membuat patung yang menyerupai apapun di langit dan di bumi, dan tidak boleh menyembahnya. Dia menyebutkan ‘kekeliruan’ gereja lain (beliau tidak menyebutkan Gereja Katolik) yang mengajarkan bahwa membuat patung itu boleh saja, asalkan kita tidak sujud menyembahnya sebagai Allah. Kemudian, beliau bertanya kepada jemaat, siapa dari antara hadirin yang berpendapat demikian. Hati saya bergemuruh, karena yang saya tahu, yang dilarang adalah membuat ‘patung’ yang kemudian disembah sebagai Tuhan. Jadi, saya memutuskan untuk mengangkat tangan saya, walaupun saya dipandang dengan tatapan aneh oleh banyak yang hadir. Hanya ada dua orang (termasuk saya) yang mengangkat tangan, dari sekitar 400 orang yang hadir. “Anggapan yang keliru”, kata Bapak Pendeta, dan saya bertekad dalam hati untuk menjelaskan hal ini kepadanya setelah kebaktian.
Sayangnya, saya tidak berkesempatan untuk bertemu dengan Pak Pendeta setelah kebaktian. Saya pulang ke Jakarta dengan hati gundah. Satu minggu berikutnya saya isi dengan mempelajari Kitab Suci dan buku-buku ajaran Gereja Katolik mengenai hal patung ini. Minggu berikutnya saya menulis surat kepada beliau, dengan menuliskan ayat-ayat Alkitab yang menjadi dasar bagi Gereja Katolik yang menganggap bahwa membuat patung, memajang patung ataupun berdoa di depan patung bukanlah suatu penyembahan berhala, asalkan kita tidak tunduk menyembah patung itu dan menganggapnya sebagai Tuhan. Sampai sekarang, saya tidak pernah menerima balasan dari Bapak Pendeta tersebut. Namun, saya hanya berharap agar beliau dapat memahami dasar pengajaran Gereja Katolik dalam hal patung ini dan tidak beranggapan bahwa Gereja Katolik mengajarkan sesuatu yang ‘keliru’.
Surat kami kepada Bapak Pendeta
Berikut ini saya sertakan surat kepada Bapak Pendeta tersebut, yang sesungguhnya dapat ditujukan juga kepada siapa saja yang menganggap orang Katolik menyembah patung:
Salam damai dalam kasih Kristus,
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti Kebaktian Minggu tanggal 17 September 2000, yang bertemakan “Kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri”.
Saya terkesan dengan kotbah tersebut, hanya ada beberapa bagian yang berbeda dengan pengajaran di dalam Gereja saya, yaitu Gereja Katolik. Memang, Pak Pendeta tidak menyebut langsung ‘Gereja Katolik’ dalam khotbah Bapak, tetapi saya merasa terdorong untuk menjelaskan hal itu mengingat banyaknya kesalahpahaman yang terjadi antara jemaat Kristen Protestan dangan kami umat Katolik.
Dan setelah mendiskusikannya dengan suami saya, maka kami memutuskan untuk menulis surat ini dalam semangat kasih persaudaraan dalam Kristus.
Kami menyadari, bahwa perbedaan adalah hal yang wajar. Dan dengan semangat mencari kebenaran itu sendiri yang berasal dari Tuhan, kami ingin menjelaskan hal-hal dan latar belakang, serta dasar iman Katolik yang berkaitan dengan kotbah Bapak pada saat itu, yaitu mengenai ayat:
Keluaran 20:3-5 (menurut : Lembaga Alkitab Indonesia, 1999)
3)Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
4)Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
5)Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci aku.
Menurut khotbah Bapak, ayat yang ke-4 dan ke-5 tidak dapat dipisahkan, sehingga artinya adalah kita tidak boleh membuat patung, dan tidak boleh menyembah sujud kepadanya.
(Analogi yang Bapak sampaikan pada waktu itu adalah uang kertas dua puluh ribu rupiah yang memiliki 2 sisi). Jadi anggapan bahwa membuat patung itu diperbolehkan asal tidak sujud menyembahnya, dianggap KELIRU.
Kami ingin mengutip dari beberapa ayat kitab suci dari beberapa terjemahan, untuk mengurangi kemungkinan distorsi dari bahasa itu sendiri.
3) You shall not have other gods besides me (NAB, CCB); no other gods before me (RSV, NIV, KJV);
4) You shall not carve idols (NAB); a graven image (RSV); any graven image (NIV, KJV); a carved image (CCB) for yourselves in the shape of anything in the sky above or on the earth below or in the waters beneath the earth;
5)you shall not bow down (NAB, RSV, NIV, KJV, CCB) before them or worship them: for I the LORD your God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers upon the children to the third and the fourth generation of those who hate me.
Catatan: NAB= New American Bible; RSV= Revised Standard Version; NIV= New International Version; CCB= Christian Community Bible.
Dari referensi di atas, maka terlihat bahwa istilah yang digunakan adalah:
Carved idol, yang artinya adalah “patung berhala” dan carved/graven image yang berarti “ukiran dari suatu gambaran”. Kalaupun hal ini masih bisa diperdebatkan, namun tetap tidak mengurangi esensi dari ayat tersebut, bahwa yang paling penting adalah kita tidak membuat image/patung/gambaran untuk disembah sebagai allah lain (dalam kaitannya dengan ayat yang ke 3).
Jadi, penyembahan “patung berhala” adalah dosa. Namun anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa orang-orang Katolik adalah “sebagian orang Kristen” yang menyembah “patung” karena memiliki patung Yesus, Maria, santo/santa adalah sungguh-sungguh keliru. Hal ini adalah karena kesalahpahaman atau pengabaian dari apa yang dikatakan oleh kitab suci tentang maksud dan penggunaan patung. (Karena orang Katolik tidak menghormati patung, tetapi menghormati pribadi yang digambarkan di dalamnya). [2]
Anggapan bahwa “Tuhan melarang penggunaan image/gambaran/patung”, seperti yang dikotbahkan Bapak, menjadi anggapan umum jemaat Protestan, (sedangkan Gereja Katolik memang melarang patung berhala, tetapi tidak melarang penggunaan patung untuk keperluan ibadah, karena patung hanya merupakan lambang saja yang membantu untuk mengarahkan hati kepada Tuhan).
Kalau kita sungguh-sungguh menyelidiki seluruh kitab suci, kita dapat menemukan bahwa penggunaan image/gambaran/patung dalam ibadah kepada Tuhan diperbolehkan, bahkan Allah sendiri yang “memerintahkan” penggunaan hal tersebut.
Tuhan memerintahkan untuk membuat patung untuk keperluan ibadah
Di samping kutipan kitab Keluaran 20:4-5, marilah kita melihat beberapa kutipan lain dimana Tuhan memerintahkan untuk membuat patung yang digunakan sebagai lambang yang memberikan gambaran/menunjuk kepada kehadiran Yesus pada Perjanjian Baru dan kekal, sebagai yang terkandung dalam ‘Tabut Perjanjian baru’ itu sendiri, dan Putera Allah yang ditinggikan[3]:
1. Keluaran 25:1,18-20
Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Dan haruslah kau buat dua kerub (English: cherubims/angels) dari emas, kau buatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini, dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya”. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.”
2. Ketika raja Daud memberikan rencana pembuatan bait Allah kepada Salomo
(1 Tawarikh 28:18-19)
”..juga emas yang disucikan untuk mezbah pembakaran ukupan seberat yang diperlukan dan emas yang diperlukan untuk pembentukan kereta yang menjadi tumpangan kedua kerub yang mengembangkan sayapnya sambil menudungi tabut perjanjian Tuhan. Semuanya itu terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh Tuhan yang berisi petunjuk tentang segala pelaksanaan rencana itu.”
Lihatlah bahwa semua yang tertulis di atas diilhami oleh Tuhan sendiri.
Memang bukan raja Daud yang membangun bait Allah, melainkan raja Salomo pada tahun ke-empat setelah ia menjadi raja atas Israel. Dan dia melakukan yang diperintahkan oleh raja Daud, seperti yang tertulis dalam kitab 1 Raja-raja 6:23-35, “selanjutnya di dalam ruang belakang itu dibuatnya dua kerub dari kayu minyak, masing-masing sepuluh hasta tingginya ……..” (Dua kerub yang terdapat pada bait Allah ini menunjuk kepada kehadiran Allah di dalam tabut perjanjian; dan Yesuslah yang kemudian menjadi pemenuhan dari perjanjian Allah ini).
3. Yehezkiel 41:17-18
… dan di seluruh dinding bagian dalam dan bagian luar, terukir gambar-gambar kerub dan pohon-pohon korma, di antara dua kerub sebatang pohon korma, dan masing-masing kerub itu mempunyai dua muka.
4. Bilangan 21:8
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa:”Buatlah (sebuah patung) ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (Ular ini yang ditinggikan Musa menjadi gambaran dari Yesus Putera Allah yang harus ditinggikan (Yoh 3:14)).
Berdasarkan dasar-dasar tersebut di atas, yang dilarang adalah image/ gambaran/ patung yang dijadikan “allah-allah yang lain” dan menyaingi Allah yang Satu. Yang dilarang oleh hukum Allah adalah pemujaan terhadap image /gambaran/patung itu sendiri. Dengan demikian, Keluaran 20:4-5 berkaitkan dengan Keluaran 20:3, yaitu jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.
Bagaimana kita menjelaskan kontradiksi ayat-ayat tersebut diatas butir 1-4 dengan kitab Keluaran 20:4-5?
Jawabannya sangat sederhana. Kerub/malaikat tidak dianggap sebagai allah dan tidak memerlukan pemujaan: Mereka adalah gambaran hamba Tuhan. Hal yang sama diterima oleh gereja Katolik saat ini, adalah penggunaan patung Yesus, Maria, santo/santa karena mereka bukan allah melainkan gambaran hamba Tuhan. (Jadi kita tidak menghormati patung itu apalagi menyembahnya, melainkan menghormati pribadi yang dilambangkannya, karena mereka membantu kita mengarahkan hati kepada Allah dan bukannya menjadi ‘saingan’ Allah).
Bagaimana umat Katolik menggunakan image/gambaran/patung:
1. Sebagai salah satu alat bantu umat untuk lebih menghayati kedekatannya dengan Yesus Kristus.
Penggunaan patung, lukisan, elemen artistik lainnya bagi umat Katolik adalah untuk membantu mengingat seseorang atau sesuatu yang digambarkannya. Sama seperti seseorang mengingat ibunya dengan melihat fotonya, demikian juga umat Katolik mengingat Yesus, Maria dan orang kudus lainnya dengan melihat patung/ gambar mereka. (Lagipula, Yesus sendiri sebagai Sang Putera Allah telah menjadi manusia, sehingga Yesus sendiri telah menjadi ‘gambaran Allah yang nyata.’ (lihat Kol 1:15) Karena itu, dengan kedatangan Yesus ke dunia, Allah yang tak kelihatan menjadi kelihatan, Allah yang dalam Perjanjian Lama dilarang untuk digambarkan, maka di Perjanjian Baru malah dinyatakan sebagai ‘gambar hidup’ di dalam diri Yesus. Jadi Yesus memperbaharui ‘tata gambar’ tentang Allah, sebab Ia adalah gambaran Allah sendiri.[4]) Renungkanlah ini: Jika di rumah kita memasang gambar/ foto keluarga kita, mengapakah kita tidak boleh memasang gambar/foto Tuhan yang kita sayangi? Gambar/ patung Tuhan Yesus dipasang tidang untuk disembah, tetapi hanya untuk mengingatkan kita tentang betapa istimewanya Ia di dalam hidup kita.
2. Sebagai sarana pengajaran
Umat Katolik juga menggunakan image/gambar/patung sebagai sarana pengajaran, seperti yang diterapkan juga oleh umat Kristen lain terutama dalam mengajar anak-anak di sekolah minggu, seperti: menerangkan siapa Tuhan Yesus, mukjijat yang dibuatNya, dll dengan gambar-gambar. (Kita mengetahui bahwa masalah ‘buta huruf’ baru dapat dikurangi secara signifikan di Eropa pada abad ke-12; bahkan untuk negara-negara Asia dan Afrika baru pada abad 19/20. Jadi tentu selama 12 abad, bahkan lebih, secara khusus, gambar-gambar dan patung mengambil peran untuk pengajaran iman, karena praktis, mayoritas orang pada saat itu tidak dapat membaca! Penggunaan gambar/ patung untuk maksud pengajaran ini tentu bukan berhala, karena mereka akhirnya malah menuntun orang beriman kepada Tuhan. Hal serupa terjadi waktu kita pertama kali mengajar anak-anak kecil mengenali benda-benda tertentu. Kita membuat/ menunjukkan pada mereka gambar-gambar sederhana, seperti apel, ikan, rumah, dst. Tentu saja hal ini tidak bertentangan dengan perintah Tuhan. Jadi membuat gambar yang menyerupai sesuatu di sekitar kita bukan merupakan dosa asal kita tidak menyembah gambar- gambar itu).
3. Digunakan untuk peristiwa-peristiwa tertentu
Umat Katolik juga menggunakan hal tersebut dalam kesempatan tertentu, sama seperti umat Kristen pada umumnya mempunyai patung-patung kandang natal, gambar peristiwa natal, atau mengirim kartu natal bergambar pada hari natal. (Jika membuat segala gambar/ patung yang menyerupai segala sesuatu dianggap dosa, apakah berarti kebiasaan mengirimkan kartu Natal dan menghias pohon Natal dengan kandang Natal, adalah dosa? Jika ya berarti bahkan menonton TV pun adalah dosa, melihat segala buku bergambar adalah dosa, menggambar/ melukis adalah dosa, karena semua objeknya adalah segala sesuatu yang ‘menyerupai apapun yang di langit dan di bumi’).
Kesimpulan
Jadi, Tuhan memang melarang pemujaan terhadap image/gambaran/patung, tetapi Ia tidak melarang pembuatan image/ gambaran tersebut secara umum. Seandainya Ia melarangnya, maka film, televisi, video, foto, lukisan, kartu natal bergambar, uang, ataupun gambar-gambar lainya akan juga dilarang, karena semua itu mengandung unsur image/ gambaran yang menyerupai sesuatu di bumi atau di atas bumi….(lihat Kel 20:4) Karena itu, Gereja Katolik melihat ayat ke-4 ini sebagai kelanjutan dari ayat ke-3, yaitu, agar jangan kita membuat gambar/ patung untuk disembah sebagai allah lain di hadapan Allah.
Dengan demikian sebenarnya menjadi sangat jelas bahwa baik umat Katolik maupun umat Kristen lainnya hanya memuja Tuhan yang satu dan sama, dan sama-sama menentang penyembahan patung berhala.
Kami yakin bahwa masih ada perbedaan-perbedaan yang ada dalam pengajaran Katolik dan Kristen Protestan. Alangkah baiknya jika kita masing-masing mau mengerti dasar-dasar atau latar belakang alkitabiah dan ajaran Gereja yang mendasari pengajaran tersebut untuk mengetahui kebenaran itu sendiri. Janganlah kita lupa bahwa di antara kita lebih banyak persamaannya dari pada perbedaannya.
Akhirnya, kami mengucapkan salam hangat kami untuk Bapak Pendeta dan seluruh jemaat Bapak. Semoga kasih Tuhan Yesus selalu mengikat kita semua sebagai satu saudara.
Salam dalam damai Kristus,
Ingrid Listiati & Wijoyo Tay
Penutup
Surat ini saya kirimkan kepada Bapak Pendeta tersebut. Nama dan alamat bapak Pendeta tersebut sengaja tidak saya cantumkan di sini karena saya pandang tidak perlu, karena yang terpenting adalah isi dari surat tersebut, untuk kita renungkan bersama. Kesaksian serupa ini mungkin dapat pula saudara/i alami dengan situasi yang berbeda, dan saya berharap artikel ini dapat sedikit membantu. Di atas semua itu, ingatlah bahwa kita harus selalu siap untuk menjelaskan iman kita, namun harus selalu dengan kelemah-lembutan dan hormat (lih. 1Pet 3:15).
Perlu kita ingat di sini bahwa berhala yang lebih ‘berbahaya’ sekarang adalah bukan terbatas hanya patung, tetapi segala ciptaan yang kita anggap lebih utama dari Tuhan, misal, uang, TV, pekerjaan, kedudukan, kecantikan, koleksi barang antik, main game, dst., yang menggeserkan peran Tuhan di dalam hidup kita, dan yang menyita waktu kita sampai tidak ada waktu untuk ke gereja, berdoa dan membaca sabda-Nya. Hal ini malah lebih nyata pada jaman sekarang, ketimbang hal membuat patung lembu tuangan (lih. Ul 9:16), namun prinsipnya sama, yaitu menyembah ciptaan dan bukan Sang Pencipta.
Mari kita refleksikan, apa yang menjadi ‘patung berhala’ di dalam hidup kita, yang mengambil tempat Tuhan di hati kita. Mari kita berdoa agar Tuhan membantu kita mengangkat keterikatan kita terhadap benda-benda tersebut. Dengan demikian kita dapat mengasihi Allah dengan lebih sungguh, tidak hanya di mulut, tetapi sungguh turun sampai ke hati.
Sumber: Katolisitas.org
Deo Gratias
Saint of the day. Saint Anthony Of Padua June 13
Saint Anthony was canonized (declared a saint) less than one year after his death.
There is perhaps no more loved and admired saint in the Catholic Church than Saint Anthony of Padua, aDoctor of the Church. Though his work was in Italy, he was born in Portugal. He first joined the Augustinian Order and then left it and joined the Franciscan Order in 1221, when he was 26 years old. The reason he became a Franciscan was because of the death of the five Franciscan protomartyrs -- St. Bernard, St. Peter, St. Otho, St. Accursius, and St. Adjutus -- who shed their blood for the Catholic Faith in the year 1220, in Morocco, in North Africa, and whose headless and mutilated bodies had been brought to St. Anthony’s monastery on their way back for burial. St. Anthony became a Franciscan in the hope of shedding his own blood and becoming a martyr. He lived only ten years after joining the Franciscan Order.
So simple and resounding was his teaching of the Catholic Faith, so that the most unlettered and innocent might understand it, that he was made a Doctor of the Church by Pope Pius XII in 1946. Saint Anthony was only 36 years old when he died. He is called the “hammer of the Heretics” His great protection against their lies and deceits in the matter of Christian doctrine was to utter, simply and innocently, the Holy Name of Mary. When St. Anthony of Padua found he was preaching the true Gospel of the Catholic Church to heretics who would not listen to him, he then went out and preached it to the fishes. This was not, as liberals and naturalists are trying to say, for the instruction of the fishes, but rather for the glory of God, the delight of the angels, and the easing of his own heart. St. Anthony wanted to profess the Catholic Faith with his mind and his heart, at every moment.
He is typically depicted with a book and the Infant Child Jesus, to whom He miraculously appeared, and is commonly referred to today as the "finder of lost articles." Upon exhumation, some 336 years after his death, his body was found to be corrupted, yet his tongue was totally incorrupt, so perfect were the teachings that had been formed upon it.
There is perhaps no more loved and admired saint in the Catholic Church than Saint Anthony of Padua, aDoctor of the Church. Though his work was in Italy, he was born in Portugal. He first joined the Augustinian Order and then left it and joined the Franciscan Order in 1221, when he was 26 years old. The reason he became a Franciscan was because of the death of the five Franciscan protomartyrs -- St. Bernard, St. Peter, St. Otho, St. Accursius, and St. Adjutus -- who shed their blood for the Catholic Faith in the year 1220, in Morocco, in North Africa, and whose headless and mutilated bodies had been brought to St. Anthony’s monastery on their way back for burial. St. Anthony became a Franciscan in the hope of shedding his own blood and becoming a martyr. He lived only ten years after joining the Franciscan Order.
So simple and resounding was his teaching of the Catholic Faith, so that the most unlettered and innocent might understand it, that he was made a Doctor of the Church by Pope Pius XII in 1946. Saint Anthony was only 36 years old when he died. He is called the “hammer of the Heretics” His great protection against their lies and deceits in the matter of Christian doctrine was to utter, simply and innocently, the Holy Name of Mary. When St. Anthony of Padua found he was preaching the true Gospel of the Catholic Church to heretics who would not listen to him, he then went out and preached it to the fishes. This was not, as liberals and naturalists are trying to say, for the instruction of the fishes, but rather for the glory of God, the delight of the angels, and the easing of his own heart. St. Anthony wanted to profess the Catholic Faith with his mind and his heart, at every moment.
He is typically depicted with a book and the Infant Child Jesus, to whom He miraculously appeared, and is commonly referred to today as the "finder of lost articles." Upon exhumation, some 336 years after his death, his body was found to be corrupted, yet his tongue was totally incorrupt, so perfect were the teachings that had been formed upon it.
Early years
Fernando Martins was born in Lisbon, Portugal. While fifteenth century writers state that his parents were Vicente Martins and Teresa Pais Taveira, and that his father was the brother of Pedro Martins de Bulhões, the ancestor of the Bulhão or Bulhões family, Niccolò Dal-Gal views this as less certain.His rich and noble family arranged for him to be instructed at the local cathedral school. At the age of fifteen, he entered the community ofCanons Regular at the Augustinian Abbey of Saint Vincent on the outskirts of Lisbon. In 1212, distracted by frequent visits from family and friends, he asked to be transferred to the motherhouse of the congregation, the Abbey of Santa Cruz in Coimbra, then the capital of Portugal. There the young Fernando studied theology and Latin.
Joining the Franciscans
After his ordination to the priesthood, Fernando was named guestmaster and placed in charge of hospitality for the abbey. While he was in Coimbra, some Franciscan friars arrived and settled at a small hermitage outside Coimbra dedicated to Saint Anthony of Egypt.Fernando was strongly attracted to the simple,evangelical lifestyle of the friars, whose order had been founded only eleven years prior. News arrived that five Franciscans had been beheaded in Morocco, the first of their order to be killed. King Alfonso ransomed their bodies to be returned and buried as martyrs in the Abbey of Santa Cruz. Inspired by their example, Fernando obtained permission from church authorities to leave the Canons Regular to join the new Franciscan Order. Upon his admission to the life of the friars, he joined the small hermitage in Olivais, adopting the name Anthony (from the name of the chapel located there, dedicated to Saint Anthony the Great), by which he was to be known.
Anthony then set out for Morocco, in fulfillment of his new vocation. However, he fell seriously ill in Morocco and set sail back for Portugal in hope of regaining his health. On the return voyage the ship was blown off course and landed in Sicily.
From Sicily he made his way to Tuscany where he was assigned to a convent of the order, but he met with difficulty on account of his sickly appearance. He was finally assigned to the rural hermitage of San Paolo near Forlì, Romagna, a choice made after considering his poor health. There he had recourse to a cell one of the friars had made in a nearby cave, spending time in private prayer and study.
Preaching and teaching
One day, in 1222, in the town of Forli, on the occasion of an ordination, a number of visiting Dominican friars were present, and there was some misunderstanding over who should preach. The Franciscans naturally expected that one of the Dominicans would occupy the pulpit, for they were renowned for their preaching; the Dominicans, on the other hand, had come unprepared, thinking that a Franciscan would be the homilist. In this quandary, the head of the hermitage, who had no one among his own humble friars suitable for the occasion, called upon Anthony, whom he suspected was most qualified, and entreated him to speak whatever the Holy Spirit should put into his mouth.[5] Anthony objected but was overruled, and his sermon created a deep impression. Not only his rich voice and arresting manner, but the entire theme and substance of his discourse and his moving eloquence, held the attention of his hearers. Everyone was impressed with his knowledge of Scripture, acquired during his years as an Augustinian friar.
At that point, Anthony was sent by Brother Gratian, the local Minister Provincial, to the Franciscan province of Romagna, based in Bologna. He soon came to the attention of the founder of the order, Francis of Assisi. Francis had held a strong distrust of the place of theological studies in the life of his brotherhood, fearing that it might lead to an abandonment of their commitment to a life of real poverty. In Anthony, however, he found a kindred spirit for his vision, who was also able to provide the teaching needed by young members of the order who might seek ordination. In 1224 he entrusted the pursuit of studies for any of his friars to the care of Anthony.
The reason St. Anthony's help is invoked for finding things lost or stolen is traced to an incident that occurred in Bologna. According to the story, Anthony had a book of psalms that was of some importance to him as it contained the notes and comments he had made to use in teaching his students. A novice who had decided to leave took the psalter with him. Prior to the invention of the printing press, any book was an item of value. Upon noticing it was missing, Anthony prayed it would be found or returned. The thief was moved to restore the book to Anthony and return to the Order. The stolen book is said to be preserved in the Franciscan friary in Bologna.
Occasionally he took another post, as a teacher, for instance, at the universities of Montpellier and Toulousein southern France, but it was as a preacher that Anthony revealed his supreme gift. According to historian Sophronius Clasen, Anthony preached the grandeur of Christianity.His method included allegory and symbolical explanation of Scripture. In 1226, after attending the General Chapter of his order held at Arles, France, and preaching in the French region of Provence, Anthony returned to Italy and was appointed provincial superior of northern Italy. He chose the city of Padua as his location.
In 1228 he served as envoy from the general chapter to Pope Gregory IX. At the Papal court, his preaching was hailed as a "jewel case of the Bible" and he was commissioned to produce his collection of sermons,Sermons for Feast Days (Sermones in Festivitates). Gregory IX himself described him as the "Ark of the Testament" (Doctor Arca testamenti).
Death
Anthony became ill with Ergotism and, in 1231, went to the woodland retreat at Camposampiero with two other friars for a respite. There he lived in a cell built for him under the branches of a walnut tree. Anthony died on the way back to Padua on 13 June 1231 at the Poor Clare monastery at Arcella (now part of Padua), aged 35.
According to the request of Anthony, was buried in the small church of Santa Maria Mater Domini, probably dating from the late 12th century and near which a convent had been founded by him in 1229. Nevertheless, due to his increased notability, construction of a large Basilica began around 1232 - although it was not completed until 1301. The smaller church was incorporated into structure as the Cappella della Madonna Mora (Chapel of the Dark Madonna). The basilica is commonly known today as "Il Santo".
Various legends surround the death of Anthony. One holds that when he died, the children cried in the streets and that all the bells of the churches rang of their own accord. Another legend regards his tongue. Anthony is buried in a chapel within the large basilica built to honor him, where his tongue is displayed for veneration in a large reliquary. When his body was exhumed thirty years after his death, it was found turned to dust, but the tongue was claimed to have glistened and looked as if it was still alive and moist; apparently a further claim was made that this was a sign of his gift of preaching.
Veneration
Anthony was canonized by Pope Gregory IX on 30 May 1232, at Spoleto, Italy, less than one year after his death.His fame spread through Portuguese evangelization, and he has been known as the most celebrated of the followers of Saint Francis of Assisi. He is the patron saint of Padua and many places in Portugal and in the countries of the former Portuguese Empire. He is especially invoked for the recovery of lost items.
"The richness of spiritual teaching contained in the Sermons was so great that in [16 January] 1946Venerable Pope Pius XII proclaimed Anthony a Doctor of the Church, attributing to him the title Doctor Evangelicus ["Evangelical Doctor"], since the freshness and beauty of the Gospel emerge from these writings."
Cultural traditions
St Anthony is venerated all over the world as the Patron Saint for lost articles, and is credited with many miracles involving lost people, lost things and even lost spiritual goods.
North America
In New York City, the Shrine Church of St. Anthony in Manhattan celebrates his feast day, starting with the traditional novena of prayers to him on the 13 Tuesdays preceding his feast. This culminates with a week-long series of services and a street fair. A traditional Italian-style procession is held that day through the streets of its South Village neighborhood, in which a relic of the saint is carried for veneration.
Each year on the weekend of the last Sunday in August, Boston's North End holds a feast in honor of Saint Anthony. Referred to as the "Feast of All Feasts", Saint Anthony's Feast in Boston's North End was begun in 1919 by Italian immigrants from Montefalcione, a small town near Naples, where the tradition of honoring Saint Anthony goes back to 1688.
Each year the Sandia Pueblo along with Santa Clara Pueblo celebrate the feast day of Saint Anthony with traditional Native American dances
On 27 January 1907, in Beaumont, Texas, a church was dedicated and named in honor of Saint Anthony. The church was later designated a cathedral in 1966 with the formation of the Roman Catholic Diocese of Beaumont, but was not formally consecrated. On 28 April 1974, St. Anthony Cathedral was dedicated and consecrated by Bishop Warren Boudreaux. In 2006 Pope Benedict XVI granted the cathedral the designation of minor basilica. St. Anthony Cathedral Basilica celebrated its 100th anniversary on 28 January 2007.
In 1691 Spanish missionaries came across a small Payaya Indian community along what was then known as the Yanaguana River on the feast day of Saint Anthony, 13 June. The Franciscan chaplain, Father Damien Massanet, with agreement General Domingo de Teran, renamed the river in his honor, and eventually a mission built nearby as well. This mission became the focal point of a small community that eventually grew in size and scope to become the seventh largest city in the country, the U.S. city of San Antonio, Texas.
In Ellicott City, Maryland, the Conventual Franciscans of the St. Anthony Province dedicated their old novitiate house as The Shrine of St. Anthony which since 1 July 2004 serves as the official Shrine to Saint Anthony for the Archdiocese of Baltimore, the nation's premier see. A large relic of Saint Anthony was gifted to the Shrine in 1995 by the friars in Padua as well as copies of 13 original paintings detailing particularly important moments in the life of St. Anthony. The Shrine of Saint Anthony is modeled upon the "Sacro Convento" in Assisi, Italy and situated upon land once owned by Charles Carroll III, the only Catholic signer of the Declaration of Independence. In addition to daily Mass and regular confession schedule, the Shrine of St. Anthony also offers retreat spaces for outside guests and hosts an annual pilgrimage in mid-June in honor of the Feast Day of St. Anthony of Padua.
Brazil and Europe
Saint Anthony is known in Portugal, Spain and Brazil as a marriage saint, because there are legends of him reconciling couples. His feast day, 13 June, is Lisbon's municipal holiday, celebrated with parades and marriages. (The previous day, 12 June, is the Brazilian Valentine's Day.) He is one of the saints celebrated in the Brazilian Festa Junina (also known as the "Santo Antônio"), along with John the Baptist and Saint Peter.
In the town of Brusciano, Italy, located near Naples, an annual feast in honor of Saint Anthony is held in late August. This tradition dates back to 1875. The tradition started when a man prayed to Saint Anthony for his sick son to get better. He vowed that if his son would become healthy that he would build and dance a Giglio like the people of Nola do for their patron San Paolino during the annual Fest Dei Gigli. The celebration has grown over the years to include 6 Giglio towers built in honor of the saint. This tradition has also carried over to America, specifically the East Harlem area of New York where the immigrants from the town of Brusciano formed the Giglio Society of East Harlem and have been holding their annual feast since the early 1900s.
Asia
Devotion to Saint Anthony is popular throughout all of India. In Uvari, in Tamil Nadu, India, the church of Saint Anthony is home to an ancient wooden statue that is said to have cured the entire crew of a Portuguese ship suffering fromcholera. Saint Anthony is said to perform many miracles daily, and Uvari is visited by pilgrims of different religions from all over South India. Christians in Tamil Nadu have great reverence for Saint Anthony and he is a popular saint there, where he is called "The Miracle Saint." The southern Indian state of Karnataka is also a holy pilgrimage center in honor of Saint Anthony (specifically located in the small village of Dornahalli, near Mysore). Local lore holds that a farmer there unearthed a statue that was later identified as being that of Saint Anthony. The statue was deemed miraculous and an incident of divine intervention. A church was then erected to honor the saint. Additionally, Saint Anthony is highly venerated in Sri Lanka, and the nation's Saint Anthony National Shrine in Kochikade, Colombo, receives many devotees of Saint Anthony—both Catholic and non-Catholic.
In Siolim, St. Anthony is always shown holding a serpent on a leash. This is a depiction of the incident which occurred during the construction of the church wherein a snake was disrupting construction work. The people turned to St. Anthony for help, and placed his statue at the construction site. The next morning, the snake was found caught in the cord placed in the statue's hand.
In art
As the number of Franciscan saints increased, iconography struggled to distinguish Anthony from the others. Because of a legend that he had once preached to the fish, this was sometimes used as his attribute. He is also often seen with a white lily stalk, representing his purity (see above). Other conventions referred to St. Anthony's visionary fervor. Thus, one attribute in use for some time was a flaming heart.
In 1511, Titian painted three scenes of miracles from the life of Saint Anthony: The Miracle of the Jealous Husband, which depicts the murder of a young woman by her husband; A Child Testifying to Its Mother's Innocence; and The Saint Healing the Young Man with a Broken Limb.
Another key pattern has him meditating on an open book in which the Christ Child himself appears, as in the El Greco below. Over time the child came to be shown considerably larger than the book and some images even do without the book entirely.
"9 PERTANYAAN, KRISTEN Tak BISA MENJAWAB ?" Kini TERJAWAB !!!!
(Soalan dan jawapan daripada pihak muslim. Jawapan saya adalah tulisan yang berwarna biru di bahagian paling bawah) harap maklum.
1. Mana pengakuan Yesus di dalam Alkitab bahwa dia beragama Kristen ?
Semua pengikut Yesus pasti mengakui bahwa mereka beragama Kristen. Tetapi apakah ada di antara mereka bisa memberikan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam Alkitab bahwa Yesus beragama Kristen?
Jika Yesus ternyata bukan beragama Kristen, lalu apa nama agama Yesus yang sebenarnya? Siapa saja yang bisa menunjukkan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang benar-benar tertulis di dalam Alkitab (Bible), pengakuan Yesus bahwa dia beragama Kristen, Banyak umat Kristiani tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Yesus bukan beragama Kristen dan yang menamakan agama itu `Kristen’ bukan Yesus, tapi Barnabas dan Paulus (Saulus) di Antiokhia. Perhatikan ayat-ayat Alkitab dibawah ini :
“Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Sauius; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang.
“Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Sauius; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang.
“Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen” (Kis 11:23-26)
Ayat diatas membuktikan bahwa yang menamakan agama itu “Kristen’ bukan Yesus. tetapi Barnabas dan Paulus.
Seumur hidupnya Yesus tidak pernah tahu kalau agama yang dibawanya dinamai Kristen, sebab nama “Kristen’ itu baru muncul jauh setelah Yesus mati. Timbul pertanyaan; kalau begitu kapan Yesus mati dan kapan agama yang dibawanva dinama Kristen? Menurut data yang kami baca dalam beberapa buku yang ditulis oleh kalangan Kristen sendiri, diantara-nya dalam buku “Religions on File” Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M (Masehi). Sementara Paulus dan Barnabas memberi nama “Kristen” terhadap agama yang mereka bentuk, yaitu sekitar tahun 42 M. Ini berarti sekitar 13 tahun (42-29=13) setelah Yesus mati, baru muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan Paulus.
Didalam kitab suci agama Islam yaitu Al- Qur`an, tidak dijumpai satu pun kata “Kristen”, yang ada kata “Nashara” karena Yesus berasal dari kota Nazareth. Dan pengikut ajaran Yesus disebut “Nashrani bukan Kristen. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, kata “Kristen’ hanya disebutkan paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16)
Seumur hidupnya Yesus tidak pernah tahu kalau agama yang dibawanya dinamai Kristen, sebab nama “Kristen’ itu baru muncul jauh setelah Yesus mati. Timbul pertanyaan; kalau begitu kapan Yesus mati dan kapan agama yang dibawanva dinama Kristen? Menurut data yang kami baca dalam beberapa buku yang ditulis oleh kalangan Kristen sendiri, diantara-nya dalam buku “Religions on File” Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M (Masehi). Sementara Paulus dan Barnabas memberi nama “Kristen” terhadap agama yang mereka bentuk, yaitu sekitar tahun 42 M. Ini berarti sekitar 13 tahun (42-29=13) setelah Yesus mati, baru muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan Paulus.
Didalam kitab suci agama Islam yaitu Al- Qur`an, tidak dijumpai satu pun kata “Kristen”, yang ada kata “Nashara” karena Yesus berasal dari kota Nazareth. Dan pengikut ajaran Yesus disebut “Nashrani bukan Kristen. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, kata “Kristen’ hanya disebutkan paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16)
2. Mana ajaran Yesus ketika berumur 13 sampai 29 tahun ?
Tidak semua umat Kristini mengetahui: bahwa cerita atau kisah tentang diri Yesus di dalam Alkitab ada banyak yang hilang Bahkan yang hilang itu, tidak tanggung-tanggung, yaitu lebih separuh dari umur Yesus sendiri.
Hampir dapat dipastikan, sebagian besar umat Kristiani yakin dan percaya bahwa Yesus mati pada usia sekitar 33 tahun. Sementara didalam Alkitat (Bible), yang tertulis hanya kisah Yesus sejak dia dilahirkan sampai berumur 12 tahun, lalu menghilang ketika berumur 13 tahun sampai: dengan 29 tahun kemudian muncul lagi pada usia 30 tahun, dan mati pada usia 33 tahun.
Hilangnya kisah Yesus ketika beliau berumur 13 s/d 29 tahun, berarti selama 17 tahun kisah Yesus tidak ada atau hilang dan tidak tercatat di dalam Alkitab.
Hilangnya kisah Yesus ketika beliau berumur 13 s/d 29 tahun, berarti selama 17 tahun kisah Yesus tidak ada atau hilang dan tidak tercatat di dalam Alkitab.
Jika Yesus mati pada usia 33 tahun, sementara kisahnya ada yang hilang selama 17 tahun, berarti yang masuk kedalam Alkitab hanyalah kisah Yesus selama 16 tahun saja. Yesus dipercayai oleh umat Kristiani sebagai “Firman Yang Hidup”. Kalau begitu berarti ada sebagian besar atau lebih separuh dari umurnya ada “Firman Yang Hilang”. Bayangkan saja, 17 tahun adalah lebih separuh umurnya Yesus, hilang atau tidak tercatat dalam kitab Injil. Padahal pada usia 13 s/d 29 tahun merupakan usia Yesus ketika remaja menuju dewasa, dimana sudah barang tentu banyak sekali hal-hal atau peristiwa yang lebih berguna dan lebih besar yang mungkin saja beliau lakukan, tetapi tidak tercatat didalam Alkitab. Jadi sangatlah beralasan sekali bahwa Injil itu dikatakan tidak komplit atau sempurna, karena banyak bagian-bagian atau sisi-sisi lain yang pernah Yesus lakukan atau perbuat, tetapi tidak dicatat oleh para penulis Injil, karena kehilangan jejak atau kisahnya benar-benar hilang. Seandainya jika murid-murid Yesus yang 12 orang itu selalu mengikuti kemana saja Yesus berdakwah, tentu apa yang beliau lakukan atau sabdakan selama 17 tahun , mereka tulis dalam Injilnya bukan??
Timbul pertanyaan:
Apakah yang dilakukan Yesus selama berumur 13 sampai dengan 29 tahun?
1. Menerima dan menulis wahyu Allah (mana dan apa saja bunyi wahyu tersebut?)
2. Mengajar dan berdakwah kemana-mana (apa saja yang diajarkannya)
3. Menulis Injil yang difirmankan kepadanya (Injil yang mana? Kan tidak ada Injil Yesus bukan?)
4. Membantu ibunya Maryam (memasak dan mencuci? rasanya tidak mungkin)
5. Tidak berbuat apa pun, hanya menunggu firman (Tuhan kok nganggur, pasif?)
6. Menikah/berumahtangga (mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang)
7. Membantu ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu (Tuhan jadi tukang kayu?)
8. Nganggur saja, makan, tidur, tidak melakukan kegiatan apapun (Tuhan koq nganggur, tidak berkarya?)
9. Pergi mengembara (kemana saja perginya, dan apa yang dilakukannya?)
10. Kembali kepada Bapanya selama 17 tahun lalu turun lagi kebumi (mana ‘ buktinya?)
Apakah yang dilakukan Yesus selama berumur 13 sampai dengan 29 tahun?
1. Menerima dan menulis wahyu Allah (mana dan apa saja bunyi wahyu tersebut?)
2. Mengajar dan berdakwah kemana-mana (apa saja yang diajarkannya)
3. Menulis Injil yang difirmankan kepadanya (Injil yang mana? Kan tidak ada Injil Yesus bukan?)
4. Membantu ibunya Maryam (memasak dan mencuci? rasanya tidak mungkin)
5. Tidak berbuat apa pun, hanya menunggu firman (Tuhan kok nganggur, pasif?)
6. Menikah/berumahtangga (mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang)
7. Membantu ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu (Tuhan jadi tukang kayu?)
8. Nganggur saja, makan, tidur, tidak melakukan kegiatan apapun (Tuhan koq nganggur, tidak berkarya?)
9. Pergi mengembara (kemana saja perginya, dan apa yang dilakukannya?)
10. Kembali kepada Bapanya selama 17 tahun lalu turun lagi kebumi (mana ‘ buktinya?)
Bukti-bukti Yesus berdakwah ketika berusia 12 dan 30 tahun:
“Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.” (Lukas 2:42)
“Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.” (Lukas 2:42)
“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur’ kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, la adalah anak Yusuf, anak Eli….” (Lukas 3:23)
Lukas 2:42 diatas itu menceritakan kisah Yesus ketika dia memulai berdakwah dan mengikuti kajian yang disampaikan para alim ulama di dalam Bait Allah (Luk 2:46-49). Kemudian kisah beliau hilang samasekali ketika dia berumur 13 s/d 29 tahun, dan baru muncul kembali ketika beliau berumur 30 tahun, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 3:23 diatas tadi.
Lukas 3:23 memberikan bukti kemunculan Yesus pada usia 30 tahun, kemudian beliau wafat dalam usia sekitar 33 tahun.
Oleh sebab itu, seandainya ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa memberikan bukti-bukti tertulis dalam Alkitab (Bible) tentang kisah Yesus ketika beliau berumur sekitar 13 s/d 29 tahun, yaitu ketika beliau memasuki usia remaja sampai dewasa. beragama Nashrani tidak menyangka dengan pertanyaan yang kelihatannya sepele, tetapi sebenarnya sangat berarti bagi keimanan dan kehidupan beragama, karena hal tersebut menyangkut keselamatan di dunia dan akhirat.
Jika kami sebagai umat beragama Islam sangat mengkritisi kandungan Alkitab (Bible), hal itu wajar-wajar saja, sebab Al Qur`an banyak memberikan informasi tentang keberadaan Yesus (nabi Isa), Taurat, Zabur dan Injil, yang semua itu merupakan bagian dari keimanan kami, bahkan termasuk salah satu rukun iman bagi setiap muslim di seluruh dunia ini.
Nah seharusnya umat Kristiani yang lebih pantas mengkritisi kandungan kitab sucinva bukan??
Nah seharusnya umat Kristiani yang lebih pantas mengkritisi kandungan kitab sucinva bukan??
3. Pernahkah Yesus Mengatakan:
“Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja”???
“Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja”???
Pertanyaan yang ketiga ini sangat menantang bagi semua pihak, terutama: bagi umat Kristiani karena hampir semua umat Kristiani, rasanya tidak ada yang tidak menyembah kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Mulai dari anak kecil, dewasa dan orang tua, mereka semua diajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan atas Allah itu sendiri yang harus disembah Padahal setelah kami pelajari, kaji dan dalami, ternyata tidak ada satu dalilpun di dalam Alkitab (Bible) itu sendiri diman Yesus pernah bersabda bahwa “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah aku saja.” Tidak ada!! Yang ada justru Yesus bersabda, “Sembahlah Allah Tuhanmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.
Ucapan atau sabda Yesus tersebut menberikan suatu pengertian kepada kita bahwa Yesus itu bukan Tuhan atau Allah yang harus disembah, karena dia hanyalah seorang Nabi atau Rasul.
Untuk lebih jelasnya marilah kita simak kisah didalam Alkitab yaitu pada Injil Matius 4:8-10, yaitu ketika Yesus dicoba oleh Iblis sebagai berikut :
“Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepadaNya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. ” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:8-10)
Ayat-ayat tersebut adalah seputar kisah tentang percobaan di padang gurun ketika Yesus akan dicobai Iblis. Sebelumnya Iblis mencoba Yesus dengan menyuruh membuat batu-batu jadi roti, namun tidak berhasil, kemudian percobaan kedua Iblis menyuruh Yesus jatuhkan dirinya dari atas bubungan Bait Allah, namun tidak berhasil. Terakhir Iblis membawa Yesus kepuncak gunung yang tinggi dan menawarkan untuk diberikan kepada Yesus semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya, asalkan Yesus mau sujud menyembah kepadanya.
Pada percobaan yang ketiga inilah Yesus menghardik Iblis tersebut seraya berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Ucapan atau sabda Yesus tersebut menberikan suatu pengertian kepada kita bahwa Yesus itu bukan Tuhan atau Allah yang harus disembah, karena dia hanyalah seorang Nabi atau Rasul.
Untuk lebih jelasnya marilah kita simak kisah didalam Alkitab yaitu pada Injil Matius 4:8-10, yaitu ketika Yesus dicoba oleh Iblis sebagai berikut :
“Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepadaNya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. ” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:8-10)
Ayat-ayat tersebut adalah seputar kisah tentang percobaan di padang gurun ketika Yesus akan dicobai Iblis. Sebelumnya Iblis mencoba Yesus dengan menyuruh membuat batu-batu jadi roti, namun tidak berhasil, kemudian percobaan kedua Iblis menyuruh Yesus jatuhkan dirinya dari atas bubungan Bait Allah, namun tidak berhasil. Terakhir Iblis membawa Yesus kepuncak gunung yang tinggi dan menawarkan untuk diberikan kepada Yesus semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya, asalkan Yesus mau sujud menyembah kepadanya.
Pada percobaan yang ketiga inilah Yesus menghardik Iblis tersebut seraya berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Dari ucapan Yesus tersebut dapat kita pahami:
1. Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (laa ilaaha ilallaahu).
2. Terhadap Iblis saja Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya.
3. Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu kata-kata Yesus sebagai berikut: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!”
1. Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (laa ilaaha ilallaahu).
2. Terhadap Iblis saja Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya.
3. Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu kata-kata Yesus sebagai berikut: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!”
Yesus sendiri yang memberikan kesaksian bahwa menyembah dan berbakti itu, hanyalah kepada Allah, bukan kepada dirinya, mengapa justru Yesus itu yang dijadikan sesembahan oleh saudara-saudara kita umat Kristiani?
Dalam kitab suci Al Qur`an Nabi Isa as (Yesus) juga mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah itu hanya kepada Allah saja, bukan kepada yang lainnya, bukan juga kepada dirinya. Perhatikan ucapan Nabi Isa as (Yesus) dalam Al Qur`an:
Dalam kitab suci Al Qur`an Nabi Isa as (Yesus) juga mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah itu hanya kepada Allah saja, bukan kepada yang lainnya, bukan juga kepada dirinya. Perhatikan ucapan Nabi Isa as (Yesus) dalam Al Qur`an:
“Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus. “(QS. Ali Imaran 3 : 51)
Bahkan dalam kitab Taurat Musa Ulangan 6:4, dikatakan bahwa Tuhan itu Esa:
“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!”
Berdasarkan Taurat, Injil dan Al Qur`an, Tuhan yang disembah itu adalah Tuhan yang Esa, bukan Yesus yang disembah. Bahkan Yesus sendiri menyuruh menyembah hanya kepada Allah yang dia sembah.
bila menemukan ayat dalam Alkitab (Bible), dimana Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, “Akulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah aku saja”.
Yesus tidak pernah mengajarkan kepada umatnya bahwa dia adalah Tuhan atau Allah itu sendiri, yang harus disembah.
Menyamakan Yesus dengan Tuhan atau Allah, adalah suatu perbuatan dosa, sebab baik Yesus maupun Allah, tidak mengajarkan seperti itu. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, Allah melarang siapa saja yang, menyamakan Dia dengan yang lainnya Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut:
bila menemukan ayat dalam Alkitab (Bible), dimana Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, “Akulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah aku saja”.
Yesus tidak pernah mengajarkan kepada umatnya bahwa dia adalah Tuhan atau Allah itu sendiri, yang harus disembah.
Menyamakan Yesus dengan Tuhan atau Allah, adalah suatu perbuatan dosa, sebab baik Yesus maupun Allah, tidak mengajarkan seperti itu. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, Allah melarang siapa saja yang, menyamakan Dia dengan yang lainnya Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut:
“Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama? (Yesaya 46: 5)
4. Pernahkah Yesus Mengatakan:
“Akulah yang mewahyukan Alkitab, Aku pula yang menjaganya”
“Akulah yang mewahyukan Alkitab, Aku pula yang menjaganya”
Semua umat Kristiani meyakini bahwa Alkitab itu 100% firman Allah. Menurut mereka, para penulis Alkitab itu semuanya di. ilhami oleh Roh Kudus ketika mereka menulis kitab tersebut. Kalau memang Alkitab itu benar-benar 100% firman Allah. tentu didalam Alkitab itu ada pernyataan dari Allah bahwa Dia-lah yang mewahyukan Alkitab itu, dan Dia pula yang menjaganya. Oleh sebab itu sangatlah wajar jika ada yang mempertanyakan mana dalilnya firman Allah didalam Alkitab yang mengatakan “Akulah yang mewahyukan Alkitab, dan Aku pula yang menjaganya. “
Jika pertanyaan seperti itu diajukan kepada Al Qur`an, maka Al Quran bisa memberikan kesaksian dan bisa berbicara bahwa dia benar-benar dari Allah.
Alkitab yang diantaranya terdiri dari Taurat, Zabur dan Injil, adalah nama-nama kitab suci yang banyak disebutkan oleh Al Qur`an. Bahkan ummat Islam wajib mengimaninya karena kitab-kitab tersebut adalah kitab-kitab yang pernah Allah turunkan kedunia ini. Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil kepada Nabi Isa. Karena Al Qur`an banyak menyebut-nyebut kitab-kitab tersebut, maka kami umat Islam juga mempelajari, apakah kitab-kitab yang dimaksud Al- Qur`an itu ialah seperti yang ada sekarang ini di tangan umat Kristiani. Dalam mempelajarinya, kami justru menemukan begitu banyaknya ayat-ayat yang jelas-jelas berasal dari penulis kitab itu sendiri maupun orang lain, seperti contoh dibawah ini:
Alkitab yang diantaranya terdiri dari Taurat, Zabur dan Injil, adalah nama-nama kitab suci yang banyak disebutkan oleh Al Qur`an. Bahkan ummat Islam wajib mengimaninya karena kitab-kitab tersebut adalah kitab-kitab yang pernah Allah turunkan kedunia ini. Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil kepada Nabi Isa. Karena Al Qur`an banyak menyebut-nyebut kitab-kitab tersebut, maka kami umat Islam juga mempelajari, apakah kitab-kitab yang dimaksud Al- Qur`an itu ialah seperti yang ada sekarang ini di tangan umat Kristiani. Dalam mempelajarinya, kami justru menemukan begitu banyaknya ayat-ayat yang jelas-jelas berasal dari penulis kitab itu sendiri maupun orang lain, seperti contoh dibawah ini:
“Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.” (Roma 1:1)
Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan AIIah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,…. (Galatia 1:1)
“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa peristiwa yang telah ……. (Lukas 1:1)
Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan AIIah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,…. (Galatia 1:1)
“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa peristiwa yang telah ……. (Lukas 1:1)
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis rentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,…. (Kisah Rasul 1:1 )
“Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. “(Yakobus 1:1)
“Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil……. ” (1 Petrus 1: 1)
“Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran….. ” (2 Yohanes 1:1)
“Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa,….. (Yudas 1:1)
“Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. “(Yakobus 1:1)
“Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil……. ” (1 Petrus 1: 1)
“Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran….. ” (2 Yohanes 1:1)
“Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa,….. (Yudas 1:1)
Contoh dari semua ayat-ayat Alkitab tersebut jelas sekali itu berasal dari si penulis kitab itu sendiri. Siapa pun yang membacanya, akan mengatakan bahwa itu tulisan sipenulisnya. Makanya tidaklah keliru jika dikatakan bahwa Alkitab itu adalah 100% kitab Ilahi, dan 100% kitab Insani karena didalamnya bercampur antara firman Allah dan tulisan manusia dlsb. Dan hal itu merupakan suatu bukti yang tidak mungkin terbantahkan. Dalam meneliti, mempelajari dan mendalami kandungan Alkitab, kami tidak menemukan adanya ayat yang menjamin bahwa Alkitab itu benar-benar diturunkan oleh Allah dan Dia yang menjaganya. bagi siapa pun yang bisa memberikan bukti tertulis didalam Alkitab apabila ada ayat yang berbunyi: “Akulah yang mewahyukan Alkitab, dan Aku pula yang menjaganya.”
Berbeda dengan Al Qur`an, yang bisa bersaksi dan berbicara dari dirinya sendiri bahwa dia benar-benar berasal dari Allah. Bukan hanya satu ayat, tetapi ada sekian banyak ayat Al Qur`an yang memberikan kesaksian bahwa dia berasal dari Allah. Perhatikan ayat-ayat sebagai berikut:
“Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan yang diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.”(Qs 13 Ar Radu 1)
” Alif laam raa, (inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya engkau mengeluarkan manusia dari gelap kepada terang dengan izin Tuhan mereka ke jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Qs 14 Ibraahim 1 )
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur`an dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya. ” (Qs 15 Al Hijr 9)
” Alif laam raa, (inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya engkau mengeluarkan manusia dari gelap kepada terang dengan izin Tuhan mereka ke jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Qs 14 Ibraahim 1 )
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur`an dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya. ” (Qs 15 Al Hijr 9)
5. Mana perintah Yesus atau Tuhan untuk beribadah pada hari Minggu ?
Pertanyaan ini mungkin agak aneh dan bahkan dianggap sepele atau main-main saja. Padahal ini merupakan salah satu pertanyaan serius yang perlu dipikirkan, perlu diperhatikan, dan perlu dipertanyakan, karena menyangkut ritual yang secara terus menerus atau continue dilakukan dan diamalkan oleh hampir seluruh umat Kristiani di dunia.
Melakukan ritual ibadah wajib secara terus menerus tanpa dalil atau perintah dari Allah, merupakan ibadah yang sia-sia. Padahal apa yang dilakukan itu akan diminta pertanggung jawaban dihadap Allah. Oleh sebab itu wajarlah jika kita tinjau kembali, apakah yang kita lakukan selama ini benar-benar punya dalil atau dasar yang kuat dari kitab suci kita, ataukah itu hanya berasal dari perintah Manusia biasa atau pendapat para pemimpin agamanya, kemudian mewajibkan para pengikutnya untuk melakukannya.
Kalau hal seperti itu yang terjadi, kemudian di ikuti oleh para pengikutnya, maka itu berarti yang kita ikuti adalah ajaran manusia, bukan ajaran Allah. Contohnya, beribadah atau masuk gereja pada hari Minggu, ternyata tidak ada satu dalilpun didalam Alkitab yang menyuruh beribadah atau menjadikan hari Minggu sebagai hari yang harus dipelihara, disucikan atau dikuduskan. Oleh sebab itu bagi siapa saja yang bisa memberikan dalil yang tertulis dalam Alkitab bahwa adakah perintah dari Allah untuk mengkuduskan, mensucikan atau menjadikan sebagai hari peristirahatan, jika ada dalil di dalam Alkitab?.
Kalau hal seperti itu yang terjadi, kemudian di ikuti oleh para pengikutnya, maka itu berarti yang kita ikuti adalah ajaran manusia, bukan ajaran Allah. Contohnya, beribadah atau masuk gereja pada hari Minggu, ternyata tidak ada satu dalilpun didalam Alkitab yang menyuruh beribadah atau menjadikan hari Minggu sebagai hari yang harus dipelihara, disucikan atau dikuduskan. Oleh sebab itu bagi siapa saja yang bisa memberikan dalil yang tertulis dalam Alkitab bahwa adakah perintah dari Allah untuk mengkuduskan, mensucikan atau menjadikan sebagai hari peristirahatan, jika ada dalil di dalam Alkitab?.
Sebenarnya jika benar-benar mengikuti firman Allah dalam Alkitab, maka hari peribadatan itu ialah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu! Hari inilah (Sabat) yang ada dalilnya dalam Alkitab, bahkan perintah untuk memelihara, menjaga dan mengkuduskannya, jelas sekali ada tertulis didalam Alkitab itu sendiri. Apalagi yang menulis perintah untuk mengkuduskan hari Sabat adalah Allah itu sendiri, yang telah menoreh diatas kedua loh batu.
Bahkan kedua loh batu tersebut ditulis dengan jari tangan Allah sendiri, lalu Dia sendiri yang menyerahkan kepada Nabi Musa as untuk disampaikan dan diajarkan kepada kaumnya. Simak ayat frman Allah dalam Alkitab sebagai berikut:
Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu. ” (Ke132:15-16)
Sungguh ironis sekali, ternyata perintah Allah untuk menjaga, memelihara dan mengkuduskan hari Sabat, ternyata dilanggar dan juga tidak dipatuhi lagi oleh hampir semua umat Kristiani di dunia, kecuali sebagian kecil sekte Advent.
Bahkan kedua loh batu tersebut ditulis dengan jari tangan Allah sendiri, lalu Dia sendiri yang menyerahkan kepada Nabi Musa as untuk disampaikan dan diajarkan kepada kaumnya. Simak ayat frman Allah dalam Alkitab sebagai berikut:
Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu. ” (Ke132:15-16)
Sungguh ironis sekali, ternyata perintah Allah untuk menjaga, memelihara dan mengkuduskan hari Sabat, ternyata dilanggar dan juga tidak dipatuhi lagi oleh hampir semua umat Kristiani di dunia, kecuali sebagian kecil sekte Advent.
Padahal kalau kita baca dalam Alkitab, ternyata ada ancaman yang sungguh mengerikan, yaitu ancaman hukuman mati bagi mereka yang tidak memelihara dan yang melanggar kekudusan hari Sabat. Coba kita simak ancaman Allah bagi yang tidak memelihara dan mengkususkan hari Sabat.
“Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.” (Ke131:12-14)
Yang lebih menarik lagi yaitu, ternyata Yesus seumur hidupnya tidak pernah mengkuduskan hari Minggu. Seumur hidupnya Yesus selalu mengkuduskan hari Sabat dan setiap mengajar selalu pada hari Sabat. Yesus tidak pernah satu kalipun menganjurkan untuk beribadah atau mengkuduskan hari Minggu. bagi siapa saja yang bisa memberikan dalilnya.
Perhatikan hari apa yang Yesus kuduskan di dalam Alkitab, hari Sabtu atau hari Minggu?
“Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.” (Ke131:12-14)
Yang lebih menarik lagi yaitu, ternyata Yesus seumur hidupnya tidak pernah mengkuduskan hari Minggu. Seumur hidupnya Yesus selalu mengkuduskan hari Sabat dan setiap mengajar selalu pada hari Sabat. Yesus tidak pernah satu kalipun menganjurkan untuk beribadah atau mengkuduskan hari Minggu. bagi siapa saja yang bisa memberikan dalilnya.
Perhatikan hari apa yang Yesus kuduskan di dalam Alkitab, hari Sabtu atau hari Minggu?
Lukas 4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat (Sabtu) la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Markus 1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
Markus 6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang ‘ besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Lukas 4:16 Ia (Yesus) datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Al kitab.
Lukas 4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.
Lukas 6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
Lukas 13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
Markus 1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
Markus 6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang ‘ besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Lukas 4:16 Ia (Yesus) datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Al kitab.
Lukas 4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.
Lukas 6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
Lukas 13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
Masih banyak ayat-ayat lainn-ya dimana Yesus memelihara dan mengkuduskan hari Sabat, tapi dari 7 (tujuh) ayat tadi saja, sudah lebih dari cukup memberikan bukti-bukti kepada kita bahwa sesungguhnya menurut Alkitab, hari yang diperintahkan untuk di ibadati, dipelihara, dan dikuduskan adalah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu !!
Yesus tetap memelihara dan mengkuduskan Sabat, sebab dia yakin bahwa apa yang Allah tetapkan untuk berlaku kekal, tidak mungkin dibatalkan olehnya. Yesus sangat yakin dengan janji Allah bagi yang memelihara hari Sabat.
Mari kita renungkan janji Allah bagi yang memelihara dan mengkuduskan hari Sabat.
Yesus tetap memelihara dan mengkuduskan Sabat, sebab dia yakin bahwa apa yang Allah tetapkan untuk berlaku kekal, tidak mungkin dibatalkan olehnya. Yesus sangat yakin dengan janji Allah bagi yang memelihara hari Sabat.
Mari kita renungkan janji Allah bagi yang memelihara dan mengkuduskan hari Sabat.
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhan-lah yang mengatakannya. ” (Yesaya 58:13-14)
Bukankah ayat-ayat tersebut memberikan bukti bahwa sesungguhnya tidak ada satu perintah di dalam Alkitab masuk geieja hari Minggu atau mengkuduskan hari Minggu. Bahkan seumur hidup Yesus hanya beribadah pada hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Ternyata hari Minggu dikuduskan karena menurut pendapat pemuka agamanya hari itu Yesus bangkit dari kuburnya
Sekarang bagaimana dengan hari Minggu? Apakah ada perintah atau jaminan berkat bagi mereka yang mengkuduskan hari Minggu?
1.Allah tidak berhenti bekerja pada hari Minggu.
2.Allah dan juga Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
3.Tidak ada hukum yang menyuruh memelihara hari Minggu.
4.Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
5.Hari Minggu tidak pernah dikuduskan oleh Allah maupun Yesus.
6.Tidak ada pelanggaran hukum jika bekerja pada hari Minggu.
7.Tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab yang melarang bekerja pada hari Minggu.
8.Tidak ada berkat yang dijanjikan bagi mereka yang memelihara hari Minggu.
9.Hari Minggu tidak pernah disebutkan dalam Alkitab sebagai hari ibadah bagi umat Kristiani.
10.Tidak pernah hari Minggu disebut sebagai hari perhentian.
11.Yesus tidak pernah menyinggung tentang hari Minggu.
12.Kata “Hari Minggu” bahkan tidak pernah muncul dalam Alkitab, kecuali disebut “pekan pertama minggu itu”, tapi bukan “Hari Minggu” dan hanya sekali disebutkan yaitu pada Kis 20:7, itupun hanya pertemuan dimalam hari, yaitu Sabtu malam.
13.Para nabi dan orang terdahulu tidak pernah memelihara hari Minggu.
14.Tidak ada ayat dalam Alkitab tentang perobahan Sabat jadi hari Minggu.
15.Tidak pernah Tuhan maupun Yesus berfirman bahwa ada dua hari Sabat yang dikuduskan dalam seminggu, yaitu hari Sabtu dan Minggu.
16.Tidak ada satupun perintah di dalam Alkitab yang menyuruh merayakan “hari kebangkitan” Yesus sebagai pengganti hari Sabat.
17.Tidak pernah Tuhan berfirman bahwa “hari kebangkitan” Yesus harus dikuduskan seperti hari Sabat.
18.Seumur hidupnya, Yesus hanya beribadah pada hari Sabat
19.Tidak ada seorang nabipun di dalam Alkitab yang pernah menvuruh mengkuduskan hari Minggu.
20.Seumur hidupnya, tidak sekalipun keluar dari mulut atau bibir Yesus tentang hari Minggu dan lain-lain.
Sekarang bagaimana dengan hari Minggu? Apakah ada perintah atau jaminan berkat bagi mereka yang mengkuduskan hari Minggu?
1.Allah tidak berhenti bekerja pada hari Minggu.
2.Allah dan juga Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
3.Tidak ada hukum yang menyuruh memelihara hari Minggu.
4.Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
5.Hari Minggu tidak pernah dikuduskan oleh Allah maupun Yesus.
6.Tidak ada pelanggaran hukum jika bekerja pada hari Minggu.
7.Tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab yang melarang bekerja pada hari Minggu.
8.Tidak ada berkat yang dijanjikan bagi mereka yang memelihara hari Minggu.
9.Hari Minggu tidak pernah disebutkan dalam Alkitab sebagai hari ibadah bagi umat Kristiani.
10.Tidak pernah hari Minggu disebut sebagai hari perhentian.
11.Yesus tidak pernah menyinggung tentang hari Minggu.
12.Kata “Hari Minggu” bahkan tidak pernah muncul dalam Alkitab, kecuali disebut “pekan pertama minggu itu”, tapi bukan “Hari Minggu” dan hanya sekali disebutkan yaitu pada Kis 20:7, itupun hanya pertemuan dimalam hari, yaitu Sabtu malam.
13.Para nabi dan orang terdahulu tidak pernah memelihara hari Minggu.
14.Tidak ada ayat dalam Alkitab tentang perobahan Sabat jadi hari Minggu.
15.Tidak pernah Tuhan maupun Yesus berfirman bahwa ada dua hari Sabat yang dikuduskan dalam seminggu, yaitu hari Sabtu dan Minggu.
16.Tidak ada satupun perintah di dalam Alkitab yang menyuruh merayakan “hari kebangkitan” Yesus sebagai pengganti hari Sabat.
17.Tidak pernah Tuhan berfirman bahwa “hari kebangkitan” Yesus harus dikuduskan seperti hari Sabat.
18.Seumur hidupnya, Yesus hanya beribadah pada hari Sabat
19.Tidak ada seorang nabipun di dalam Alkitab yang pernah menvuruh mengkuduskan hari Minggu.
20.Seumur hidupnya, tidak sekalipun keluar dari mulut atau bibir Yesus tentang hari Minggu dan lain-lain.
Berdasarkan 20 alasan tersebut, maka dapatlah dipastikan bahwa sesungguhnya tidak ada satu dalilpun dalam Alkitab untuk mengkuduskan hari Minggu! Ternyata hari Minggu hanyalah hari yang diperintahkan oleh pengemuka agama Kristen hanya karena dianggap penting karena Yesus bangkit pada hari Minggu. Padahal tidak ada satu dalilpun didalam Alkitab itu yang menyuruh mengkuduskan hari Minggu dan tidak ada janji Allah atau berkat yang Allah janjikan bagi mereka yang memelihara dan yang mengkuduskan hari Minggu, tidak ada!! Justru yang ada ialah ancaman Allah bagi mereka yang tidak memelihara dan yang tidak mengkuduskan hari Sabat (Sabtu).
Terkadang ada sebagian umat Kristiani yang mengatakan, jika Sabat harus dikuduskan, kenapa umat Islam tidak turut mengkuduskan hari Sabat?
Terkadang ada sebagian umat Kristiani yang mengatakan, jika Sabat harus dikuduskan, kenapa umat Islam tidak turut mengkuduskan hari Sabat?
Jawabannya tentu karena kami umat Islam punya hari tersendiri sebagai hari yang diperintahkan untuk beribadah pada hari tersebut. Dan hal itu ada dalilnya dalam Al Qur’an, yaitu pada Qs 62 Al Jumu`ah ayat 9 :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk shalat pada hari Jumat, maka hendaklah kamu bersegera untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikianlah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”
Hari Sabtu atau Sabat ada dalil di Alkitab. Hari Jum’at ada dalil dalam Al Qur`an. Hari Minggu, mana dalilnya ?
6. Mana dalilnya dalam Alkitab Yesus 100% Tuhan & 100% manusia???
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat perlu kita pertanyakan kepada umat Kristiani, sebab hampir dalam setiap acara diskusi atau perdebatan, alasan yang paling sering dipakai oleh mereka adalah bilamana dalam keadaan kepepet, yaitu bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia.
Alasan-alasan seperti itu sudah ketinggalan, karena bila alasan seperti itu masih terus dipertahankan, maka sampai kapan pun tidak akan menyelesaikan persoalan. Atau dengan kata lain alasan seperti itu dipakai sebenarnya hanya untuk menutup-nutupi kelemahan Alkitab itu sendiri. Padahal alasan seperti itu samasekali tidak punya dalil dalam Alkitab. Artinya tidak ada satu dalilpun yang tertulis dalam Alkitab bahwa “Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia”.
Alasan-alasan seperti itu sudah ketinggalan, karena bila alasan seperti itu masih terus dipertahankan, maka sampai kapan pun tidak akan menyelesaikan persoalan. Atau dengan kata lain alasan seperti itu dipakai sebenarnya hanya untuk menutup-nutupi kelemahan Alkitab itu sendiri. Padahal alasan seperti itu samasekali tidak punya dalil dalam Alkitab. Artinya tidak ada satu dalilpun yang tertulis dalam Alkitab bahwa “Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia”.
Umumnya para Pendeta atau Misionaris, atau umat Kristiani lainnya sering menjawab dengan mengangkat dalil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”(Yohanes 1:1).
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)
Menjadikan ayat ini sebagai refrensi bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia, sulit bisa diterima akal sehat. Maka untuk itu agar lebih mudah dipahami dicomotlah bagian pertama dari pembukaan Alkitab yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
“Berfirmanlah Allah “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).
Dari bunyi ayat Kejadian 1:26 ini, ada kata “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…..’ Yang dimaksud dengan kata “Kita,” menurut penafsiran umat Kristiani, itu adalah bentuk kata Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian Baru. Jadi kata “Kita” itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”(Yohanes 1:1).
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)
Menjadikan ayat ini sebagai refrensi bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia, sulit bisa diterima akal sehat. Maka untuk itu agar lebih mudah dipahami dicomotlah bagian pertama dari pembukaan Alkitab yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
“Berfirmanlah Allah “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).
Dari bunyi ayat Kejadian 1:26 ini, ada kata “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…..’ Yang dimaksud dengan kata “Kita,” menurut penafsiran umat Kristiani, itu adalah bentuk kata Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian Baru. Jadi kata “Kita” itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus.
BAPA itu = Tuhan = Allah (oknum pertama) FIRMAN itu = Yesus = Anak Allah (oknum kedua) dan ROH KUDUS itu = Tuhan juga (oknum- ketiga).
Awal kitab Kejadian pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya Allah..:.’ Awal Yohanes pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya adalah Firman” dan pada awal kitab Kejadian pasal 1:26 berbunyi “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…..”
Dari ketiga dalil tersebut (Yoh 1:1 dan 14, dan Kej 1:1 dan 26) para misionaris menafsirkan Yoh 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya adalah Firman…” selaras dengan Kejadian 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya Allah… ” Dengan demikian menurut mereka Firman itu adalah Allah. Yang dimaksud dengan kata “Firman” adalah Yesus itu sendiri. Sementara Firman itu adalah Aliah, kalau begitu berarti Yesus = Allah. Kemudian pada Yoh 1:14 dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia” Sedangkan manusia itu adalah Yesus. Kalau Firman itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah, berarti Allah itu telah menjadi manusia yang disebut Yesus. Oleh sebab itu makna dari Yoh 1:1 yang berbunyi: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…’ yaitu Yesus yang mulanya ada bersama-sama dengan Allah, adalah Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia.
Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional.
Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional.
Menurut penafsiran kaum muslimin, kata “firman’ berarti “perkataan” atau “kalam” (kalamullah) yang bermakna “perkataan Allah.” Misalnya jika Allah ingin menciptakan sesuatu, cukup Dia berkata (berfirman) “KUN” (jadilah) maka jadilah. Contoh bagaimana penciptaan Nabi Isa as (Yesus) dan Nabi Adam as di dalam Al Qur’an.
Allah jelaskan sebagai berikut :
“Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” maka jadilah dia. ” (Qs 3 Ali `Imraan 59).
Allah jelaskan sebagai berikut :
“Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” maka jadilah dia. ” (Qs 3 Ali `Imraan 59).
Mengenai Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 dan 14, dalam buku The Five Gospels yang diterbitkan oleh Harper San Fransisco, yang dikomentari oleh Robert W. Funk dan Roy W. Hoover, ternyata ayat-ayat tersebut tidak masuk dalam kategori ucapan Yesus yang diseminarkan.
Injil yang diakui di Indonesia ada empat yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Di Amerika sekitar tahun 1993, di kota Sanoma CaIifornia, disponsori oleh Westar Instituie, Injil itu diseminarkan oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Katolik dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani dll yang semuanya tidak ada orang Islam. Injil yang diseminarkan ada lima yaitu Injil Matius Markus, Lukas, Yohanes dan Injil Thomas. Ke lima Injil yang bernama “The Five Gospels” diseminarkan dalam rangka mengklasifikasikan sabda Yesus. Makanya dalam cover The Fiue Gospels tersebut tertulis What Did Jesus Really Say? The Search For The Authentic Words of Jesus. (Apa yang benar-benar Yesus ucapkan? Mencari ucapan asli dari Yesus).
Dalam kitab The Five Gospels tersebut, semua ucapan atau sabda Yesus, dicetak berwarna. Ada empat warna yang disepakati, yaitu merah (RED), merah muda (PINK), kelabu (GRAY) dan hitam bolt (BLACK).
Ada tiga option (pilihan) yang disepakati untuk menentukan derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu :
Option 1
>>Red : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was.
>>Pink : I would include this item with reservations (or modifications) in the database.
>>Gray : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was.
>>Black : I would not include this item in the primary database.
Ada tiga option (pilihan) yang disepakati untuk menentukan derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu :
Option 1
>>Red : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was.
>>Pink : I would include this item with reservations (or modifications) in the database.
>>Gray : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was.
>>Black : I would not include this item in the primary database.
Option 2
>>Red : Jesus undoubtedly said this or something very like it.
>>Pink : Jesus probably said something like this.
>>Gray : Jesus did not say this, but they ideas contained in it are close to his own.
>>Black : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradtion.
>>Red : Jesus undoubtedly said this or something very like it.
>>Pink : Jesus probably said something like this.
>>Gray : Jesus did not say this, but they ideas contained in it are close to his own.
>>Black : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradtion.
Option 3
>>Red : That`s Jesus !
>>Pink : Sure sounds like Jesus. ** Gray : Well, maybe.
>>Black : There`s been some mistake.
>>Red : That`s Jesus !
>>Pink : Sure sounds like Jesus. ** Gray : Well, maybe.
>>Black : There`s been some mistake.
Dari hasil seminar, ternyata Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminar-kan, sebab ayat-ayat tersebut dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja! Dan ayat tersebut tidak masuk dalam kategori RED, PINK, GRAY & BLACK.
Hasil akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai kalangan, menyatakan sebagai berikut :
“Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus Seminar.”
“Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus.”
Pernyataan 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam Seminar tentang Yesus, sungguh mengejutkan dunia, khususnya dikalangan kaum Kristiani, sebab kalau 82% (delapan puluh dua persen) isi Injil bukan benar-benar diucapkan Yesus, berarti hanya 18% (delapan belas persen) saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Ternyata Yoh 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat penulis Injil itu saja, yaitu Yohanes. Padahal para perseta Seminar Yesus tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari lndonesia.
Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus.
Hasilnya sungguh mengejutkan, dari 4 (empat) kategori, tidak ada satu ayatpun dalam seluruh Injil Yohanes yang dicetak hurup Red. Hurup Pink saja hanya ada 1 (satu), hurup Grey hanya ada 4 (empat) ayat saja, selebihnya Black.
Perincian khusus Injil Yohanes sebagai berikut:
Hasil akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai kalangan, menyatakan sebagai berikut :
“Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus Seminar.”
“Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus.”
Pernyataan 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam Seminar tentang Yesus, sungguh mengejutkan dunia, khususnya dikalangan kaum Kristiani, sebab kalau 82% (delapan puluh dua persen) isi Injil bukan benar-benar diucapkan Yesus, berarti hanya 18% (delapan belas persen) saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Ternyata Yoh 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat penulis Injil itu saja, yaitu Yohanes. Padahal para perseta Seminar Yesus tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari lndonesia.
Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus.
Hasilnya sungguh mengejutkan, dari 4 (empat) kategori, tidak ada satu ayatpun dalam seluruh Injil Yohanes yang dicetak hurup Red. Hurup Pink saja hanya ada 1 (satu), hurup Grey hanya ada 4 (empat) ayat saja, selebihnya Black.
Perincian khusus Injil Yohanes sebagai berikut:
RED : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun yang dicetak merah, berarti tidak ada satu ayatpun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus.
PINK: (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yoh 4:43.
GRAY : (Well, maybe), hanya ada 4 (empat) ayat saja, yaitu pada Yoh 12 ayat 24, 25, 26 dan Yoh 13 ayat 20.
BLACK : (Jesus did not say this There’s been some mistake!) selebihnya bukan ucaan Yesus!
PINK: (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yoh 4:43.
GRAY : (Well, maybe), hanya ada 4 (empat) ayat saja, yaitu pada Yoh 12 ayat 24, 25, 26 dan Yoh 13 ayat 20.
BLACK : (Jesus did not say this There’s been some mistake!) selebihnya bukan ucaan Yesus!
Bayangkan saja, Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878 ayat dan 19099 kata. Kalau RED tidak ada, PINK hanya 1 ayat, GRAY 4 ayat, berarti sisanya BLACK (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat.
7. Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin “pasti masuk surga??
Umat Kristiani umumnya berani memastikan sesuatu yang belum tentu atau belum pasti terjadi. Mereka beranggapan asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, di jamin “pasti masuk surga”. Padahal memastikan seseorang masuk surga, itu bukan hak atau wewenang kita manusia, itu hanyalah hak Allah Swt. saja. Jika ada umat Islam mengatakan kepada mereka kata “Insya Allah”, sering diprotes, katanya “jangan insya Allah-insya Allah dong, yang pasti aja dong!!” Mereka tidak memahami bahwa mengucapkan Insya Allah adalah sesuatu yang dianjurkan dalam kitab suci Al Qur’an dan juga Alkitab. Tetapi sebagian besar umat Kristiani tidak paham bahwa didalam Alkitab sebenarnya dianjurkan mengucapkan Insya Allah bila mengatakan sesuatu yang belum tentu terjadi. Bahkan dikatakan, bila tidak mengucapkan Insya Allah sesuatu yang belum pasti terjadi, dia tergolong sombong, dan bahkan berdosa.
Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut:
“Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan beruat ini dan itu.” Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah saIah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yak 4:13-17)
“Ia minta diri dan berkata: “Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari Efesus.” (Kis 18:21)
“Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.(1 Kor 4:19).
Kata-kata dalam semua ayat ayat tersbut yaitu “Jika Tuhan menghendakinya” dan “Jika Allah menghendakinya” serta “Kalau Tuhan menghendakinya”, semua itu maknanya sama yang dalam Al Qur’an disebut “insya Allah”.
Didalam Alkitab cetakan lama, kata-kata “Jika Tuhan Menghendakinya” semuanya tertulis jelas dengan kata “insya Allah
Perhatikan Alkitab lama cetakan tahun 1960 sebagai berikut:
“Hai kamu jang berkata: “Bahwa hari ini atau besoknja biarlah kita pergi kenegeri anu serta menahun disitu, dan berniaga dan mencari laba”; pada halnya kamu tiada mengetahui apa yang akan terjadi besoknya. Bagaimanakah hidupmu itu? Karena kamu hanya suatu uap, yang kelihatan seketika saja lamanya, lalu lenyap. Melainkan patutlah kamu berkata: “Insya Allah, kita akan hidup membuat ini atau itu”. Tetapi dengan hal yang demikian kamu memegahkan dirimu dengan kemewahanmu itu; maka semua kemegahan yang demikian itu jahat. Sebab itu, jikalau orang yang tahu berbuat baik, pada halnya tiada diperbuatnya, maka menjadi dosalah baginya.
“Melainkan sambil meminta diri ia berkata: “insya Allah, aku akan kembali kepadamu.” (Kisah Para Rasul 18:21)
“Tetapi insya Allah aku akan datang kepadamu dengan segeranya, dan aku akan mengetahui bukan perkataan mereka itu jang……dst. (1 Kor4:19).
Dalam Al Qur`an, mengucapkan kata insya Allah merupakan suatu kewajiban bila kita tidak mengetahui sesuatu yang bakal terjadi. Perhatikan ayat-ayat Al Qur`an sebagai berikut:
“Maka tatkala mereka masuk menemui Yusuf, Yusuf membawa ibu bapaknya ke tempatnya dan berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman. ” (Qs 12 Yusuf 99)
“Musa berkata, “Insya Allah engkau akan mendapati aku orang yang sabar dan aku tiada mengingkari perintahmu. ” (Qs 18 Al Kahfi 69)
“Maka tatkala anak mencapai umur dapat bekerja bersamanya, Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahwa aku akan menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia berkata, “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau; insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs 37Ash Shaaffaat 102)
Ternyata dari keterangan Alkitab tidak boleh m.engatakan “PASTI” untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Memastikan dijamin “Pasti masuk surga” bila percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, adalah perbuatan sombong dan dosa. Jika hanya asal percaya kepada Yesus, semua ummat Islam percaya kepada Yasus yang disebut Nabi Isa as. Tidak sempurna iman seorang muslim jika tidak mengimani semua nabi, termasuk Nabi Isa. Bahkan percaya kepada semua nabi termasuk Nabi Isa as (Yesus), merupakan salah satu Rukun Iman yang harus di imani oleh setiap muslim dimanapun mereka berada. Hanya saja umat Islam mengimani beliau hanya sebagai Nabi atau Rasul, bukan Tuhan!!
“Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan beruat ini dan itu.” Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah saIah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yak 4:13-17)
“Ia minta diri dan berkata: “Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari Efesus.” (Kis 18:21)
“Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.(1 Kor 4:19).
Kata-kata dalam semua ayat ayat tersbut yaitu “Jika Tuhan menghendakinya” dan “Jika Allah menghendakinya” serta “Kalau Tuhan menghendakinya”, semua itu maknanya sama yang dalam Al Qur’an disebut “insya Allah”.
Didalam Alkitab cetakan lama, kata-kata “Jika Tuhan Menghendakinya” semuanya tertulis jelas dengan kata “insya Allah
Perhatikan Alkitab lama cetakan tahun 1960 sebagai berikut:
“Hai kamu jang berkata: “Bahwa hari ini atau besoknja biarlah kita pergi kenegeri anu serta menahun disitu, dan berniaga dan mencari laba”; pada halnya kamu tiada mengetahui apa yang akan terjadi besoknya. Bagaimanakah hidupmu itu? Karena kamu hanya suatu uap, yang kelihatan seketika saja lamanya, lalu lenyap. Melainkan patutlah kamu berkata: “Insya Allah, kita akan hidup membuat ini atau itu”. Tetapi dengan hal yang demikian kamu memegahkan dirimu dengan kemewahanmu itu; maka semua kemegahan yang demikian itu jahat. Sebab itu, jikalau orang yang tahu berbuat baik, pada halnya tiada diperbuatnya, maka menjadi dosalah baginya.
“Melainkan sambil meminta diri ia berkata: “insya Allah, aku akan kembali kepadamu.” (Kisah Para Rasul 18:21)
“Tetapi insya Allah aku akan datang kepadamu dengan segeranya, dan aku akan mengetahui bukan perkataan mereka itu jang……dst. (1 Kor4:19).
Dalam Al Qur`an, mengucapkan kata insya Allah merupakan suatu kewajiban bila kita tidak mengetahui sesuatu yang bakal terjadi. Perhatikan ayat-ayat Al Qur`an sebagai berikut:
“Maka tatkala mereka masuk menemui Yusuf, Yusuf membawa ibu bapaknya ke tempatnya dan berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman. ” (Qs 12 Yusuf 99)
“Musa berkata, “Insya Allah engkau akan mendapati aku orang yang sabar dan aku tiada mengingkari perintahmu. ” (Qs 18 Al Kahfi 69)
“Maka tatkala anak mencapai umur dapat bekerja bersamanya, Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahwa aku akan menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia berkata, “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau; insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs 37Ash Shaaffaat 102)
Ternyata dari keterangan Alkitab tidak boleh m.engatakan “PASTI” untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Memastikan dijamin “Pasti masuk surga” bila percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, adalah perbuatan sombong dan dosa. Jika hanya asal percaya kepada Yesus, semua ummat Islam percaya kepada Yasus yang disebut Nabi Isa as. Tidak sempurna iman seorang muslim jika tidak mengimani semua nabi, termasuk Nabi Isa. Bahkan percaya kepada semua nabi termasuk Nabi Isa as (Yesus), merupakan salah satu Rukun Iman yang harus di imani oleh setiap muslim dimanapun mereka berada. Hanya saja umat Islam mengimani beliau hanya sebagai Nabi atau Rasul, bukan Tuhan!!
Menurut pandangan ummat Kristiani, asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka dijamin pasti masuk surga. Tetapi menurut pandangan Islam, hal itu bertolak belakang 180 derajat, justru kalau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, maka disitulah tidak mungkin diselamatkan, karena telah menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah. Dan itu disebut dosa syirik, yaitu salah satu dosa yang tidak diampuni oleh Allah.
Dalam kitab Injil, Yesus berfirman bahwa keselamatan itu tergantung bagaimana kita mengamalkan perintah Allah. Perhatikan ucapan Yesus sebagai berikut:
Dalam kitab Injil, Yesus berfirman bahwa keselamatan itu tergantung bagaimana kita mengamalkan perintah Allah. Perhatikan ucapan Yesus sebagai berikut:
“Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. ” (Mat 7:21)
Berdasarkan ucapan Yesus tersebut, dapat kita simpulkan bahwa bukan setiap orang yang berseru Yesus, Yesus yang akan masuk kedalam surga, tetapi kata Yesus yaitu mereka yang melakukan sesuai dengan perintah Allah. Tentu menjadi pertanyaan, apakah ummat Kristiani sudah melakukan sesuai perintah Yesus dan perintah Allah?? Marilah kita lihat beberapa contoh sebagai bukti:
Berdasarkan ucapan Yesus tersebut, dapat kita simpulkan bahwa bukan setiap orang yang berseru Yesus, Yesus yang akan masuk kedalam surga, tetapi kata Yesus yaitu mereka yang melakukan sesuai dengan perintah Allah. Tentu menjadi pertanyaan, apakah ummat Kristiani sudah melakukan sesuai perintah Yesus dan perintah Allah?? Marilah kita lihat beberapa contoh sebagai bukti:
1. Allah Mengharamkan Babi
“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku beiah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binaiang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya jartganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. (Imamat 11:7-8)
Allah telah mengharamkan babi. Kenyataannya mereka tidak haramkan babi, malah babi jadi makanan kesukaan mereka. iustru yang haramkan babi umat Islam bukan?
“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku beiah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binaiang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya jartganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. (Imamat 11:7-8)
Allah telah mengharamkan babi. Kenyataannya mereka tidak haramkan babi, malah babi jadi makanan kesukaan mereka. iustru yang haramkan babi umat Islam bukan?
2.Yesus sunat
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (Luk 2:21 )
Yesus sunat, tetapi para pendeta tidak wajibkan sunat. Justru yang bersunat yaitu ummat Islam. Nah apakah mereka ikuti perintah Allah? Justru umat Islamlah yang ikut perintah bersunat!!
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (Luk 2:21 )
Yesus sunat, tetapi para pendeta tidak wajibkan sunat. Justru yang bersunat yaitu ummat Islam. Nah apakah mereka ikuti perintah Allah? Justru umat Islamlah yang ikut perintah bersunat!!
3. Yesus mati dikafani tidak pakai peti
“Yusufpun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam buki t batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.” (Mar 15:46)
“Yusufpun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam buki t batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.” (Mar 15:46)
Yesus mati dikafani, tidak pakai peti. Apakah umat Kristiani yang mengaku pengikut Yesus bila mereka mati dikafani dengan kain putih dan dikubur tidak pakai peti?? Ternyata mereka bila mati, pakai jas, sepatu, dasi. pakaian yang paling bagus, didandani seperti penganten, lalu dimasukkan kedalam peti, padahal Yesus mati hanya dikafani dengan kain putih dan tidak pakai peti. Ini berarti mereka tidak mengikuti contoh bagaimana matinya Yesus. Justru yang mengikuti matinya Yesus, adalah umat Islam. Bahkan dalam Islam, kuburan tidak perlu dibeton seperti bangunan rumah, cukup menaruh batu diatas kubur sebagai tanda. Diatas kuburan Yesus juga ditaruh sebuah batu, sebagai tanda, dan dalam Islam disunahkan menaruh batu diatas kuburan.
Sebenarnya masih ada begitu banyak bukti-bukti bahwa ummat Kristini tidak mengikuti perintah Yesus dan Allah. Dari beberapa ayat yang kami paparkan sebagai contoh itu, cukup memberikan bukti bahwa jaminan keselamatan itu bukan hanya asal percaya kepada Yesus dijamin pasti masuk surga, tetapi bagaimana mengamalkan seluruh ajaran Yesus dan Tuhannya Yesus yaitu Allah Swt.
Setelah dicek diseluruh isi Alkitab, ternyata tidak ada satu ayatpun yang menjamin asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat “dijamin pasti masuk surga.” Oleh sebab itu jika ada umat Kristiani yang bisa menunjukkan ayatnya yang mengatakan bahwa asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat “dijamin pasti masuk surga, kami sediakan hadiah uang tunai sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah) untuk satu pertanyaan ini saja.
Allah menjamin masuk surga bagi orang-orang yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada-Nya yaitu mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
“Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan itulah kejayaan yang besar.” (Qs 4 An Nisaa ` 13)
“Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan itulah kejayaan yang besar.” (Qs 4 An Nisaa ` 13)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa yang di jamin masuk surga oleh Allah, yaitu mereka yang taat kepada Allah dan Rasulnya. Bagaimana bisa dijamin masuk surga, jika hanya asal percaya, tetapi tidak mengamalkan serta tidak taat perintah Allah dan Rasul-Nya?? Buktinya betapa banyak ayat-ayat dalam Alkitab, dimana tidak diamalkan dan tidak ditaati oleh umat Kristiani. Oleh sebab itu keselamatan itu yaitu bagaimana kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengamalkan yang diperintakan-Nya.
Bagaimana yang tidak taat kepada Allah dan rasul-Nya serta melanggar hukum dan ketentuan-Nya, apakah mereka dijamin pasti masuk surga??. Perhatikan ayat selanjutnya :
Bagaimana yang tidak taat kepada Allah dan rasul-Nya serta melanggar hukum dan ketentuan-Nya, apakah mereka dijamin pasti masuk surga??. Perhatikan ayat selanjutnya :
“Dan barang siapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batasnya (hukum) Allah, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka, kekal di dalamnya dan baginya azab yang menghinakan. ” (Qs 4 An Nisaa` 14)
8. Mana foto asli wajah Yesus dan siapa pemotretnya ?
Berdasarkan ayat tersebut, bagi mereka yang mengatakan asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin pasti masuk surga, padahal tidak melakukan perintah Allah dan Yesus, maka bukan jaminan surga yang didapat, tapi neraka.
Sebagian besar rumah umat Kristiani hampir dapat dipastikan terpampang gambar atau lukisan Yesus dan ibunya Maria dengan wajah yang ganteng dan cantik rupawan dengan pakaian yang berwarna warni. Tentu menjadi pertanyaan:
Apakah wajah Yesus dan ibunya Maria adalah wajah mereka yang asli atau itu hanya hasil rekayasa saja ?
Jika wajah mereka itu asli, siapa yang memotretnya ?
Tustel atau camera merek apa yang dipakai saat itu?
Apakah 2000an tahun yang lalu sudah ada camera atau tustel berwarna ?
Jawabannya pasti semuanya mustahil Tetapi banyak umat Kristiani terlihat begitu khusu’ bila sembahyang atau meminta pertolongan dihadapan gambar atau lukisan Yesus dan Maria.
Ada sebagian umat Kristiani yang dulunya ngaku mantan Islam, kemudian masuk Kristen dengan alasan dia dijamah oleh Yesus. Ada juga yang katakan dia melihat wajah Yesus. Padahal semua kesaksian seperti itu jelas bohong. Kenapa? Sebab darimana dia tahu bahwa itu benar-benar wajah Yesus?? Wajah bapak kakeknya saja hampir tidak ada orang yang pernah tahu, apalah wajah orang yang telah mati lebih 2000 tahun yang lalu. kalau ada orang bisa memperlihatkan wajah Yesus yang sesungguhnya. Wajah-wajah Yesus dalam semua gambar tersebut, pasti hanya hasil rekayasa atau hasil imaginasi seseorang. Jika disuruh orang suku Asmad di Irian melukis wajah Yesus menurut imaginasi mereka, mungkin saja wajah Yesus dibuat hitam, pendek, kribo, tanpa busana dan pakai koteka. Jika ada yang mengaku pernah dijamah dan ketemu Yesus, lihatkan gambar-gambar tadi, tanyakan padanya dan tolong tunjukin, wajah yang mana yang dilihatnya? Sungguh satu Kebohongan besar jika wajah Yesus adalah salah satu dari wajah-wajah tersebut.
Sebagian besar rumah umat Kristiani hampir dapat dipastikan terpampang gambar atau lukisan Yesus dan ibunya Maria dengan wajah yang ganteng dan cantik rupawan dengan pakaian yang berwarna warni. Tentu menjadi pertanyaan:
Apakah wajah Yesus dan ibunya Maria adalah wajah mereka yang asli atau itu hanya hasil rekayasa saja ?
Jika wajah mereka itu asli, siapa yang memotretnya ?
Tustel atau camera merek apa yang dipakai saat itu?
Apakah 2000an tahun yang lalu sudah ada camera atau tustel berwarna ?
Jawabannya pasti semuanya mustahil Tetapi banyak umat Kristiani terlihat begitu khusu’ bila sembahyang atau meminta pertolongan dihadapan gambar atau lukisan Yesus dan Maria.
Ada sebagian umat Kristiani yang dulunya ngaku mantan Islam, kemudian masuk Kristen dengan alasan dia dijamah oleh Yesus. Ada juga yang katakan dia melihat wajah Yesus. Padahal semua kesaksian seperti itu jelas bohong. Kenapa? Sebab darimana dia tahu bahwa itu benar-benar wajah Yesus?? Wajah bapak kakeknya saja hampir tidak ada orang yang pernah tahu, apalah wajah orang yang telah mati lebih 2000 tahun yang lalu. kalau ada orang bisa memperlihatkan wajah Yesus yang sesungguhnya. Wajah-wajah Yesus dalam semua gambar tersebut, pasti hanya hasil rekayasa atau hasil imaginasi seseorang. Jika disuruh orang suku Asmad di Irian melukis wajah Yesus menurut imaginasi mereka, mungkin saja wajah Yesus dibuat hitam, pendek, kribo, tanpa busana dan pakai koteka. Jika ada yang mengaku pernah dijamah dan ketemu Yesus, lihatkan gambar-gambar tadi, tanyakan padanya dan tolong tunjukin, wajah yang mana yang dilihatnya? Sungguh satu Kebohongan besar jika wajah Yesus adalah salah satu dari wajah-wajah tersebut.
Beberapa wajah palsu Jesus yang kami posting pada hosting yang lain, klik sini
9. Mana dalilnya Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah merayakannya
SEJARAH NATAL
Chritmas diartikan sebagai hari kelahiran Yesus, yang dirayakan oleh hampir semua orang Kristen didunia, berasal dari ajaran Gereja Katolik Roma. Padahal ajaran tersebut tidak terdapat dalam Alkitab dan Yesus-pun tidak pernah memerintahkan kepada murid-muridnya untuk menyelenggarakannya.
Perayaan yang masuk kedalam ajaran Gereja Katolik Roma pada abad ke empat ini, berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Perayaan Natal yang diselenggarakan diseluruh dunia ini samasekali tidak mempunyai dasar dari Alkitab.
Perayaan yang masuk kedalam ajaran Gereja Katolik Roma pada abad ke empat ini, berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Perayaan Natal yang diselenggarakan diseluruh dunia ini samasekali tidak mempunyai dasar dari Alkitab.
Menurut penjelasan di dalam Catholic Encyclopedia edisi 1911, yang berjudul “Christmas”, ditemukan kata-kata yang berbunyi sebagai berikut :
“Christmas was not among the earliest festivals of church, the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan custom centering around the January calends gravitated to christmas. “
“Natal bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia diyakini berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala & jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”
“Natal bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia diyakini berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala & jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”
Masih dalam Encyclopedi itu juga dengan judul “Natal Day” bapak Katolik pertama mengakui bahwa :
“In the Scnptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Pharaoh and Herold) who make great rejoicings over the day in which they were born into the world. “
“In the Scnptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Pharaoh and Herold) who make great rejoicings over the day in which they were born into the world. “
“Didalam Kitab Suci, tidak seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanya orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
Natal Menurut Encyclopedia Americana Tahun 1944
“Christmas…it was according to many authorities, not celebrated in ihe first centuries of the Christian church, as the Christian usage in gene.ral was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth… ” (The “Communion”, which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) “A feast was established in memory of this even (Christ’s birth) in the fourth century. In the fifth century the Westem Church ordered it fo be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the day of Christ’s birth existed.
“Christmas…it was according to many authorities, not celebrated in ihe first centuries of the Christian church, as the Christian usage in gene.ral was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth… ” (The “Communion”, which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) “A feast was established in memory of this even (Christ’s birth) in the fourth century. In the fifth century the Westem Church ordered it fo be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the day of Christ’s birth existed.
“Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut.” (“Perjamuan ci” yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.) “Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke empat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.”
ASAL USUL NATAL
Natal berasal dari kepercayaan pen-yembah berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia kuno dibawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak nabi Nuh). Nimrod inilah orang pertama yang mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Niniweah dll, serta kerajaan di dunia dengan sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar pemerintahan. Nimrod ini adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak, diantaranya dia mengawini ibu kandungnya sendiri Semiramis.
Setelah Nimrod meninggal, ibunya yang merangkap istrinya menyebarkan ajaran Nimrod bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya telah mati. Adanya pohon Evergreen yang tumbuh diatas sebatang pohon kavu yang telah mati, ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod. Untuk mengenang hari kelahiran Nimrod setiap tanggal 25 Desember, Semiramis menggantungkan bingkisan pada ranting-ranting pohon itu sebagai peringatan hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul Pohon Natal. Melalui pemujaan kepada Nimrod, akhirnya Nimrod dianggap sebagai “Anak Suci dari Surga’. Dari perjalanan sejarah dan pergantian generasi ke generasi dari masa-kemasa dan dari satu bangsa ke bangsa lainnya, akhirnya penyembahan terhadap berhala Babilonia ini berubah menjadi Mesias Palsu, yaitu berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari.
Setelah Nimrod meninggal, ibunya yang merangkap istrinya menyebarkan ajaran Nimrod bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya telah mati. Adanya pohon Evergreen yang tumbuh diatas sebatang pohon kavu yang telah mati, ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod. Untuk mengenang hari kelahiran Nimrod setiap tanggal 25 Desember, Semiramis menggantungkan bingkisan pada ranting-ranting pohon itu sebagai peringatan hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul Pohon Natal. Melalui pemujaan kepada Nimrod, akhirnya Nimrod dianggap sebagai “Anak Suci dari Surga’. Dari perjalanan sejarah dan pergantian generasi ke generasi dari masa-kemasa dan dari satu bangsa ke bangsa lainnya, akhirnya penyembahan terhadap berhala Babilonia ini berubah menjadi Mesias Palsu, yaitu berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari.
Kepercayaan orang-orang Babilonia yang menyembah kepada “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali), menyebar luas dari Babilonia ke berbagai bangsa di dunia dengan cara dan bentuk berbeda-beda, sesuai dengan bahasa di negara-negara tersebut. Di Mesir dewa-dewi tersebut bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan Deoius.
Di Roma bernama Fortuna dan Yupiter, juga di negara-negara lain seperti di China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madona, jauh sebelum Yesus dilahirkan.
Pada abad ke 4 dan ke 5 Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen”, mereka telah mempunyai kepercayaan dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Kristen lahir.
Pada abad ke 4 dan ke 5 Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen”, mereka telah mempunyai kepercayaan dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Kristen lahir.
Natal adalah acara ritual yang berasal dari Babilonia kuno yang saat itu puluhan abad yang lalu, belum mengenal agama yang benar, dan akhirnya terwariskan sampai sekarang ini. Di Mesir, jauh sebelum Yesus dilahirkan, setiap tahun mereka merayakan kelahiran anak Dewi Isis (Dewi langit) yang mereka percaya lahir pada tanggal 25 Desember.
Para murid Yesus dan orang-orang Kristen yang hidup pada abad pertama, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Natal sebagai hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Dalam Alkitab/Bible, tidak ditemukan walau satu ayatpun Tuhan/ Allah maupun Yesus yang memerintahkan untuk merayakan Natal, sebab perayaan setiap tanggal 25 Desember, adalah perayaan agama Paganis (penyembah berhala) yang dilestarikan oleh umat Kristiani.
Upacara Natal adalah berasal dari ajaran Semiramis istri Nimrod, yang kemudian di lestarikan oleh para penyembah berhala secara turun temurun hingga sekarang ini dengan wajah baru yang disebut Kristen.
SINTERKLAS
Sinterklas atau Santa Claus sebenarnya bukan ajaran yang berasal dari penganut paganisme (penyembah berhala) maupun Alkitab. Sinterklas adalah ciptaan seorang Pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Menurut Encyclopedia Britannica halaman 648-649 edisi kesebelas, disebutkan :
“St Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and Latins on the 6th of December…a Legend of his surreptitious bestowal bf dowries on the three daughters of an impoverished citizen…is said to have originated the old custom of giving present in secret on the Eve of St. Nicholas (Dec 6), subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus.”
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tgl 6 Desember. Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga orang anak wanita miskin. untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya terkaitlah antara hari Natal dan Sabta Claus..”
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tgl 6 Desember. Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga orang anak wanita miskin. untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya terkaitlah antara hari Natal dan Sabta Claus..”
Sinterklas Mengajarkan Kebohongan
Dalam ajaran agama manupun, semua orang tua melarang anaknya berbohong. Tetapi menjelang Natal, banyak orang tua yang membohongi anaknya dengan cerita tentang Sinterklas yang memberikan hadiah Natal ketika mereka tidur. Begitu anak-anak mereka bangun pagi, didalam sepatu atau kaos kaki mereka yang digantungkan didepan pintu rumah, telah berisi berbagai permen dan hadiah lainnya. Oleh sebab itu Sinterklas merupakan pembohongan yang dilakukan oleh setan yang menyamar sebagai manusia.
“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.”(2 Kor 11:14-15)
POHON TERANG
Pohon Terang atau Pohon Natal, samasekali tidak pernah dianjurkan oleh Tuhan maupun Yesus untuk mengadakan atau merayakannya. Itu semua diadopsi dari ajaran agama pagan (kafir kuno). Pohon itu sendiri disebut dengan istilah “Mistleto” yang biasanya dipakai pada perayaan musim panas, sebagai persembahan suci kepada matahari.
Pohon Terang atau Pohon Natal, samasekali tidak pernah dianjurkan oleh Tuhan maupun Yesus untuk mengadakan atau merayakannya. Itu semua diadopsi dari ajaran agama pagan (kafir kuno). Pohon itu sendiri disebut dengan istilah “Mistleto” yang biasanya dipakai pada perayaan musim panas, sebagai persembahan suci kepada matahari.
Menurut Frederick J. Haskins dalam bukunya Answers to Questions disebutkan:
“The use of Christmas wreaths is believed by outhorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same times as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era.”
“The use of Christmas wreaths is believed by outhorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same times as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era.”
“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala (paganisme) yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”
Sungguh mengherankan sekali dan sekaligus memprihatinkan, ternyata sebagian besar umat Kristiani tidak mengerti dan tidak menyadari tentang sejarah perayaan Natal dan Pohon Terang.
Mereka begitu antusias menambut kedatangan hari Natal, bahkan jauh jauh hari sebelumnya mereka sudah mempersiapkan dengan biaya yang begitu besar dalam menyambut hari kelahiran Tuhan mereka. Padahal merayakan Natal dengan Pohon Terang samasekali tidak punya dasar atau dalil didalam kitab suci mereka sendiri. Para Pendeta dan Pastur diseluruh dunia bahkan Uskup dan Paus, jika ditanya tentang Natal dan Pohon Terang, pasti akan mengakui bahwa memang tidak ada dalil dan ajaran dalam Alkitab bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan tidak ada satu ayatpun tertulis didalam Alkitab (Bible) yang memerintahkan untuk merayakannya.
Mereka begitu antusias menambut kedatangan hari Natal, bahkan jauh jauh hari sebelumnya mereka sudah mempersiapkan dengan biaya yang begitu besar dalam menyambut hari kelahiran Tuhan mereka. Padahal merayakan Natal dengan Pohon Terang samasekali tidak punya dasar atau dalil didalam kitab suci mereka sendiri. Para Pendeta dan Pastur diseluruh dunia bahkan Uskup dan Paus, jika ditanya tentang Natal dan Pohon Terang, pasti akan mengakui bahwa memang tidak ada dalil dan ajaran dalam Alkitab bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan tidak ada satu ayatpun tertulis didalam Alkitab (Bible) yang memerintahkan untuk merayakannya.
Kata Bibel / Alkitab tentang Pohon Natal
“Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adaIah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat. ” Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya Tuhan! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. ” (Yeremia 10:2-6)
Ayat-ayat Alkitab tersebut jelas sekali mengatakan bahwa Pohon Terang adalah upacara penyembahan berhala yang tidak bisa berbicara, tidak bisa berbuat jahat dan tidak bisa juga berbuat baik. Tetapi kenapa masih saja disembah oleh sebagian besar umat Kristiani? Jawabnya karena mereka tidak mengerti kandungan kitab sucinya, dan hanya ikut-ikutan apa kata pemimpin agama mereka. Tidak mereka sadari bahwa justru mereka bukan pengikut Yesus yang setia. Pengikut Yesus (Isa) yang sebenarnya adalah ummat Islam!
Apakah Natal Memuliakan Yesus?
“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada illah mereka? Aku pun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi illah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi illah mereka. (32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu Iakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya. ” (Ulangan 12:30-32)
“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada illah mereka? Aku pun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi illah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi illah mereka. (32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu Iakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya. ” (Ulangan 12:30-32)
“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”(Matius 19:8-9)
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perin!ah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. ” (Markus 7: 7-8)
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perin!ah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. ” (Markus 7: 7-8)
Merayakan Natal = Melestarikan Kebohongan dan Pemborosan
Menjelang Natal akan bermunculan berbagai iklan di toko-toko, koran, majalah dlsb. Jutaan dolar dan miliaran rupiah dihamburkan untuk promosi berbagai barang dagangan untuk keperluan Natalan. Semuanya dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang”, padahal tanpa mereka sadari ajaran Yesus mereka telantarkan, karena yang mereka rayakan adalah tradisi ajaran agama kafir kuno, bukan perintah Tuhan ataupun Yesus
Menjelang Natal akan bermunculan berbagai iklan di toko-toko, koran, majalah dlsb. Jutaan dolar dan miliaran rupiah dihamburkan untuk promosi berbagai barang dagangan untuk keperluan Natalan. Semuanya dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang”, padahal tanpa mereka sadari ajaran Yesus mereka telantarkan, karena yang mereka rayakan adalah tradisi ajaran agama kafir kuno, bukan perintah Tuhan ataupun Yesus
“Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23)
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku. sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. (Markus 7: 7-8)
“Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” (Matius 26:8-9)
“Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” (Matius 26:8-9)
Dari penjelasan sejarah Natal ini, jelaslah bahwa Natal itu bukan ajaran Yesus.
Yesus seumur hidupnya tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan!! Tidak ada satu dalilpun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal bukan ajaran gereja. Oleh sebab itu jika ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember.
Yesus seumur hidupnya tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan!! Tidak ada satu dalilpun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal bukan ajaran gereja. Oleh sebab itu jika ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember.
Dalam pandangan Islam, haram hukumnya bila ikut-ikutan merayakan Natal. Jangankan umat Islam, bagi umat Kristiani pada dasarnya sama sekali tidak punya satu dalilpun merayakan Natal. Umat Islam yang merayakan Maulid Nabi Muhammad saw. itupun tidak ada Quran dan Sunnahnya, apalagi merayakan Natal. Merayakan Natal sama saja merayakan “kelahiran Tuhan,” padahal dalam pandangan Islam, Tuhan tidak lahir dan tidak pula dilahirkan.
Jika Umat Kristiani merayakan Natal hanya sebatas Yesus sebagai seorang Nabi atau Rasul atau seorang Utusan Tuhan, itu masih bisa dipahami. Tetapi umat Kristiani merayakan hari Natal, bukan sebagai hari kelahiran Yesus sebagai seorang Nabi, Rasul atau Utusan Tuhan, tetapi sebagai hari kelahiran Yesus sebagai “Anak Tuhan” atau “Anak Allah”.
Haram hukumnya menurut pandangan Islam karena berdasarkan Al Qur`an, Yesus bukan Tuhan dan Tuhan tidak punya anak.
Haram hukumnya menurut pandangan Islam karena berdasarkan Al Qur`an, Yesus bukan Tuhan dan Tuhan tidak punya anak.
“(Dia) pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui seala sesuatu. ” (Qs 6 Al Maa-idah 101 )
Bahkan dalam ayat lain Allah wahyukan kepada Rasul-Nya Muhammad saw, bahwa jika Dia mempunyai anak benaran, maka orang yang mula-mula akan menyembah anak itu adalah Rasul-Nya yaitu Muhammad saw.
Bahkan dalam ayat lain Allah wahyukan kepada Rasul-Nya Muhammad saw, bahwa jika Dia mempunyai anak benaran, maka orang yang mula-mula akan menyembah anak itu adalah Rasul-Nya yaitu Muhammad saw.
“Katakanlah, “Jika Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula menyembahnya,” (Qs 43 Az Zuhkruf 89).
Bahkan dalam ayat lain Allah peringatkan kepada mereka (Yahudi dan Nashara) bahwa tidak benar Dia mempunyai anak!
Bahkan dalam ayat lain Allah peringatkan kepada mereka (Yahudi dan Nashara) bahwa tidak benar Dia mempunyai anak!
“Mereka (orang-orang kafir) berkata: “Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya”(QS. Albaqarah 2 : 116)
Jawapan bagi soalan-soalan itu:
PERTANYAAN
PERTAMA
Apakah
Yesus beragama Kristian?
Nama Kristian adalah nama yang diberikan kepada
pengikut-pengikut Yesus di Antiokia sebagaimana yang telah diuraikan oleh
Saudara Mokoginta, yang tadinya sebagai hinaan atau lebih jelas adalah ejekan,
karena dimana-mana mereka mengabarkan Yesus (Christo). Tidak boleh disangkal
bahwa inti pekabaran para Rasul-rasul yang disebut Kristian adalahYesus
Kristus.
Tidak ada dokumen sepanjang yang saya ketahui menyebut Yesus
secara resmi memasuki agama tertentu dengan melakukan syarat-syarat yang
diberlakukan, baik agama Kristian (belum muncul), Islam (belum muncul), Hindu
atau Budha, tetapi Yesus hidup di zaman dan kalangan, juga keturunan Yahudi,
yang seharusnya menantikan Mesias yang dijanjikan. Melihat ketatnya dogma-dogma
Yahudi pada saat itu, dan penurutan Yesus akan hukum Taurat sampai satu noktah
(titik) pun tidak dilangar, maka kehidupan-Nya lebih cenderung ke Yudaisme
dalam konteks yang benar, yaitu mengerti dan memenuhi janji penebusan yang
digambarkan dengan jelas dan terperinci pada upacara kaabah dengan domba qurban
pengampunan dosa. (untuk penerangan secara detail, maka perangan mengenai
tata-cara dan makna dari perabot-perabot di halaman luar, bilik suci dan maha
suci kaabah di dunia ini akan memberikan gambaran yang jelas akan rencana
keselamatan dan proses yang sedang terjadi di sorga).
Maka menanyakan apakah Yesus orang Kristian pasti diluar
konteks pembahasan, karena nama Kristian baru muncul pada zaman Rasul-rasul
atau setelah kematian Yesus.
Pasti tidak ada ayat yang menyebutkan bahwa Yesus itu orang
Kristian.
Tetapi dari tindakan-Nya kita boleh melihat hal-hal yang
dilakukan oleh Yesus, dan akan kita dapati bahwa Yesus adalah pengikut
norma-norma Yudaisme, yang kemudian diarahkan kearah yang benar dan menjadi
ciri-ciri orang Kristian sejati (tidak semua aliran Kristian memegang ajaran
yang murni) dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Salah satu
syarat agama-Nya ialah di baptiskan.
Mat 3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan
kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. (14) Tetapi Yohanes mencegah Dia,
katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang
kepadaku?" (15) Lalu Yesus
menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah
sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun
menuruti-Nya.
2. Disunat pada
umur 8 hari.
3. Berbakti pada
hari Sabtu (Sabat), dan menggunakan hari Sabtu pada proporsi yang sebenarnya
sebagai hari perhentian dan kelepasan (menyembuhkan orang).
4. Mengerti akan
misi-Nya yang ditugaskan Bapa untuk keselamatan manusia.
5. Melakukan
upacara basuh kaki sebelum perjamuan kudus.
Yoh 13:5 kemudian Ia menuangkan air
ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya
dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
6. Lahir,
Dibaptiskan dan Mati sesuai dengan nubuatan, baik tempat dan waktunya. (Banyak
sekali nubuatan yang telah digenapi)
7. Bangkit sesuai
dengan perkataan-Nya sendiri.
8. Memberi
pernyataan yang menunjukkan bahwa Yesus benar-benar anak Allah, atau orang gila
yang mencari kesulitan, tetapi pernyataan-Nya adalah jelas memberikan harapan
yang pasti.
a. Aku dan Bapa adalah Satu Yoh 10:30
b. Barang siapa melihat Aku, melihat Bapa
Yoh 12:45
c. Akulah Jalan dan kebenaran dan Hidup, tidak ada yang boleh
sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku. Yoh 14:6
d. Mengetahui
misi-Nya, dan hal itu merupakan hidup kekal, yaitu mengenal Allah dan Yesus
yang diutus. Yoh 17:3. Hidup Kekal hanya didapat dengan
mengenal satu-satunya Allah yang mengutus Yesus sebagai Juruselamat dunia.
e. Akulah Pokok
Anggur, Roti, Gembala dll. (ada ayat2-nya)
f. Barangsiapa percaya kepada-Ku akan hidup walaupun sudah mati.
Yoh 11:25.26
9. Dan masih
banyak lagi pernyataan-pernyataan-Nya yang memastikan keselamatan, dan lebih
dari 300 Nubuatan terpenuhi dalam lahir, hidup, mati dan bangkit-Nya. Tidakkah
hal ini sangat menakjubkan.
Kesimpulan: Jelas Yesus tidak menyatakan diri-Nya orang
Kristian, karena istilah itu muncul setelah kematian-Nya, tetapi kehidupan-Nya
merupakan penggenapan rencana keselamatan yaitu Juruselamat yang dinubuatkan
sebagai inti dari Agama Kristian. Agama tidak penting. Yang penting adalah inti
agama itu. Kristian tidak mementingkan nama agama itu melainkan melakukan apa
yang diajarkan Yesus iaitu proses penyelamatan manusia.
Pertanyaan
Kedua
Mana ajaran
Yesus ketika berumur 13 sampai 29 tahun?
Alkitab menuliskan peristiwa-peristiwa penting yang dilakukan
oleh Yesus, dan yang berhubungan dengan keselamatan manusia.
Yesus memulaikan pelayanan-Nya setelah diurapi oleh Roh
Kudus dalam bentuk seperti seekor merpati yang turun dari sorga pada saat
baptisan-Nya. Dan mulailah pekerjaan-Nya, yang dibekali dengan puasa selama 40
hari.
Mat 4:17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan:
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Luk 3:21-23 Ketika seluruh orang
banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa,
terbukalah langit (22) dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke
atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (23) Ketika Yesus memulai
pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan
orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,
Yesus lahir sebagai manusia, malahan sebagai manusia yang
sangat sederhana dari keluarga tukang kayu, lahir di kandang, bukan lahir
sebagai anak raja di dunia ini, dan dalam kehidupan-Nya yang normal sebagai
manusia biasa, bukanlah hal yang mustahil bahwa tidak ada catatan lengkap mengenai
seluruh kehidupan-Nya.
Apalagi Yesaya sudah menubuatkan bahwa penampilan luar Yesus
sangat tidak menonjol, malahan dijauhi oleh orang, agar manusia mengikuti Yesus
bukan karena kehebatan manusiawinya, tetapi karena tugas yang dibawa-Nya.
Yes 53:2-3 Sebagai taruk ia tumbuh
di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan
semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga
kita menginginkannya. (3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh
kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga
orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk
hitungan.
Nubuatan ini justru digenapi karena orang-orang pada zaman
Yesus tidak memperhitungkan dia sebagai seorang besar yang catatan hidup-Nya
ditulis dalam buku kerajaan atau sejarah orang-orang besar.
Tidak semua orang yang akhirnya menjadi ternama dan besar di
zaman dahulu kala mempunyai catatan sejarah lengkap pada masa kehidupan-Nya.
Tetapi catatan-catatan yang ada sudah cukup untuk menyatakan tugas utama-Nya
serta pengakuan Bapa-Nya mengenai Dia sudah cukup menjadi dasar iman yang
menyelamatkan.
Yoh 3:16-18 Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.(17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia
bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.(18)
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak
percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama
Anak Tunggal Allah.
Mat 3:17 lalu terdengarlah suara
dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan."
Ibr 1:1-8 Setelah pada zaman dahulu
Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi, (2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi, (4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti
nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. (5)
Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan:
"Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan
"Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" (6) Dan
ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua
malaikat Allah harus menyembah Dia." (7) Dan tentang malaikat-malaikat Ia
berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan
pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." (8) Tetapi tentang Anak Ia
berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan
tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.
Pernyataan Bapa-Nya, penggenapan janji penebusan,
penggenapan nubuatan yang begitu banyak di dalam kehidupan Kristus, dan
kasih-Nya yang besar yang ditunjukkan selama hidup-Nya, sudah lebih dari cukup
untuk menjadi dasar iman kita kepada Penebus yang telah dijanjikan dan digenapi
dan sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
Disamping itu, Alkitab menyatakan dalam Ulangan 29:29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN,
Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak
kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat
ini."
Konsep Kekristianan adalah mengimani apa yang dinyatakan,
dan bukan mencari-cari apa yang tidak dinyatakan. Hanya saja sehubungan dengan
tidak adanya catatan kehidupan Yesus di Alkitab pada periode umur-Nya antara
13-29 tahun, kita boleh menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dia hidup sebagai manusia biasa
tidak ada yang menonjol secara materi, kedudukan, pangkat, atau keturunan
khusus dari nenek moyang, malahan dalam silsilah-Nya termasuk wanita yang
dikategorikan kafir dan ada juga yang tuna susila.
2. Dari kehidupan-Nya yang nyata, maka
jelas tidak ada kesalahan yang pernah dibuat-Nya karena jikalau ada,
orang-orang yang mencuba untuk membunuh Dia, sudah menggunakan kesempatan untuk
hal itu, justru sebaliknya, mereka tidak menemukan kesalahan di dalam
kehidupan-Nya, kecuali tuduhan menghujat Allah.
3.
Berkuasa mengampuni dosa: Mat 9:6 Tetapi supaya
kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
--lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah
tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
4.
Kehidupan-Nya menyatakan bahwa untuk masuk sorga kita harus mengasihi
musuh kita, bukan membunuh orang kafir tetapi justru mengasihi semua orang.
5.
Sikap-Nya terhadap orang berdosa adalah mengampuni, dan kepada orang
yang sedang tertangkap berbuat zinah yang seharusnya dilontari batu menyatakan:
Yoh 8:10-11 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata
kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang
menghukum engkau?" (11) Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata
Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa
lagi mulai dari sekarang." Tidak memenggal kepala wanita yang berzinah
atau yang mempunyai anak dari hasil perzinahan.
6. Dan seperti pepatah Inggeris: No
news is good news, yaitu jika tidak ada catatan sejarah pada periode umur 13-29
tahun, berarti tidak ada hal-hal buruk yang dilakukan selama itu, yang boleh
dijadikan alasan untuk menolak Dia.
7. Dengan sendirinya lebih baik mengimani
dari hal-hal yang dinyatakan daripada menggunakan kepandaian kita untuk mencari
hal-hal yang tidak dinyatakan.
Kesimpulan: Yesus lahir sebagai manusia biasa, malahan sejak
kecil ingin disingkirkan oleh Herodes, di akhir hidup-Nya disalibkan, maka
kehidupan sehari-hari-Nya tidak dicatat bukanlah sesuatu yang aneh tetapi
lumrah saja, dan saya kira banyak orang yang tidak mempunyai catatan masa
kecilnya secara terperinci. Tetapi kehidupan-Nya yang dituliskan telah cukup
untuk membawa manusia kepada jalan keselamatan.
Pertanyaan Ketiga
Pernahkah Yesus Mengatakan:
"Akulah Allah Tuhanmu, maka
sembahlah Aku saja"
Yesus adalah Anak Tunggal Allah (bukan anak-anak Allah,
yaitu umat manusia yang ditebus). Dan Yesus tahu dan mengenal Bapa-Nya yaitu
Allah. Karena Dia adalah Anak Allah, dan bukan ciptaan seperti malaikat dan
juga manusia, maka zat yang dimiliki oleh Yesus adalah sama dengan Bapa-Nya.
Dengan demikian sebagai pribadi yang berbeza, tetapi satu dalam keluarga Allah.
Contohnya kita memuja bangsa melayu, hanya satu di dunia ini, walaupun terdiri
dari berbagai suku dan bahasa.
Di dalam keluarga Allah, tidak ada saling iri hati, justru
semua saling meninggikan satu sama lainnya. Yesus menyuruh kita menyembah Bapa,
dan Bapa memerintahkan semua mahluk menyembah Anak-Nya.
Ibr 1:5-8 Karena kepada siapakah di
antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau
telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya,
dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" (6) Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang
sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah
Dia." (7) Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat
malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala
api." (8) Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap
untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat
kebenaran.
Ibr 1 : 1-14
(1)
PADA zaman dahulu Allah berbicara dengan berbagai cara kepada nenek
moyang kita dengan perantaraan para nabi (dalam penglihatan, mimpi, dan bahkan
dengan berhadapan muka), dan sedikit demi sedikit mengungkapkan rencana-Nya
kepada mereka. (2) Tetapi pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya. Kepada-Nya Ia telah memberikan segala sesuatu, dan
dengan perantaraan Dia, Allah menciptakan alam semesta serta segala sesuatu
yang ada di dalamnya. (3) Anak Allah itu menyinarkan kemuliaan Allah, dan
segala sifat serta perbuatan-Nya menunjukkan bahwa Ia adalah Allah. Ia mengatur
alam semesta dengan kuasa firman-Nya. Dialah yang telah
mati untuk menyucikan kita serta menghapuskan segala dosa kita, lalu
duduk dalam kemuliaan tertinggi di sebelah kanan Allah Yang Mahabesar di
surga. (4) Dengan demikian, Ia menjadi
jauh lebih besar daripada para malaikat,
sebagaimana terbukti dari nama-Nya, yaitu "Anak Allah", yang
diberikan kepada-Nya oleh Bapa-Nya, nama yang jauh lebih besar daripada nama
dan gelar segala malaikat. (5) Sebab
Allah tidak pernah mengatakan kepada malaikat mana pun, "Engkau adalah
Anak-Ku, dan pada hari ini Aku mengaruniakan kepada-Mu kemuliaan yang menyertai
nama itu." Tetapi kepada Yesus Allah sudah mengatakan demikian. Pada
kesempatan lain Ia berkata, "Akulah Bapa-Nya, dan Dialah Anak-Ku." Dan
pada kesempatan lain lagi—ketika Anak-Nya yang sulung itu datang ke dunia—Allah berkata,
"Hendaklah semua malaikat Allah menyembah Dia." (6&7) Allah berbicara mengenai
malaikat-malaikat-Nya sebagai pesuruh yang cepat laksana angin dan sebagai
pelayan yang berupa api yang menyala. (8)
Tetapi mengenai Anak-Nya Ia berkata, "Kerajaan-Mu, ya Allah, akan
berlangsung untuk selama-lamanya dan pemerintahan-Mu selalu adil dan benar. (9)
Engkau mengasihi yang benar dan membenci yang salah; sebab itu
Allah, yaitu Allah-Mu, telah mencurahkan
lebih banyak sukacita kepada-Mu
daripada kepada siapapun
juga." (10) Allah juga menyebut-Nya "Tuhan" ketika Ia
mengatakan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah menjadikan bumi, dan
langit adalah buatan tangan-Mu. (11) Semua
itu akan hilang lenyap, tetapi Engkau tetap ada untuk selama-lamanya. Semua itu akan menjadi usang seperti pakaian
tua, (12) dan pada suatu hari kelak akan
Kaugulung dan Kauganti dengan yang baru.
Tetapi Engkau sendiri tidak akan berubah, dan usia-Mu tidak akan
berkesudahan." (13) Pernahkah Allah mengatakan kepada seorang malaikat,
seperti dikatakan-Nya kepada Anak-Nya, "Duduklah di tempat kehormatan di
sebelah kanan-Ku sampai Kubinasakan segala musuh-Mu di bawah kaki-Mu?"
(14) Tidak pernah, sebab malaikat
hanyalah roh yang diutus untuk menolong dan memelihara orang yang akan menerima
keselamatan.
Ibr 2:1-3 Jadi, kita harus
memperhatikan dengan saksama kebenaran yang telah kita dengar itu, sebab kalau
tidak, mungkin kita akan menjauhinya. (2 ) Karena, kalau berita yang
disampaikan oleh para malaikat itu selalu terbukti kebenarannya dan manusia
selalu mendapat hukuman sebab tidak mematuhinya, (3) maka bagaimana kita dapat luput dari hukuman,
jika kita bersikap acuh tak acuh terhadap keselamatan semulia itu, yang sudah
diberitakan oleh Tuhan Yesus sendiri, dan diteruskan kepada kita oleh
orang-orang yang telah mendengar pemberitaan-Nya?
Fil 2:9-11 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia
dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi, (11) dan segala
lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa!
Yesus akan menjadi Hakim kita, karena pemberian dari
Bapa-Nya.
Tidak boleh disangkal bahwa ada begitu banyak ayat-ayat di
Alkitab yang menyatakan bahwa Allah Bapa adalah Hakim yang adil, dan memang
benar karena keadilan-Nya yang menuntut korban bagi dosa-dosa kita, dan
kemurahan-Nya yang rela memberikan Anak-Nya yang Tunggal sebagai korban akibat
dosa, karena Bapa adalah Hakim yang Adil. Tetapi setelah semua keadilan
terjadi, dosa menuntut kematian, maka Bapa menyerahkan pengadilan kepada
Anak-Nya.
Yoh 5:22-23 Bapa tidak menghakimi
siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,
(23) supaya semua orang menghormati Anak
sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia
juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.
Semua harus bertekuk lutut dikaki Yesus. Sebagaimana manusia
yang fana saja, kalau ada orang yang memuji anak kita, kita akan senang dan
merasa tersanjung. Tetapi saya tidak tahu, apakah ada seorang ayah yang waras,
jika anaknya disanjung oleh orang lain, sang ayah menjadi marah dan iri hati
terhadap anaknya sendiri, kemudian
menghukum orang yang memuji anak-Nya. Apalagi Allah yang penuh kasih, yang
telah mengumandangkan bahwa Yesus adalah Anak Tunggal-Nya dan telah melihat
Anak Tunggal-Nya menderita sedemikian rupa untuk menyelamatkan manusia, wajarlah
kalau manusia menghormati Anak-Nya, dan Allah Bapa sangat meninggikan Anak-Nya,
yang rela mati demi kita semua.
Kesimpulan: Yesus tidak perlu menyatakan ucapan yang kita
bahas, yang menyombongkan diri-Nya sendiri, tetapi ucapan Bapa-Nya sudah cukup
menjelaskan siapakah Dia yang sebenarnya.
Pertanyaan
Keempat
Pernahkah
Yesus Mengatakan:
"Akulah
yang mewahyukan Alkitab, Aku pula yang menjaganya"
2 Pet 1:20,21 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa
nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak
sendiri, (21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia,
tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Konsep Kitab Suci orang Kristian memang berbeda dengan yang
lain. Disini Tuhan tidak bersabda atau mendikte kata-kata demi kata langsung
(Verbal Inspiration) dalam bahasa tertentu, dan tertuju kepada satu orang
tertentu, tetapi Tuhan bekerja melalui banyak orang dengan latar belakang yang
berbeza, menggunakan bahasa mereka, tetapi perkhabarannya (message – thought)
yang berasal dari Tuhan (Thought Inspiration).
Alkitab boleh diterjemahkan kedalam bahasa apapun, dan
dengan frase-frase daerah. Bagi orang Kristian yang terpenting adalah pekhabaran
tema, bahwa selamat oleh Anugerah / Kasih Karunia adalah tema injil yang kekal.
Jalan keselamatan yang konsisten yang disediakan Tuhan mulai jatuhnya Adam dan
dilakonkan melalui upacara korban, dan semua menunjuk kepada Yesus.
Tuhan bersabda, dan nabi-nabi serta rasul-rasul menulis
sabda Tuhan dalam bahasa manusia, karena bahasa Tuhan pasti universal.
Hanya dua loh batu (sepuluh hukum) yang memang dituliskan
oleh tangan Tuhan sendiri.
Kita mempercayai bahwa nabi-nabi dan rasul-rasul yang
dipimpin oleh Roh Kudus untuk menyampaikan firman Tuhan.
Kesimpulan: Penulis Alkitab diilhami oleh Roh Kudus sebagai
wakil Kristus, bukan didikte dalam bahasa tertentu, ditulis dengan beragam
manusia dengan latar belakang dan jangka waktu yang berbeza, tetapi mempunyai
perkhabaran inti yang sama, yaitu Keselamatan oleh Anugerah.
Pertanyaan
Kelima
Mana
perintah Yesus atau Tuhan untuk beribadah pada hari Minggu?
Dikatakan dalam Kitab Keluaran “Ingatlah
dan kuduskanlah hari Sabat” (lih. Kel 20:8; bdk Ul 5:12; Yeh 20:20). Yesus
sendiri menyatakan “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan
untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat 5:17). Kalau
dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa kita harus menguduskan hari Sabat dan
Yesus tidak datang untuk meniadakan hukum Taurat, maka mengapa sekarang umat
Kristian secara umum beribadah pada hari Minggu?
Tuhan memerintahkan hari Sabat sebagai hari Tuhan
Sabat (Ibrani: shabbath) adalah dimulai dari hari Jumaat
petang (matahari terbenam) sampai Sabtu petang (matahari terbenam). Dan secara
prinsip, Allah menginginkan manusia untuk menyembah-Nya secara khusus, karena
Allah adalah Pencipta dan Pemelihara kehidupan. Sabat, hari ke tujuh dalam
penciptaan, adalah hari khusus yang diberkati dan dikuduskan oleh Allah, karena
Allah berhenti dari segala pekerjaan ciptaan yang telah dibuat-Nya (lih. Kej 2:2-3; Kel 20:11). Karena Sabat adalah hari yang
dikuduskan oleh Allah, maka Allah melarang umat-Nya untuk bekerja pada hari
Sabat (Kel 20:9-11). Sabat merupakan tanda
peringatan antara manusia dengan Allah dan menjadikannya perjanjian kekal (lih. Kel 31:13; Kel 31:16; Kel 31:17). Lebih lanjut Allah
juga memerintahkan untuk memelihara hari Sabat (Im
19:3, Im 19:30) dan yang melanggar hari Sabat dihukum mati (lih. Kel 31:14; Kel 31:15; Bil 15:32-36). Dari ayat-ayat
tersebut di atas, dan masih banyak ayat-ayat yang lain, hari Sabat memang
ditentukan oleh Tuhan sendiri yang harus dijalankan oleh umat-Nya secara
turun-temurun.
Perjanjian Baru menggenapi dan menyempurnakan Perjanjian
Lama
Kita masih mengingat bahwa Yesus sendiri beberapa kali
berdebat dengan kaum Farisi yang memberikan beban yang tak tertanggungkan
kepada manusia (Mat 23:4) dan kemudian Yesus
menyatakan bahwa hari Sabat dibuat untuk manusia, bukan sebaliknya (Mrk 2:27). Yesus sendiri menyembuhkan orang pada hari
Sabat dan membela muridnya ketika mereka mengambil makanan di ladang, dan Yesus
mengutip tentang apa yang dilakukan oleh Daud (Mat
12:3; Mrk 2:25; Luk 6:3; Luk 14:5). Lebih lanjut, Rasul Paulus
menegaskan bahwa hari Sabat tidak mengikat umat Kristian (Kol 2:16; Gal 4:9-10; Rom 14:5-6). Demikian pula Rasul
Yohanes menuliskan wahyu yang diterimanya pada hari Tuhan (Why 1:10).
Kebangkitan Tuhan adalah menjadi pokok iman Kristian dan
kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, yang disebut sebagai hari pertama
di dalam minggu (Luk 24:1). Setelah
kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus menampakkan diri dalam perjalanan ke Emmaus, dan
melakukan pemecahan roti di depan murid-murid-Nya pada hari kebangkitan-Nya,
yaitu hari Minggu, hari pertama minggu itu (Luk 24:13-35, Luk 24:1). Jemaat
Kristian perdana yang non Yahudi merayakan hari Tuhan pada hari Minggu (Kis
20:7; 1 Kor 16:2). Selanjutnya, maka perayaan Hari Tuhan bagi umat Kristian
adalah hari Minggu yang dikatakan sebagai hari pertama di dalam minggu, dan
bukan hari terakhir dalam minggu (bukan Sabat).
Dasar dari Kitab Suci tentang perayaan Hari Minggu sebagai
Hari Tuhan
Berikut ini adalah ayat-ayat Kitab Suci yang menjadi dasar
ajaran Gereja untuk merayakan Hari Tuhan
pada hari Minggu, sebagaimana dipaparkan oleh Paus Beato Yohanes Paulus II
dalam Surat Apostoliknya, Dies Domini:
“20. …. Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian terjadi pada
“hari pertama setelah hari Sabat” (Mrk 16:2, 9; Luk 24:1; Yoh 20:1). Pada hari
yang sama, Tuhan yang bangkit menampakkan diri kepada dua orang murid ke Emaus
(lih. Luk 24:13-35) dan kepada kesebelas Rasul yang berkumpul bersama (cf. Luk
24:36; Yoh 20:19). Seminggu kemudian -seperti yang dihitung oleh Injil Yohanes
(lih. Yoh 20:26)- para murid berkumpul
kembali sekali lagi, ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka dan
membuat-Nya dikenali oleh Tomas, dengan memperlihatkan kepadanya tanda-tanda
dari Sengsara-Nya. Hari Pentakosta -hari pertama dari delapan minggu setelah
Paska Yahudi (lih. Kis 2:1), ketika janji yang dibuat oleh Yesus kepada para
Rasul setelah Kebangkitan-Nya digenapi dengan pencurahan Roh Kudus (lih. Luk
24:49; Kis1:4-5)- juga terjadi pada hari Minggu. Ini adalah hari proklamasi
yang pertama dan Baptisan yang pertama: Petrus mengumumkan kepada orang-orang
yang berkerumun bahwa Kristus telah bangkit dan “mereka yang menerima sabda-Nya
dibaptis” (Kis 2:41). Ini adalah hari epifani Gereja, dinyatakan sebagai bangsa
yang di dalamnya anak-anak Allah yang terpencar dikumpulkan dalam kesatuan,
melampaui semua perbedaan mereka.
21. Adalah untuk alasan ini maka sejak dari zaman para
Rasul, “hari pertama setelah hari Sabat”, hari pertama minggu, mulai membentuk
ritme kehidupan bagi para rasul Kristus (lih. 1Kor 16:2). “Hari pertama setelah
hari Sabat” adalah juga hari di mana jemaat di Troas berkumpul “untuk
memecahkan roti”, ketika Paulus mengucapkan perpisahan dan secara mukjizat
menghidupkan Eutikhus kembali (lih. Kis 20:7-12). Kitab Wahyu memberikan bukti
praktek untuk menyebut hari pertama minggu sebagai “Hari Tuhan” (Why 1:10). Ini
kini menjadi sebuah ciri yang membedakan umat Kristian dari dunia di sekitar
mereka… Dan ketika umat Kristian menyebut “Hari Tuhan”, mereka memberikan
kepada istilah ini arti yang penuh dari pemberitaan Paskah: “Yesus Kristus
adalah Tuhan” (Flp 2:11; lih. Kis 2:36; 1Kor 12:3). Maka Kristus diberi gelar
yang sama, yang oleh kitab Septuaginta biasanya digunakan untuk menerjemahkan
apa yang dalam wahyu Perjanjian Lama adalah nama Tuhan yang melampaui segala
ucapan: YHWH.
22. Di masa Kristian awal, ritme mingguan dari hari-hari,
umumnya tidak menjadi bagian kehidupan di kawasan di mana Injil tersebar, dan
hari-hari perayaan kalender Yunani dan Romawi tidak bertepatan dengan hari
Minggu-nya umat Kristian. Maka, untuk umat Kristian, adalah sangat sulit untuk
melaksanakan/ menerapkan Hari Tuhan pada suatu hari tertentu dalam setiap
minggu. Hal ini menjelaskan mengapa umat beriman harus berkumpul sebelum
matahari terbit. Namun demikian kesetiaan terhadap ritme mingguan kemudian
menjadi norma, sebab hal itu berdasarkan atas Perjanjian Baru dan berkaitan
dengan wahyu Perjanjian Lama. Ini sungguh digarisbawahi oleh para Apologist dan
para Bapa Gereja dalam tulisan-tulisan dan khotbah mereka, di mana dalam
mengatakan Misteri Paska, mereka menggunakan teks Kitab Suci yang sama, yang
menurut kesaksian St. Lukas (lih. Luk 24:27, 44-47), Kristus yang bangkit
sendiri telah menjelaskan kepada para murid. Menurut terang teks-teks ini,
perayaan hari Kebangkitan tersebut memperoleh nilai doktrinal dan simbolis yang
mampu menyatakan keseluruhan misteri Kristiani dalam segalanya yang baru.
23. Adalah ke-baru-annya [Misteri Kristiani] ini yang dalam
katekese abad-abad pertama ditekankan sebagaimana diarahkan untuk menunjukkan
keutamaan hari Minggu dibandingkan dengan Sabat Yahudi. Adalah di hari Sabat
bangsa Yahudi harus berkumpul di sinagoga dan untuk beristirahat dengan cara
yang ditentukan oleh hukum Taurat. Para Rasul, secara khusus St. Paulus, pada
awalnya terus hadir di sinagoga sehingga di sana mereka dapat mewartakan Yesus
Kristus, menjelaskan “perkataan nabi-yang dibacakan setiap hari Sabat” (Kis
13:27). Sejumlah komunitas [jemaat]melaksanakan Sabat sementara juga merayakan
hari Minggu. Namun demikian, segera, kedua hari mulai dibedakan dengan lebih
jelas, utamanya sebagai reaksi terhadap tuntutan sejumlah orang Kristian yang
berasal dari kaum Yahudi, yang membuat mereka cenderung untuk mempertahankan
kewajiban hukum Taurat yang lama …. Pembedaan hari Minggu dari Sabat Yahudi
bahkan bertumbuh lebih kuat dalam pemahaman Gereja, meskipun terdapat masa
dalam sejarah, ketika, karena kewajiban istirahat Minggu begitu ditekankan,
sehingga Hari Tuhan cenderung menjadi mirip dengan hari Sabat. Tambahan lagi,
terdapat kelompok-kelompok dalam kalangan Kristian yang melakukan baik Sabat
maupun Minggu sebagai “dua hari yang bersaudara.”
24. Perbandingan hari Minggu Kristian dengan hari Sabat
menurut visi Perjanjian Lama mendorong besarnya perhatian pandangan-pandangan
teologis. Secara khusus, di sana timbul kaitan yang unik antara Kebangkitan dan
Penciptaan. Pandangan Kristian secara spontan menghubungkan Kebangkitan
Kristus, yang terjadi “di hari pertama minggu itu”, dengan hari pertama dari
hari kosmik (lih. Kej 1:1-24) yang membentuk kisah Penciptaan di Kitab
Kejadian: hari penciptaan terang (lih. Kej 1:3-5). Kaitan ini mengundang sebuah
pemahaman Kebangkitan sebagai awal dari ciptaan yang baru, buah-buah sulung
yang tentangnya Kristus yang mulia adalah, “yang sulung dari segala ciptaan”
(Kol 1:15) dan “yang sulung dari antara orang mati” (Kol 1:18).
25. Akibatnya, hari Minggu adalah hari di atas semua hari
yang lain, yang memanggil umat Kristian untuk mengingat keselamatan yang
diberikan kepada mereka dalam Baptisan dan yang telah membuat mereka baru di
dalam Kristus. “…Dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan dalam Dia kamu
turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah
membangkitkan Dia dari orang mati… (Kol 2:12; lih. Rom 6:4-6). Liturgi
menggarisbawahi dimensi baptis dari hari Minggu, baik dengan menyebutnya
sebagai perayaan baptisan- sebagaimana pada Malam Paska- pada suatu hari dalam
minggu “ketika Gereja memperingati Kebangkitan Tuhan”, dan dengan menganjurkan
pemercikan air suci sebagai ritus tobat yang layak di awal Misa, yang
mengingatkan akan saat Baptisan yang melaluinya lahirlah semua kehidupan
Kristiani.” (Paus Beato Yohanes Paulus II, Dies Domini, 20-25)
Dasar dari Tradisi Suci: Ajaran para Bapa Gereja
Memang pada awalnya, sejumlah para murid merayakan ibadah
pada hari Sabat dan hari Minggu, namun segera di zaman Gereja awal jemaat telah
beribadah pada hari Minggu untuk memperingati dan merayakan hari Kebangkitan
Kristus, sebagai penggenapan makna hari Sabat Perjanjian Lama. Demikianlah,
para Bapa Gereja membandingkan hukum Sabat dengan hukum sunat; dan seperti halnya para Rasul tidak lagi
memberlakukan sunat (Kis 15, Gal 5:1-6) demikian pula halnya dengan Sabat.
Ibadah pada hari Minggu
telah dilakukan oleh jemaat perdana, sebagaimana diketahui dari
tulisan-tulisan para Bapa Gereja:
1. Didache (70)
“Tetapi setiap hari Tuhan…. berkumpullah kamu bersama dan
pecahkanlah roti, dan mengucap syukurlah setelah mengakukan dosa-dosamu, supaya
kurbanmu menjadi murni. Tetapi jangan ada seorang yang berselisih dengan sesama
saudara yang datang bersama denganmu, sebelum mereka berdamai, supaya kurbanmu
tidak menjadi profan.” (Didache 14)
2. St. Barnabas (74)
“Kami merayakan hari kedelapan (Minggu) dengan sukacita,
yaitu hari di mana Yesus bangkit dari kematian.” (Letter of Barnabas 15:6–8)
3. St. Ignatius dari Antiokhia (35-107)
Dalam suratnya kepada jemaat di Magnesia, St. Ignatius
mengatakan: “Jika mereka yang hidup di keadaan terdahulu harus datang menuju
pengharapan yang baru, dengan tidak lagi menerapkan hari Sabat tetapi
melestarikan Hari Tuhan, [yaitu]pada hari hidup kita telah muncul melalui Dia
dan kematian-Nya …., rahasia/ misteri itu, yang darinya kita menerima iman
kita, dan di dalamnya kita berteguh agar dapat dinilai sebagai para murid
Kristus, Pemilik kita satu-satunya, bagaimana mungkin kita lalu dapat hidup
tanpa-Nya, sedangkan faktanya, para nabi juga, sebagai para murid-Nya di dalam
Roh Tuhan, menantikan Dia sebagai Pemilik [mereka]?” (St. Ignatius, To the
Magnesians 9, 1-2: SC 10, 88-89.)
4. St. Yustinus Martir (150-160)
“Dan pada hari yang disebut Minggu, semua yang hidup di kota
maupun di desa berkumpul bersama di satu tempat, dan ajaran-ajaran para rasul
atau tulisan- tulisan dari para nabi dibacakan, sepanjang waktu mengijinkan;
lalu ketika pembaca telah berhenti, pemimpin ibadah mengucapkan kata- kata
pengajaran dan mendorong agar dilakukannya hal- hal yang baik tersebut. Lalu
kami semua berdiri dan berdoa, dan seperti dikatakan sebelumnya, ketika doa
selesai, roti dan anggur dan air dibawa, dan pemimpin selanjutnya
mempersembahkan doa- doa dan ucapan syukur… dan umat menyetujuinya, dengan
mengatakan Amin, dan lalu diadakan pembagian kepada masing- masing umat, dan
partisipasi atas apa yang tadi telah diberkati, dan kepada mereka yang tidak
hadir, bagiannya akan diberikan oleh diakon. Dan mereka yang mampu dan
berkehendak, memberikan (persembahan) yang dianggap layak menurut kemampuan
mereka, dan apa yang dikumpulkan oleh pemimpin, ditujukan untuk menolong para
yatim piatu dan para janda dan mereka yang, karena sakit maupun sebab lainnya,
hidup berkekurangan, dan mereka yang ada dalam penjara dan orang asing di
antara kami, pendeknya, ia (pemimpin) mengatur [pertolongan bagi]semua yang
berkekurangan. Tetapi hari Minggu adalah hari di mana kami mengadakan ibadah
bersama, sebab hari itu adalah hari yang pertama, yaitu pada saat Tuhan, ….
telah menciptakan dunia; dan Yesus Kristus Penyelamat kita pada hari yang sama
telah bangkit dari mati. Sebab Ia telah disalibkan pada hari sebelum hari
Saturnus (Sabtu); dan pada hari setelah hari Saturnus itu, yaitu hari Minggu,
setelah menampakkan diri kepada para rasul dan murid-Nya, Ia mengajarkan kepada
mereka hal- hal ini…..” (St. Justin, First Apology, ch. 67)
5. Tertullian (203)
“… Sebab jika sunat memurnikan seseorang, karena Tuhan
menciptakan Adam tak disunat, mengapa Ia tidak menyunatkan Adam setelah ia
berdosa, jika sunat memurnikan?… Maka karena Tuhan menciptakan Adam tak disunat
dan tak menerapkan Sabat, demikian juga Habel, yang mempersembahkan kurban,
juga tak disunat dan tak menerapkan Sabat, namun dipuji oleh Tuhan (lih. Kej
4:1-7, Ibr 11:4)… juga Nuh, tak disunat, dan tak menerapkan Sabat, Tuhan
membebaskannya dari air bah. Sebab Henokh juga, orang yang paling benar, tidak
disunat dan tak menerapkan Sabat, diangkat dari dunia, yang tidak mengalami
kematian, menjadi kandidat bagi kehidupan kekal, ia menunjukkan kepada kita
bahwa kita juga dapat, tanpa beban hukum Musa, berkenan kepada Tuhan”
(Tertullian, An Answer to the Jews 2)
6.Teks Didascalia (abad ke-3)
“Para Rasul selanjutnya menentukan: Pada hari pertama dalam
minggu, biarlah diadakan ibadah, dan pembacaan Kitab Suci, dan kurban (kurban
Misa), sebab pada hari pertama minggu [hari Minggu]Tuhan kita bangkit dari
tempat orang mati, dan di hari pertama minggu Ia bangkit ke atas dunia, dan di
hari pertama minggu, Ia naik ke Surga, dan di hari pertama minggu Ia akan
datang kembali di akhir nanti dengan para malaikat surgawi.” (Didascalia, II)
“Tinggalkan segala sesuatu pada Hari Tuhan…, dan berlarilah
dengan rajin kepada Ibadahmu, sebab itu adalah pujian bagi Tuhan. Jika tidak,
dalih apakah yang mereka buat di hadapan Tuhan, mereka yang tidak bersekutu
pada Hari Tuhan untuk mendengarkan sabda kehidupan dan makan santapan rohani
yang bertahan selamanya?” (Didascalia, II, 59, 2-3: ed. F. X. Funk, 1905, pp.
170-171.)
7. Pernyataan para martir di zaman Diocletian (sekitar tahun
303)
Di zaman penganiayaan Diocletian di sekitar tahun 303,
perkumpulan jemaat dilarang dengan keras, namun banyak di antara mereka dengan
berani menentang dekrit kerajaan Roma, dan menerima kematian daripada
kehilangan kesempatan mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu, sebagaimana
disebutkan oleh St. Yustinus sebagai “Ibadah Minggu/ the Sunday Assembly“.
Inilah yang terjadi pada para martir di Abitinam di Prokonsular Afrika, yang
menjawab demikian kepada para penganiaya mereka: “Tanpa takut apapun kami
merayakan Perjamuan Tuhan, sebab hal itu tak dapat dilewati, itu adalah hukum
kami; Kami tak dapat hidup tanpa Perjamuan Tuhan.” Salah satu dari para martir
itu mengatakan, “Ya, saya pergi ke Ibadah, dan merayakan Perjamuan Tuhan,
dengan saudara-saudariku, sebab aku seorang Kristian.” (Acta SS. Saturnini,
Dativi et aliorum plurimorum Martyrum in Africa, 7, 9, 10: PL 8, 707, 709-710.)
8. Eusebius dari Kaisarea (312)
“Mereka [para orang kudus di zaman awal Perjanjian
Lama]tidak melakukan sunat tubuh, demikian pula kita [umat Kristian]. Mereka
tidak menerapkan Sabat, demikian juga kita. Mereka tidak pantang jenis-jenis
makanan tertentu, juga mereka tidak membedakan hal-hal lain yang disampaikan
oleh Musa untuk diturunkan sebagai simbol-simbol; demikian pula, umat Kristian
di masa sekarang tidak melakukan hal-hal itu.” (Eusebius, Church History 1:4:8)
“Hari terang-Nya (Kristus) … adalah hari kebangkitan-Nya
dari mati, yang… adalah satu-satunya dan hari yang sungguh kudus dan hari Tuhan, lebih baik daripada
hari apapun yang umumnya kita pahami, dan lebih baik dari hari-hari yang
dikhususkan oleh hukum Musa untuk perayaan-perayaan, bulan baru, dan Sabat,
yang dikatakan oleh Rasul Paulus sebagai bayangan dari hari-hari … [bayangan
dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus (Kol 2:17)](Proof of
the Gospel 4:16:186)
9. St. Athanasius (345)
“Hari Sabat adalah akhir dari penciptaan yang pertama,
sedangkan hari Tuhan adalah awal dari penciptaan yang kedua, di mana Ia
memperbaharui dan memperbaiki yang lama, dengan cara yang sama seperti Ia
menentukan bahwa mereka harus menerapkan Sabat sebagai peringatan akan akhir
dari penciptaan pertama, maka kita menghormati hari Tuhan sebagai peringatan
akan penciptaan yang baru.” (St. Athanasius, On Sabbath and Circumcision 3)
10. St. Sirilus dari Yerusalem (Catechetical Lectures 4:37)
“Jangan kamu jatuh ke sekte Samaria atau sekte Judaisme, sebab Yesus Kristus telah
menebus kamu. Hindarilah pelaksanaan Sabat dan menyebut daging apapun sebagai
halal atau haram” (Catechetical Lectures 4:37)
11. St. Basil (329-379)
St. Basilus menjelaskan bahwa hari Minggu melambangkan hari
yang sungguh-sungguh satu-satunya yang akan sesuai dengan saat ini, suatu hari
tanpa akhir yang tidak mengenal senja maupun pagi, suatu masa yang tak akan
punah, yang tak akan menjadi tua; Minggu adalah nubuat kehidupan tanpa akhir
yang memperbarui pengharapan umat Kristian dan menguatkan mereka di sepanjang
jalan mereka. (St. Basil, Cf. On the Holy Spirit, 27, 66: SC 17, 484-485)
12. Konsili Laodikia (360)
“Orang-orang Kristian jangan menjadi kaum Yahudi dan tidak
melakukan apa-apa pada hari Sabat, tetapi harus bekerja pada hari itu; namun
demikian, mereka harus, secara khusus menghormati hari Tuhan, dan jika mungkin,
tidak bekerja pada waktu itu, sebab mereka adalah orang-orang Kristian.” (Canon
29)
13. St. Hieronimus (347-420)
“Sunday is the day of the Resurrection, it is the day of
Christians, it is our day, Hari Minggu adalah hari Kebangkitan [Kristus], hari
itu adalah hari umat Kristian, itu adalah hari kita.” (St. Jerome, In Die
Dominica Paschae II, 52: CCL 78, 550.)
14. St. Yohanes Krisostomus (387)
“Ketika Ia [Tuhan] bersabda, “Jangan membunuh…” Ia tidak
menambahkan, “sebab pembunuhan adalah sesuatu yang jahat.” Alasannya adalah
bahwa hati nurani telah mengajarkan ini sebelumnya, dan maka Ia berkata,
seperti kepada mereka yang tahu dan mengerti hal ini. Maka ketika Ia bersabda
tentang perintah yang lain, yang tidak diketahui oleh kita melalui hati nurani,
Ia tidak hanya melarang tetapi memberikan alasannya. Ketika, contohnya, Ia
memberi perintah tentang Sabat, “Pada hari ketujuh, janganlah kamu bekerja”- Ia
menerangkan pula alasannya mengapa demikian. Apakah ini? “Sebab pada hari
ketujuh Tuhan beristirahat dari semua pekerjaan-Nya yang telah Ia lakukan”
(lih. Kej 20:10-11) … Sebab untuk maksud apa, aku bertanya, Ia menambahkan
alasan untuk menghormati Sabat, tetapi tidak melakukannya ketika melarang
pembunuhan? Sebab perintah ini bukanlah merupakan perintah-perintah yang
terpenting. Itu tidak termasuk perintah yang secara akurat ditentukan oleh hati
nurani kita, tetapi sesuatu yang partial dan sementara, dan karena itu tidak
diberlakukan kemudian. Tetapi perintah-perintah yang penting dan mendukung
kehidupan kita adalah berikut ini: “Jangan membunuh… jangan berbuat zinah….
jangan mencuri.” Pada hal ini, Ia tidak menambahkan alasan, atau memberikan
instruksi apapun tentang hal itu, tetapi sudah cukup dengan larangan yang apa
adanya (bare).” (St. John Chrysostom, Homilies on the Statutes 12:9)
“Kamu telah mengenakan Kristus, kamu telah menjadi anggota
Tuhan dan telah termasuk dalam kota surgawi, dan kamu masih tunduk takut dalam
hukum itu [hukum Musa]? Bagaimana
mungkin kamu mencapai Kerajaan Allah? Dengarkanlah perkataan Rasul Paulus,
bahwa pelaksanaan hukum Musa mengabaikan Injil, dan pelajarilah, jika kamu mau,
bagaimana hal ini dapat terjadi, dan gemetarlah dan hindarilah jebakan ini.
Mengapa kamu menerapkan Sabat dan berpuasa dengan orang- orang Yahudi?” (St.
John Chrysostom, Homilies on Galatians 2:17)
“Ritus sunat dihormati dalam ketentuan Yahudi, …. dan Sabat
lebih rendah tingkatannya dari sunat… Ini [sunat]dianggap lebih agung daripada
Sabat, sebab tidak dihapuskan pada waktu-waktu tertentu. Maka ketika sunat
tidak dilakukan lagi, terlebih lagi Sabat.” (St. John Chrysostom, Homilies on
Philippians 10)
15. Konstitusi Apostolik (400)
“Dan pada hari kebangkitan Tuhan yaitu Hari Tuhan,
berkumpullah dengan rajin, memuji Tuhan yang oleh Kristus menciptakan alam
semesta, dan mengutus-Nya kepada kita, dan dengan rela membiarkan Ia menderita,
dan membangkitkan-Nya dari kematian. Kalau tidak, pembelaan apa yang akan Ia buat kepada Allah,
bagi mereka yang tidak bersekutu pada hari itu [hari Tuhan]… yang di dalamnya
dibacakan bacaan dari para nabi, pewartaan Injil dan kurban penebusan, karunia
makanan yang kudus…” (Apostolic Constitutions 2:7:60)
16. St. Agustinus (354-430)
St. Agustinus, juga mengajarkan tentang hari Minggu sebagai
Hari Tuhan, sebagai berikut: “Oleh karena itu, Tuhan juga telah menempatkan
meterai-Nya pada hari-Nya, yang adalah hari ke-tiga setelah Sengsara-Nya. Namun
demikian, dalam siklus mingguan, hari itu [Minggu] adalah hari ke-delapan
setelah hari ke-tujuh, yaitu hari setelah hari Sabat, dan hari yang pertama
dalam minggu.” (St. Augustine, Sermon 8 in the Octave of Easter 4: PL 46, 841.)
“Sekarang, … manakah
di antara kesepuluh perintah ini, kecuali pelaksanaan Sabat, yang harus tidak
dilakukan oleh seorang Kristian… Manakah dari perintah-perintah ini yang orang
katakan umat Kristian harus tidak melaksanakannya? … Bukanlah hukum yang
ditulis di atas kedua loh batu itu yang dijabarkan oleh Rasul Paulus sebagai
‘hukum tertulis yang mematikan’ (2Kor 3:16), tetapi hukum sunat dan ritus-ritus
lainnya yang kini tidak berlaku.” (St. Agustinus, The Spirit and the Letter 24)
Dalam pengajarannya tentang akhir zaman, yang menggenapi
simbolisme akhir dari hari Sabat, St. Agustinus menyimpulkan hari akhir itu
sebagai, “kedamaian dari ketenangan, kedamaian Sabat, sebuah kedamaian tanpa
senja.” (St. Augustine, Confession, 13, 50: CCL 27, 272.) Dengan merayakan hari
Minggu, baik sebagai hari pertama dan hari kedelapan, umat Kristiani diarahkan
kepada tujuan akhir kehidupan kekal. (cf. St. Augustine, Epistle. 55, 17: CSEL
34, 188)
17. St. Gregorius Agung (597)
“Telah sampai ke telingaku bahwa orang- orang tertentu
dengan roh yang menyimpang telah menebarkan di antara kamu sesuatu yang salah
dan berlawanan dengan iman yang kudus, dengan melarang pekerjaan apapun untuk
dilakukan pada hari Sabat. Dengan apakah aku akan menyebut orang-orang ini
selain pengkhotbah antikristus, yang ketika datang akan menyebabkan hari Sabat
seperti hari Tuhan, harus dibebaskan dari semua pekerjaan. Sebab ia [sang
Antikristus]berpura-pura mati dan bangkit lagi, ia menghendaki agar hari Tuhan
dihormati; dan karena ia mengharuskan orang-orang untuk menjadi Yahudi, supaya
ia mengembalikan lagi ritus hukum Musa, dan untuk menundukkan pengkhianatan
kaum Yahudi, ia menghendaki hari Sabat untuk diterapkan. Sebab ini yang
dikatakan nabi, “Janganlah membawa barang-barang melalui pintu-pintu gerbang
kota ini pada hari Sabat (Yer 17:24) dapat dipegang sepanjang itu diperbolehkan
oleh hukum untuk dilakukan sesuai dengan apa yang tertulis. Tetapi setelah itu,
rahmat Allah yang mahabesar, Tuhan kita Yesus Kristus, telah muncul,
perintah-perintah hukum yang dikatakan secara figuratif tidak dapat dilakukan
sesuai dengan apa yang tertulis. Sebab jika barangsiapa mengatakan bahwa ini
tentang Sabat adalah harus dilakukan, ia harus juga mengatakan bahwa kurban-kurban
binatang juga harus dilakukan. Ia juga harus berkata juga, bahwa perintah
tentang sunat tubuh harus juga dipertahankan. Tetapi biarlah ia mendengar Rasul
Paulus berkata menentang dia: “Jika kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama
sekali tidak akan berguna bagimu (Gal 5:2)” (St. Gregory the Great, Letters
13:1)
Maka menurut Paus Yohanes Paulus II, mengutip pengajaran para Bapa Gereja di atas:
“Maka, lebih dari “penggantian” bagi hari Sabat, hari Minggu adalah
penggenapannya, dan dalam arti tertentu adalah kelanjutannya dan ekspresi yang
penuh dalam pengungkapan sejarah keselamatan menurut ketentuan, yang mencapai
puncaknya di dalam Kristus.” (Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik, Dies
Domini, 59). Tak mengherankan jika Konsili-konsili para Uskup pun menetapkan
bahwa hari Minggu adalah hari Ibadah bagi umat Kristian, dimulai dari Konsili
Elvira (300), Konsili Laodikia (abad ke-4), Konsili Orleans (538).
Dasar dari ajaran Magisterium Gereja Katolik
Berikut ini adalah apa yang diajarkan oleh Katekismus Gereja
Katolik tentang hari Sabat dan Hari Tuhan:
KGK 2168 Perintah
ketiga dari dekalog menekankan kekudusan Sabat. “Hari yang ketujuh haruslah ada
sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi Tuhan” (Kel 31:15).
KGK 2169 Dalam
hubungan ini, Kitab Suci mengenangkan perbuatan penciptaan: “Sebab enam hari
lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan
menguduskannya” (Kel 20:11).
KGK 2170 Alkitab melihat dalam hari Tuhan juga satu
peringatan akan pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir: “Sebab haruslah kau
ingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar
dari sana oleh Tuhan, Allahmu, dengan tangan yang kuat dan lengan yang
teracung; itulah sebabnya Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari
Sabat” (Ul 5:15).
KGK 2171 Allah telah
percayakan Sabat kepada Israel supaya ia mematuhinya sebagai tanda perjanjian
yang tidak dapat diputuskan (Bdk. Kel 31:16). Sabat itu untuk Tuhan; ia telah
dikhususkan dan ditahbiskan untuk memuja Allah, karya penciptaan-Nya dan
karya-karya penyelamatan-Nya untuk Israel.
KGK 2172 Perbuatan
Allah adalah contoh untuk perbuatan manusia. Allah berhenti pada hari ketujuh
dan “beristirahat” (Kel 31:17). karena itu, manusia harus berhenti pada hari
ketujuh dan orang lain, terutama orang miskin dapat “melepaskan lelah” (Kel
23:12). Sabat menghentikan sebentar pekerjaan sehari-hari dan memberi
istirahat. Itulah hari protes terhadap kerja paksa dan pendewaan uang (Bdk. Neh
13:15-22; 2 Taw 36:21).
KGK 2173 Injil
memberitakan kejadian-kejadian, di mana Yesus dipersalahkan karena Ia melanggar
perintah Sabat. Tetapi Yesus tidak pernah melanggar kekudusan hari ini (Bdk.
Mrk 1:21; Yoh 9:16). Dengan wewenang penuh Ia menyatakan artinya yang benar:
“Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2:2).
Dengan penuh belas kasihan Kristus menuntut hak, supaya melakukan yang baik
daripada yang jahat dan menyelamatkan kehidupan daripada merusakkannya pada
hari Sabat (Bdk. Mrk 3:4).. Hari Sabat adalah hari Tuhan yang penuh kasih dan
penghormatan Allah (Bdk. Mat 12:5; Yoh 7:23). “Jadi Anak Manusia adalah juga
Tuhan atas hari Sabat” (Mrk 2:28).
KGK 2174 Yesus telah
bangkit dari antara oang mati pada “hari pertama minggu itu” (Mat 28:1; Mrk
16:2; Luk 24:1; Yoh 20:1). Sebagai “hari pertama”, hari kebangkitan Kristus
mengingatkan kita akan penciptaan pertama. Sebagai “hari kedelapan” sesudah
hari Sabat Bdk. Mrk 16:1; Mat 28:1, ia menunjuk kepada ciptaan baru yang datang
dengan kebangkitan Kristus. Bagi warga Kristian, ia telah menjadi hari segala
hari, pesta segala pesta, “hari Tuhan” [he kyriake hemera, dies dominica],
“hari Minggu”.
“Pada hari Minggu kami semua berkumpul, karena itulah hari
pertama, padanya Allah telah menarik zat perdana dari kegelapan dan telah
menciptakan dunia, dan karena Yesus Kristus. Penebus kita telah bangkit dari
antara orang mati pada hari ini” (Yustinus, apol. 1,67).
KGK 2175 Hari Minggu
jelas berbeda dari hari Sabat, sebagai gantinya ia – dalam memenuhi perintah
hari Sabat – dirayakan oleh orang Kristian setiap minggu pada hari sesudah hari
Sabat. Dalam Paska Kristus, hari Minggu memenuhi arti rohani dari hari Sabat
Yahudi dan memberitakan istirahat manusia abadi di dalam Allah. Tatanan hukum
mempersiapkan misteri Kristus dan ritus-ritusnya menunjukkan lebih dahulu
kehidupan Kristus Bdk. 1Kor 10:11.
“Kalau mereka yang berjalan-jalan di dalam kebiasaan lama
sampai kepada harapan baru dan tidak lagi menaati hari Sabat, tetapi hidup
menurut hari Tuhan, pada hari mana kehidupan kita juga diberkati melalui Dia
dan kematian-Nya… bagaimana kita dapat hidup tanpa Dia?” (Ignasius dari
Antiokia, Magn. 9, 1).
KGK 2176 Perayaan
hari Minggu berpegang pada peraturan moral, yang dari kodratnya telah ditulis
dalam hati manusia: memberikan kepada Allah “satu penghormatan yang tampak,
yang resmi dan yang teratur sebagai peringatan akan perbuatan baik dan umum,
yang menyangkut semua manusia” (Tomas Aqu., Summa Theology. 2-2,122,4).
Perayaan hari Minggu memenuhi perintah yang berlaku dalam Perjanjian Lama, yang
mengambil irama dan artinya di dalam perayaan setiap minggu akan Pencipta dan
Penebus umat-Nya.
Kesimpulan
Dari keterangan tersebut di atas, kita melihat bahwa adalah
Allah sendiri, yang menghendaki Gereja-Nya merayakan Hari Tuhan pada hari
Minggu. Gereja Katolik, yang berpegang kepada ajaran para Rasul, hanya
mengikuti apa yang difirmankan oleh Allah dalam Perjanjian Baru, sebagai
penggenapan dan penyempurnaan Perjanjian Lama. Karena makna Kebangkitan Kristus
menggenapi makna penciptaan, maka kita tidak lagi merayakan hari terakhir
penciptaan, namun hari pertama penciptaan, karena di dalam Kristus, melalui
Pembaptisan, umat Kristian dijadikan ciptaan yang baru. Dan karena Kebangkitan
Kristus terjadi pada hari Minggu, maka kita merayakan Hari yang menjadikan kita
ciptaan baru yang menggabungkan kita menjadi anggota Kristus itu, sebagai Hari
Tuhan. Inilah yang menjadi tanda bahwa kita adalah umat Kristian, yaitu kita telah
dijadikan anggota Kristus, karena Kebangkitan-Nya.
Maka hal menjadikan hari Minggu sebagai Hari Tuhan, telah
lama dilaksanakan oleh jemaat perdana sebelum zaman Konstantin di abad ke-4.
Mari kita bersama-sama mensyukuri akan karunia hari Minggu, hari bagi umat
Kristian untuk beribadah kepada Tuhan secara khusus. Namun kita juga dipanggil
untuk beribadah setiap hari, dengan ucapan syukur dan senantiasa mengingat
Yesus Tuhan kita dan mengikutsertakan Dia dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pertanyaan
Keenam
Mana
dalilnya dalam Alkitab Yesus 100% Tuhan & 100% manusia???
Bagi umat Kristian (ada yang menyebut Nasrani), maka yang
pertama-tama kita imani adalah Yesus Anak Allah, baik melalui pernyataan Dia
sendiri, yang menyatakan bahwa Aku dan Bapa satu adanya, ataupun pernyataan
Bapa-Nya yang mengatakan Yesus sebagai
Anak-Nya yang Tunggal.
Karena pernyataan yang kita imani, bahwa Yesus adalah Anak
Allah, maka kita boleh sebutkan bahwa Yesus adalah keluarga Allah, bukan
ciptaan, bukan malaikat, bukan manusia, melainkan Pencipta.
Kemudian di dalam kasih-Nya yang begitu besar, Bapa
mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal menjadi manusia, dan ayat-ayat yang
mendukung sangat jelas.
Sebagai Allah:
Yoh 1:1-4 Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (2)
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.(3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia
dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan. (4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Fil 2:5-8 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Menjadi sama dengan
manusia untuk menyelamatkan kita.
1Yoh 4:1-3 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh
dunia. (2) Demikianlah kita mengenal Roh
Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai
manusia, berasal dari Allah, (3) dan
setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah
roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan
sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
Ibr 2:16-18 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat
yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya,
(catatan penulis: jadi harus sama – 100% manusia, kalau tidak 100% maka tidak
sama) supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia
kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita
karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Ibr 5:7-9 Dalam hidup-Nya sebagai manusia (tambahan
penulis: bukan sebagai Allah), Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari
maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.(8) Dan sekalipun Ia adalah
Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, (9) dan
sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi
bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Kesimpulan: Yesus adalah benar-benar Allah (100%) dan
benar-benar menjadi manusia (100%). Bukan Jin, bukan Malaikat, tetapi manusia
yang sama seperti kita yang dijangkau untuk ditebusnya. Justru yang tidak
mengakui Yesus sebagai manusia adalah antikristus.
Pertanyaan
Ketujuh
Mana
dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin
"pasti masuk surga"
1Yoh 5:12,13 Barangsiapa memiliki
Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki
hidup. (13) Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya
kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
Luk 23:42,43 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan
aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (43) Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di
dalam Firdaus." (Jaminan yang langsung yang diberikan Yesus pada saat itu
– pada hari ini)
Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yoh 11:25,26 Jawab Yesus:
"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati, (26) dan
setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati
selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"
Yoh 6:50,51 Inilah roti yang turun dari sorga:
Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun dari
sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan
roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia."
Kis 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Masih banyak ayat-ayat yang dengan tegas menyatakan Yesus
satu-satunya jalan, dan pernyataan Yesus yang kuat. Dengan sendirinya ada dua
kelas saja, Yesus ini memang Anak Allah dan berani menyatakannya, atau orang
gila, yang menghujat Tuhan, serta mencari malapetaka bagi dirinya sendiri. Saya
percaya Yesus Anak Allah, sesuai dengan pernyataan Alkitab yang jelas.
Perlu saya tambahkan bahwa Iman yang Menyelamatkan adalah
Iman yang bekerja oleh Kasih
Gal 5:6 “Sebab bagi orang-orang yang
ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai
sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.”
Yakobus 2:26 “Sebab seperti tubuh
tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah
mati”
Ada iman kosong, yang sebetulnya bukan iman, tetapi iman
yang bekerja oleh Kasih, yaitu jika semua kelakuan kita berdasarkan Kasih,
yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama, maka semua orang yang beriman
akan menuruti semua perintah Tuhan.
Tidak mungkin seseorang berkata beriman, tetapi bertindak
berlawanan dengan perintah Tuhan, karena kalau berlawanan, berarti orang
tersebut tidak percaya atau tidak beriman kepada Tuhan. Iman adalah percaya
sepenuhnya kepada Tuhan, dan tidak meragukan seluruh perintah Tuhan. Dan
melakukan segala perintahNya
Yoh 14:15 "Jikalau kamu
mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Kalau tidak menurut perintah Tuhan dan hanya percaya di
mulut saja, maka Yesus sendiri mengatakan:
Mat 7:21-23 Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (22) Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga? (23) Pada waktu itulah Aku
akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Luk 6:46 "Mengapa kamu berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku
katakan?
Efe 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.
Kesimpulan: Kita selamat oleh Anugerah melalui iman, (by
grace through faith Efe 2:8) tetapi
bukan iman kosong, melainkan iman yang bekerja oleh kasih, dan iman yang
bekerja oleh kasih ini akan membuat orang beriman mengikuti semua perintah
Tuhan, karena kalau kita mengasihi Tuhan, kita akan menuruti segala
perintah-Nya. (Semua hukum-hukum-Nya tanpa ada yang dikecualikan)
Pertanyaan
Kedelapan
Mana foto
asli wajah Yesus dan siapa pemotretnya?
The Veil Veronica, atau Sudarium (Latin untuk peluh-kain),
sering dipanggil hanya "The Veronica" dan dikenali di Itali sebagai
Santo Volto atau Wajah Suci (tetapi tidak boleh dikelirukan dengan salib yang
diukir Volto Santo Lucca) adalah relik Katolik sehelai kain, yang, menurut
legenda, menanggung bandingan muka Yesus tidak dibuat oleh tangan manusia
(iaitu Acheiropoieton). Pelbagai imej-imej yang sedia ada telah didakwa sebagai
relik "asal", atau salinan awal, tetapi sifat jelas legenda cerita
bermakna terdapat banyak kurang orang, walaupun di kalangan Katolik
tradisional, yang merawat tuntutan ketulenan sebenar dengan serius berbanding
untuk relik setanding daripada Turin Kain Kafan.
Bentuk terakhir daripada legenda Barat menceritakan bahawa
Saint Veronica dari Yerusalem dihadapi Yesus di sepanjang Via Dolorosa dalam
perjalanan ke Calvary. Apabila dia berhenti untuk lap darah dan peluh (sudor
Latin) off mukanya dengan tudung dia, imej beliau telah dicetak pada kain.
Acara ini yang diperingati dengan Stesen Keenam Stesen Palang. Menurut beberapa
versi, Veronica kemudian mengembara ke Rom untuk membentangkan kain kepada
Maharaja Rom Tiberius dan tudung mempunyai ciri-ciri ajaib, dapat menghilangkan
dahaga, menyembuhkan buta, dan kadang-kadang membangkitkan yang mati.
Cerita ini tidak direkodkan dalam bentuk sekarang sehingga
Zaman Pertengahan dan atas sebab ini, tidak mungkin menjadi sejarah.
Sebaliknya, asal-usul adalah lebih mungkin dijumpai di dalam kisah imej Isa
yang dikaitkan dengan Gereja Timur yang dikenali sebagai Mandylion atau Imej
Edessa, ditambah dengan keinginan orang yang beriman dapat melihat wajah
Penebus mereka. Pada abad keempat belas ia menjadi ikon penting dalam Gereja
Barat - dalam kata-kata ahli sejarah seni Neil Macgregor - "Dari [abad
ke-14] pada, di mana sahaja Gereja Roman pergi, para Veronica akan pergi
bersamanya."
Wajah Suci Genoa
Wajah Suci San Silvestro, kini di gereja Matilda di Vatican.
Disimpan dalam Gereja sederhana St Bartholomew The Armenia,
Genoa, yang telah diberikan pada abad ke-14 kepada Doge Leonardo Montaldo oleh
Maharaja Byzantine John V Palaeologus.
Imej telah dikaji secara terperinci pada tahun 1969 oleh
Colette Dufour Bozzo, yang bertarikh bingkai luar ke abad ke-14-an, [15]
sementara rangka dalaman dan imej itu sendiri adalah dipercayai berasal lebih
awal. Bozzo mendapati bahawa imej itu dicetak pada kain yang telah ditampal ke
papan kayu. [16] Persamaan imej dengan Veil Veronica mencadangkan hubungan
antara kedua-dua tradisi.
Wajah Suci S. Silvestro
Imej ini telah disimpan dalam gereja Rom S. Silvestro
sehingga tahun 1870 dan kini disimpan di dalam gereja Matilda di Vatican. Ia
ditempatkan dalam rangka Baroque yang diwakafkan oleh seorang Sister Dionora
Chiarucci pada 1623. Bukti terawal kewujudannya adalah 1517 apabila biarawati
dilarang mempamerkan ia untuk mengelakkan persaingan dengan Veronica. Seperti
imej Genoa, ia dicat di atas kapal dan oleh itu mungkin satu salinan.
Ia dipamerkan di Ekspo Jerman 2000 di pavilion daripada Holy
See.
Imej Manoppello.
Pada tahun 1999, Jerman Jesuit Fr. Heinnrich Pfeiffer,
Profesor Sejarah Seni di Pontifical Gregorian Universiti, [18] mengumumkan pada
sidang akhbar di Rom yang dia telah menemui Veil di sebuah gereja biara
Capuchin, di kampung kecil Manoppello, Itali, di mana ia telah sejak 1660.
Profesor Pfeiffer telah sebenarnya telah mempromosikan imej ini selama bertahun-tahun
sebelum ini. Imej ini dikenali sebagai
Imej Manoppello ini. Menurut tradisi tempatan, seorang jemaah haji tanpa nama
tiba di 1508 dengan kain di dalam pakej yang dibalut. Jemaah haji yang
memberikannya kepada Dr Giacomo Antonio Leonelli, yang duduk di atas bangku di
hadapan gereja. Doktor pergi ke dalam gereja dan membuka bungkusan yang
mengandungi tudung. Pada sekali dia keluar dari gereja, tetapi beliau tidak
menemui pembawa paket. Tudung itu dimiliki oleh keluarga Leonelli sehingga
1608. Pancrazio Petrucci, seorang askar berkahwin dengan seorang wanita
keluarga, Marzia Leonelli, mencuri Veil dari bapa mertua rumah ini beliau.
Beberapa tahun kemudian, Marzia dijual untuk 400 scudi kepada Doktor Donato
Antonio De Fabritiis membayar permintaan wang tebusan untuk suaminya yang
ketika itu banduan di Chieti. Tudung itu telah diberikan oleh De Fabritiis
kepada kapusin yang masih memegang hari ini. Sejarah ini telah didokumenkan
oleh Fr. Donato da Bomba dalam "Relatione Histórica" beliau kajian
berikut bermula pada 1640.
Akhir sekali, Wajah
Suci Yesus di kain turin.
Wajah Yesus melekat secara ajaib pada kain kafannya. Banyak
saintis-saintis mengkaji keasliannya namum semuanya menuju kearah kebenaran.
Banyak saintis yang cuba membuktikan kain turin itu hanya dilukis oleh Da vinci
namun segalanya gagal. Ini adalah karya Tuhan!!! Keajaiban Tuhan.
Tambahan:
Pertama, penghormatan kepada Maria bisa diandaikan dalam
sebutan ”bahagia” yang diberikan kepada Maria. Elisabeth menyebut Maria sebagai
”bahagia”. ”Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan
kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk 1:45). Kidung Maria sendiri
menunjukkan hal ini, yaitu: ”sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan
menyebut aku (Maria) berbahagia.” (Luk 1:48)
Kedua, Lukas melihat Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru
(lihat HIDUP, No 42, Tanggal 21 Oktober 2007). Tabut Perjanjian adalah tempat
kediaman Allah. Dasar biblis kesimpulan ini nampak jika kita membandingkan Luk
1:39-45 dengan 2 Sam 6:1-23. Banyak kesamaan yang, tidak bisa tidak, pasti
disengaja oleh Penginjil Lukas. Lukas menunjukkan bahwa ada kesejajaran antara
Tabut Perjanjian Lama dan Bunda Maria sebagai Tabut Perjanjian Baru, yaitu
sebagai tempat tinggal Allah.
Terhadap Tabut Perjanjian, umat Israel tidak pernah
menyembah tetapi menghormati. Tabut Perjanjian dihormati bukan karena Tabut
Perjanjian itu sendiri, tetapi justru karena Allah yang bersemayam di dalam
Tabut Perjanjian. Penghormatan umat Israel kepada Tabut Perjanjian haruslah
menjadi cermin bagaimana kita harus menghormati Maria, yang menjadi tempat
tinggal Allah.
Kesimpulannya: Agama kristian (katolik) tidak menyembah
patung atau imej melainkan menghormatinya. Patung Yesus, Bonda maria, para
malaikat mahupun orang kudus dihormati dan dijadikan sarana doa. Iman tanpa
perbuatan adalah mati. Oleh itu, ini adalah salah satu perbuatan bagi
menghidupkan iman.
Pertanyaan
Kesembilan
Mana
dalilnya Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah merayakannya!!
Berikut ini adalah penjelasan yang kami sarikan dari buku
karangan Taylor Marshall, The Eternal City: Rome and Origins of Catholic
Christianity, yang dapat dibaca di link ini, silakan klik[teks dalam kurung
adalah tambahan dari Katolisitas]:
Gereja Katolik, setidaknya sejak abad kedua, telah mengklaim
bahwa Kristus lahir di tanggal 25 Desember. Meskipun demikian, ada banyak
pendapat bahwa Tuhan kita Yesus Kristus tidak lahir pada tanggal itu. Berikut
ini adalah tiga jenis teori yang umum terhadap tanggal tersebut, dan tanggapan atas masing-masing keberatan itu:
teori 1: Tanggal 25 Desember dipilih untuk mengganti
festival pagan Romawi, yang dinamakan Saturnalia. Saturnalia adalah festival
musim dingin yang populer, sehingga Gereja Katolik dengan bijak menggantikannya
dengan perayaan Natal.
Tanggapan atas teori 1: Saturnalia adalah peringatan winter
solstice, yaitu titik terjauh matahari dari garis khatulistiwa bumi. Namun
demikian titik winter solstice jatuh pada tanggal 22 Desember. Memang benar
bahwa perayaan Saturnalia dapat dimulai sejak tanggal 17 Desember sampai 23
Desember. Tetapi dari tanggalnya sendiri, tidak cocok [tidak ada kaitannya
dengan tanggal 25 Desember].
teori 2: Tanggal 25 Desember dipilih untuk menggantikan hari
cuti Romawi, Natalis Solis Invicti, yang artinya, “Kelahiran dari Matahari yang
tak Terkalahkan.” [atau dikenal sebagai kelahiran dewa matahari]
Tanggapan atas teori 2: Pertama-tama, mari memeriksa kultus
Matahari yang tak Terkalahkan. Kaisar Aurelian memperkenalkan kultus Sol
Invictus atau Matahari yang tak Terkalahkan di Roma tahun 274. Aurelian
mendirikan pergerakan politik dengan kultus ini, sebab namanya sendiri
Aurelian, berasal dari kata Latin aurora, yang artinya “matahari terbit”. Wang
logam duit syiling masa itu menunjukkan bahwa Kaisar Aurelian menyebut dirinya
sendiri sebagai Pontifex Solis atau Pontiff of the Sun (Imam Agung Matahari).
Maka Kaisar Aurelian mendirikan kultus matahari itu dan mengidentifikasikan
namanya dengan dewa matahari, di akhir abad ke-3.
Yang terpenting, tidak ada bukti historis tentang adanya
perayaan Natalis Sol Invictus pada tanggal 25 Desember, sebelum tahun 354.
Dalam sebuah manuskrip yang penting di tahun 354, terdapat tulisan bahwa
tanggal 25 Desember tertulis, “N INVICTI CM XXX.” Di sini N berarti “nativity/
kelahiran”. INVICTI artinya “Unconquered/ yang tak terkalahkan”. CM artinya,
“circenses missus/ games ordered/ permainan yang ditentukan/ diperintahkan.”
Angka Romawi XXX sama dengan tiga puluh. Maka tulisan tersebut artinya ialah 30
permainan yang ditentukan untuk kelahiran Yang tak terkalahkan, pada tanggal 25
Desember. Perhatikan bahwa di sini kata “matahari” tidak disebutkan [Maka
bagaimana dapat dipastikan bahwa itu mengacu kepada dewa matahari?]. Selanjutnya, naskah kuno tersebut juga
menyebutkan, “natus Christus in Betleem Iudeae/ kelahiran Kristus di Betlehem,
Yudea” di tanggal 25 Desember itu.
Tanggal 25 Desember baru menjadi hari “Kelahiran Matahari
yang tak terkalahkan” sejak pemerintahan
kaisar Julian yang murtad. Kaisar Julian pernah menjadi Kristian, tetapi
telah murtad dan kembali ke paganisme Romawi. Sejarah menyatakan bahwa Kaisar
Julian itulah yang menentukan hari cuti pagan tanggal 25 Desember… Ini
menyatakan apa?
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa “Matahari yang tak
terkalahkan” bukanlah dewa yang popular di kekaisaran Romawi [sebab sebenarnya
bukan dewa, tetapi suatu karakter yang dihubungkan dengan kaisar
tertentu.]…Lagi pula, tradisi perayaan pada tanggal 25 Desember tidak ada dalam
kalender Romawi sampai setelah Roma menjadi negara Kristian. Kelahiran Sang
Matahari yang Tak Terkalahkan adalah sesuatu yang jarang dikenal dan tidak
popular. Perayaan Saturnalia yang disebut di atas lebih popular … Sepertinya,
lebih mungkin bahwa Kaisar Julian yang murtad itu yang berusaha untuk
memasukkan hari cuti pagan, untuk menggantikan perayaan Kristian.
[Tambahan dari Katolik:
Maka penghubungan tanggal 25 Desember dengan perayaan agama
pagan, itu sejujurnya adalah hipotesis. Silakan Anda klik di Wikipedia, bahwa
penghormatan kepada dewa Sol Invictus di kerajaan Romawi, itu dimulai tanggal
274 AD. Maka penghormatan umat Kristian kepada Kristus, Sang Terang Dunia (Yoh
9:5), itu sudah ada lebih dulu daripada penghormatan kepada dewa Sol Invictus/
dewa matahari kerajaan Romawi. Nyatanya memang ada sejumlah orang yang
menghubungkan peringatan kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember dengan
perayaan dewa Sol Invictus itu. Sumber Wikipedia itu sendiri menyatakan bahwa
hipotesis ini secara serius layak dipertanyakan. Bukti kukuh di zaman Kaisar
Licinius, menuliskan bahwa perayaan dewa Sol itu jatuh tanggal 19 Desember.
Prasasti tersebut juga menyebutkan persembahan kepada dewa Sol itu dilakukan di
tanggal 18 November. (Wallraff 2001: 174–177). Bukti ini sendiri menunjukkan
adanya variasi tanggal perayaan dewa Sol, dan juga bahwa perayaannya tersebut
baru marak dilakukan di abad ke-4 dan 5, jauh setelah zaman Kristus dan para
Rasul.]
Teori 3: Kristus tidak mungkin lahir di bulan Desember sebab
St. Lukas menjabarkan bahwa para gembala menggembalakan domba-domba di padang
Betlehem. Gembala tidak menggembalakan pada saat musim salji. Maka Kristus
tidak mungkin lahir di musim salji.
Tanggapan terhadap teori 3: Palestian bukan Inggeris atau
Rusia atau Alaska. Betlehem terletak di lintang 31.7 [dari garis khatulistiwa,
lebih dekat sedikit ke khatulistiwa daripada kota Dallas, Texas di Amerika,
32.8]. Adalah masih nyaman untuk berada di luar di bulan Desember di Dallas,
[maka demikian juga dengan di Betlehem]. Sebab di Italia, yang terletak di
garis lintang yang lebih tinggi dari Betlehem, seseorang masih dapat
menggembalakan domba di akhir bulan Desember.
Penentuan kelahiran Kristus berdasarkan Kitab Suci
Penentuan kelahiran Kristus berdasarkan Kitab Suci, terdiri
dari 2 langkah. Pertama adalah menentukan kelahiran St. Yohanes Pembaptis.
Langkah berikutnya adalah menggunakan hari kelahiran Yohanes Pembaptis sebagai
kunci untuk menentukan hari kelahiran Kristus. Kita dapat menemukan bahwa
Kristus lahir di akhir Desember dengan mengamati kali pertama dari tahun itu,
yang disebutkan oleh St. Lukas, St. Zakaria melayani di bait Allah. Ini
memberikan kepada kita perkiraan tanggal konsepsi St. Yohanes Pembaptis. Dari
sini dengan mengikuti kronologis yang diberikan oleh St. Lukas, kita sampai
pada akhir Desember sebagai hari kelahiran Yesus.
St. Lukas mengatakan bahwa Zakaria melayani pada ‘rombongan Abia’ (Luk 1:5). Kitab Suci mencatat adanya
8 rombongan di antara 24 rombongan imamat (Neh 12:17).
Setiap rombongan imam melayani satu minggu di bait Allah, dua kali setahun.
Rombongan Abia melayani di giliran ke-8 dan ke-32 dalam siklus tahunan. Namun
bagaimana siklus dimulai?
Josef Heinrich Friedlieb telah dengan meyakinkan menemukan
bahwa rombongan imam pertama, Yoyarib, bertugas sepanjang waktu penghancuran
Yerusalem pada hari ke-9 pada bulan Yahudi yang disebut bulan Av.[2] Maka masa
rombongan imamat Abia (yaitu masa Zakaria bertugas) melayani adalah minggu
kedua bulan Yahudi yang disebut Tishri, yaitu minggu yang bertepatan dengan the
Day of Atonement, hari ke-10. Di kalender kita, the Day of Atonement dapat
jatuh di hari apa saja dari tanggal 22 September sampai dengan 8 Oktober.
Dikatakan bahwa Elisabet mengandung ‘beberapa lama kemudian/
after these days‘ setelah masa pelayanan Zakaria. Maka konsepsi St. Yohanes
Pembaptis dapat terjadi sekitar akhir September, sehingga menempatkan kelahiran
St. Yohanes Pembaptis di akhir Jun,
meneguhkan perayaan Gereja Katolik tentang Kelahiran St. Yohanes Pembaptis
tanggal 24 Jun.
Buku Protoevangelium of James dari abad ke-2 menggambarkan
St. Zakaria sebagai imam besar dan memasuki tempat maha kudus…. dan ini
mengasosiasikan dia dengan the Day of Atonement, yang jatuh di tanggal 10 bulan
Tishri (kira-kira akhir September). Segera setelah menerima pesanan dari
malaikat Gabriel, Zakaria dan Elizabet mengandung Yohanes Pembaptis.
Perhitungan empat puluh minggu setelahnya, menempatkan kelahiran Yohanes
Pembaptis di akhir Jun, meneguhkan perayaan Gereja Katolik tentang Kelahiran
St. Yohanes Pembaptis tanggal 24 Jun.
Selanjutnya… dikatakan bahwa sesaat setelah Perawan Maria
mengandung Kristus, ia pergi untuk mengunjungi Elisabet yang sedang mengandung
di bulan yang ke-6. Artinya umur Yohanes Pembaptis 6 bulan lebih tua daripada
Yesus Kristus (lih. Luk 1:24-27, 36). Jika 6 bulan ditambahkan kepada 24 Jun
maka diperoleh 24-25 Desember sebagai hari kelahiran Kristus. Jika tanggal 25
Desember dikurangi 9 bulan, diperoleh hari peringatan Kabar Gembira
(Annunciation) yaitu tanggal 25 Mac… Maka jika Yohanes Pembaptis dikandung
segera setelah the Day of Atonement, maka tepatlah penanggalan Gereja Katolik,
yaitu bahwa kelahiran Yesus jatuh sekitar tanggal 25 Desember.
Selain itu Tradisi Suci juga meneguhkan tanggal 25 Desember
sebagai hari kelahiran Tuhan Yesus. Sumber dari Tradisi tersebut adalah
kesaksian Bunda Maria sendiri. Sebagai ibu tentu ia mengetahui dengan rinci
tentang kelahiran anaknya [dan ini yang diteruskan oleh para rasul dan para
penerus mereka]. Bunda Maria pasti mengingat secara detail kelahiran Yesus ini
yang begitu istimewa, yang dikandung tidak dari benih laki-laki, yang
kelahirannya diwartakan oleh para malaikat, lahir secara mukjizat dan
dikunjungi oleh para majus.
Sebagaimana umum bahwa orang bertanya kepada orang tua yang
membawa bayi akan umur bayinya, demikian juga orang saat itu akan bertanya,
“berapa umur anakmu?” kepada Bunda Maria. Maka tanggal kelahiran Yesus 25
Desember di tengah malam, akan sudah diketahui sejak abad pertama. Para Rasul
pasti akan sudah menanyakan tentang hal ini dan baik St. Matius dan Lukas
mencatatnya bagi kita. Singkatnya, adalah sesuatu yang masuk akal jika para
jemaat perdana telah mengetahui dan merayakan kelahiran Yesus, dengan mengambil
sumber keterangan dari ibu-Nya.
Kesaksian berikutnya adalah dari para Bapa Gereja, yang
mengklaim tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Kristus sebelum pertobatan
Kaisar Konstantin dan kerajaan Romawi.
Catatan yang paling awal tentang hal ini adalah dari Paus
Telesphorus (yang menjadi Paus dari tahun 126-137), yang menentukan tradisi
Misa Tengah malam pada Malam Natal… Kita juga membaca perkataan Teofilus
(115-181) seorang Uskup Kaisarea di Palestina: “Kita harus merayakan kelahiran
Tuhan kita pada hari di mana tanggal 25 Desember harus terjadi.”[3]
Tak lama kemudian di abad kedua, St. Hippolytus (170-240)
menulis demikian: “Kedatangan pertama Tuhan kita di dalam daging terjadi ketika
Ia dilahirkan di Betlehem, di tanggal 25 Desember, pada hari Rabu, ketika
Kaisar Agustus memimpin di tahun ke-42, …. Ia [Kristus] menderita di umur tiga
puluh tiga, tanggal 25 Mac, hari Jumat, di tahun ke-18 Kaisar Tiberius, ketika
Rufus dan Roubellion menjadi konsul.[4]
Dengan demikian tanggal 25 Mac menjadi signifikan, karena
menandai hari kematian Kristus (25 Mac sesuai dengan bulan Ibrani Nisan 14-
tanggal penyaliban Yesus. Kristus, sebagai manusia sempurna- dipercaya
mengalami konsepsi dan kematian pada hari yang sama, yaitu tanggal 25 Mac…Maka
tanggal 25 Mac dianggap istimewa dalam tradisi awal Kristiani. 25 Mac ditambah
9 bulan, membawa kita kepada tanggal 25 Desember, yaitu kelahiran Kristus di
Betlehem.
St. Agustinus meneguhkan tradisi 25 Mac sebagai konsepsi
Mesianis dan 25 Desember sebagai hari kelahiran-Nya: “Sebab Kristus dipercaya
telah dikandung di tanggal 25 Mac, di hari yang sama saat Ia menderita;
sehingga rahim Sang Perawan yang di dalamnya Ia dikandung, di mana tak seorang
lainpun dikandung, sesuai dengan kubur baru itu di mana Ia dikubur, di mana tak
seorangpun pernah dikuburkan di sana, baik sebelumnya maupun sesudahnya. Tetapi
Ia telah lahir, menurut tradisi, di tanggal 25 Desember."
Di sekitar tahun 400, St. Agustinus juga telah mencatat
bagaimana kaum skismatik Donatist merayakan tanggal 25 Desember sebagai hari
kelahiran Kristus, tetapi mereka menolak merayakan Epifani di tanggal 6
Januari, sebab mereka menganggapnya sebagai perayaan baru tanpa dasar dari
Tradisi Apostolik. Skisma Donatist berasal dari tahun 311, dan ini
mengindikasikan bahwa Gereja Latin telah merayakan hari Natal pada tanggal 25
Desember sebelum tahun 311. Apapun kasusnya, perayaan liturgis kelahiran
Kristus telah diperingati di Roma pada tanggal 25 Desember jauh sebelum
Kristianitas dilegalkan dan jauh sebelum pencatatan terawal dari perayaan pagan
bagi kelahiran Sang Matahari yang tak Terkalahkan. Untuk alasan ini, adalah
masuk akal dan benar untuk menganggap bahwa Kristus benar telah dilahirkan di
tanggal 25 Desember, dan wafat dan bangkit di bulan Mac, sekitar tahun 33.
Sedangkan tentang perhitungan tahun kelahiran Yesus, menurut
Paus Benediktus XVI dalam bukunya Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives,
memang adalah sekitar tahun 7-6 BC. Paus mengutip pandangan seorang astronomer
Wina, Ferrari d’ Occhieppo, yang memperkirakan terjadinya konjungsi planet
Yupiter dan Saturnus yang terjadi di tahun 7-6 BC (yang menghasilkan cahaya
bintang yang terang di Betlehem), yang dipercaya sebagai tahun sesungguhnya
kelahiran Tuhan Yesus.
Tuhan memberkati.
Subscribe to:
Posts (Atom)